PATOLOGI SOSIAL PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) PERSFEKTIF AL-QUR’AN

  • Nasrullah Khumaerah STIKES Mega Resky
    (ID)

Abstract

Persoalan pekerja seks komersial hadir seiring dengan kehadiran manusia itu sendiri
bahkan berkembang dan berubah wajah dari waktu ke waktu mulai dari industri seks
terorganisir seperti panti pijat, rumah bordil, klub malam, serta yang tidak terorganisri seperti
wanita yang menjajakan diri di jalanan. Sebagai salah satu masalah sosial yang meresahkan
masyarakat, pelacur dikenal dengan istilah wanita tuna susila yang disingkat WTS atau
Pekerja Seks Komersial (PSK). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut para pekerja seks
komersial itu adalah sundal, yang berarti perempuan jalang, liar, nakal, dan pelanggar norma
susila. Selain itu istilah yang lain dari kata pelacur adalah lonte yang semakna dengan sundal.
Untuk menjawab permasalahan diatas, Al-Qur‟an sebagai Way of Life memberikan solusi
terkait konsep pendekatan dakwah, strategi komunikasi dan solusi untuk mencegah
munculnya penyakit masyarakat tersebut.

References

Al-Qur‟an dan Tafsirnya Departemen Agama RI.

Al-Qathani, Said bin Ali, Al-Hikmah Fi Da‟wat Ila Allah Ta‟ala,(terj.) Dakwah islam

Dakwah Bijak, Jakarta: Gema Insani Press, 1994.

Amalia, Astry Sandra, “Dampak Lokalisasi Pekerja Seks Komersial (PSK) Terhadap

Masyarakat Sekitar”, Ejournal Administrasi negara, Volume 1, Nomor 2, 2013.

Anonim,”Poliandri dan Dekadensi Moral Perempuan”, http://wahid institute.com.

Apa Kabar Pagi TvOne “Seks Komersial V-Street” bersama Zoya Psikolog dan

Moamar Emka, dalam diskusi tersebut bahwa pelacuran, seks komersial, dan dengan namanama

yang lain sesungguhnya tak akan bisa dihapuskan dimuka bumi ini, ia hadir bersamaan

hadirnya manusia itu sendiri, ia tak akan bisa dihapuskan dengan dalih apapun, penertiban,

etika, moral atau atas nama agama, ia hanya bisa dibina dan dimanagerial sebaik-legal dengan

batas-batas yang apik, diskusi 17 April 2015, pukul 07.00

Aswadi, Tafsir Al-Quran Prodi Sosiologi, Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2002.

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, Jakarta: Penerbit Lentera Abadi,

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka, 1999

Hadi, Sutarto & Bambang Wicaksono Triantoro, Pembinaan Wanita Pekerja Seks

Komersial Pasca Penutupan Lokalisasi, Yogyakarta: PPPK UGM,2001.

Hasibuan, Muhammad Nuh, Peran Penyuluh Agama dalam Pemberdayaan Majelis

Taklim Kaum Ibu dalam Meningkatkan Pemahaman dan Pengalaman Agama, 2010.

Kartono, Kartini, Patologi Sosial, Jakarta: CV. Rajawali, 1998.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999.

Koentjoro, On The Spot: Tutur dari Kaum Pelacur, Yogyakarta: CV. Qalam,2004.

Kurniawan, David, Pelacuran di Surakarta (Studi Kasus Atas Penutupan Resoaslisasi

Silir tahun 1998-2000), Skripsi pada Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Sebelas Maret,

Marzuki, Kekerasan Gender dalam Wacana Rafsir Keagamaan di Indonesia dalam

Persfektif Islam, Artile Humaniora, 2012.

Marzaid, Ahmad, Dakwah dalam Pembinaan Mantan Wanita Susila di Panti Sosial

Bina Karya Wanita Harapan Mulya Kedoya Jakarta Barat”, Skripsi Program Studi

Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah, 2008.

Rohman, Abid, Patologi Sosial Persfektif Al-Qur‟an (Kajian Tafsir Tematik

Sosiologi), artikel dalam goggle.co.id

Sirajd, Sjahuli, Ilmu dakwah Suatu Tinjauan metodologis, Surabaya: IAIN Sunan

Ampel, 1989.

Suyanto, Bagong, Kisah Tragis Anak Perempuan di Industri Seksual Komersial,

Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, 2010.

Published
2017-06-01
Section
Volume III,Nomor 3, Juni 2017
Abstract viewed = 2587 times