Tafsir Sosial atas Kode (Analisis Dekonstruksi Derrida pada Tokoh Margio dalam Novel “Lelaki Harimau”)
Abstract
Penelitian ini mengkaji bagaimana praktik-praktik konsumsi dan produksi yang secara simulasi hadir dalam era konsumerisme. Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana menggambarkan serangkaian kode yang terbentuk secara simulasi pada tokoh Margio dalam novel “Lelaki Harimau”, sekaligus menambah wawasan kajian kebudayan secara kritik. Terkhususnya dengan menerapkan kajian prespektif masyarakat konsumsi (Baudrillard) dan dekonstruksi (Derrida).
Metode penelitian ini adalah kualitatif, dengan menggunakan jenis penelitian analisis teks secara deskriptif dan kritik. Kemudian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, tokoh Margio dalam novel “Lelaki Harimau” digambarkan sebagai protagonist dan ditempatkan sebagai titik ordinat dalam penceritaan. Pembunuhan yang dilakukan Margio terhadap Anwar sadat menggambarkan sebuah sikap heroisme dan patriotisme. Adapun kode yang melekat pada tokoh Margio, dapat diasumsikan menjadi beberapa hal: (1) Margio adalah sebuah fenomena “rasio instrumental”. Hal tersebut juga menyimpulkan Margio sebagai ciri dari, One-dimensional thought and behavior. (2)Kemudian Margio juga dapat diasumsikan sebagai sebuah keadaan situasional mengenai “pembentukan subjek”. Keadaan situasional tersebut lalu menciptakan persamaan antara homo sacer dalam definisi Giorgio Agamben dan tokoh Margio. (3) Parodi mengenai citra-citra kebinatangan juga dapat diasumsikan sebagai kode yang melekat pada Margio.
Dalam proses penelitian interpertatif penggunaaan prespektif sangatlah penting. Oleh karena itu penelitian ini hanya menggambarkan interpertasi dalam prespektif tertentu. Diperlukanya penelitian lebih lanjut dan prespektif baru untuk benar-benar memahami objek kebudayaan. Hasil penelitian ini juga dimaksudkan sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnyaReferences
Ahmad Syafii Maarif, “Tauhid Sosial: Teologi Pemberdayaan Masyarakat” dalam Ahmad Nur Fuad “Dari Reformis hingga Transformatif: Dialektika Intelektual Keagamaan Muhammdiyah” (Cet. I; Malang: Intrans Publishing, 2015)
David Hume, “A Treatise of Human Nature”, dalam Yasraf Amir Piliang dan Audifax, Kecerdasan Semiotik: Melampaui Dialektika dan Fenomena Cet. I; Yogyakarta: Aurora, 2017)
Eka Kurniawan, Lelaki Harimau (Cet, V; Jakarta Pusat: PT Gramedia Pustaka Utama )
Ernst Cassirer, An Essay on Man, dalam Yasraf Amir Piliang dan Audifax, Kecerdasan Semiotik: Melaumpau Dialektika dan Fenomena (Cet. I; Yogyakarta: Aurora, 2017)
Frans Magnis-Suseno, Dari Mao ke Marcuse: Percikan Filsafat Marxis Pasca-Lenin (Cet II; Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2016)
George Ritzer, The Postmodern Social Theory, terj. Muhammad Taufik, Teori Sosial Posmodern (Cet. VI; Yogyakarta: Kreasi Wacana 2010)
Gilles Deleuze, Plato and The Simulacrum, dalam Yasraf Amir Piliang dan Audifax, Kecerdasan Semiotik: Melaumpaui Dialektika dan Fenomena, (Cet. I; Yogyakarta: Aurora, 2017)
Herbert Marcuse, “One-Dimensional Man”, terj. Silvester G. Sukur dan Yusup Priyasudiarja (Cet. I; Yogyakarta: Narasi, 2016)
Herbert Marcuse, “One-Dimensional Man”, Terj. Silvester G.sukur dan Yusup Priyasudiarja, “Manusia Satu Dimensi”. (Cet. I; Yogyakarta: Narasi 2016)
Jacques Derrida, “Of Gramathology” dalam Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies atas Matinya Makna (Cet. I; Yogyakarta: Jalasutra, 2003)
Jacques Derrida, “Posisitions” dalam Yasraf Amir Piliang eds. “Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna”. (Cet I; Yogyakarta: Jalasutra, 2013)
Jean Baudrillard, “Ekatasi Komunikasi”, Terj. Jimmy Firdaus, Eksatasi Komunikasi (Cet. I; Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2006)
Jean Baudrillard, The Ectasy of Communication, terj. Jimmy Firdaus, “Ekstasi Komunikasi”. (Cet. I; Yogyakarta: Kreasi Wacana 2006)
Jenny Jedkins dan Nick Vaughan Williams ed., Critical Theorist and Intenational Relations, Terj. Teguh Wahyu Utomo, Teori-teori Kritis: Menantang Pandangan Utama Studi Politik Internasional (Cet. I, Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2013)