Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/alfikr <p>Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islamditerbitkan oleh&nbsp; Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar. Al-Fikr diterbitkan pertama kali bulan juni 1996 dengan nama jurnal al Fikr : World Journal for Islamic Studies kemudian berubah pada tahun 2002 dengan nama al-Fikr : Jurnal Pendidikan Islam. Al-Fikr adalah jurnal terakreditasi nasional melalui Surat Keputusan Direktorat Pendidikan Tinggi Kemendiknas RI. Nomor 51/DIKTI/Kep/2010 tanggal 5 Juli 2010.</p> Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar en-US Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam 1411-2140 Peran Sosial Media dalam Kampanye Boikot Produk Pro Israel di Indonesia https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/alfikr/article/view/50296 <p>Social media is the most popular communication tool in the world today, including for transnational digital activism activities. Social media helps to voice the voices of ordinary people, build awareness, and spread various ideas to various places. One of them is in the context of the Israeli-Palestinian conflict. The problems that occur in Palestine are therefore important to study. As a global phenomenon that is currently receiving attention from various parties around the world, the Palestinian issue has become a humanitarian issue. For this reason, this paper questions how non-state actors participate in building narratives and efforts to stop war and peace through social media, including in this case Indonesian Muslims. This paper uses a media approach to understand the transnational activism of the Pro-Israel Product Boycott Movement. This study found that with many Indonesians who are young people and active users of social media, the campaign has had an impact on trade and consumption of goods and services from Israeli-affiliated brands or products. Although the reaction from associations, entrepreneurs and related parties was strong enough to encourage the Indonesian government to ban the action. However, the power of civil society and institutions such as the MUI, Muhammadiyah and NU is difficult to contain in this global campaign. This is because the organization and various public figures support it. This explains that although government-level efforts have been made and have not been able to stop the attacks and protect the rights of civilians in Palestine, grassroots strategies can be an alternative to change the global situation and stop the humanitarian crisis that is happening in Palestine.</p> Ilham Riyadi Farahdiba Rahma Bachtiar Copyright (c) 2024 Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam 2024-08-15 2024-08-15 26 2 178 209 10.24252/jumdpi.v26i2.50296 Konsep Kesedihan dalam Al-Qur’an https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/alfikr/article/view/50847 <p>Penelitian ini berangkat dari banyaknya perbuatan negatif yang dilakukan manusia terhadap dirinya sendiri karena ketidakmampuannya mengelola emosi sedih yang dialami. Banyak peristiwa membuat seseorang mengalami kesedihan mendalam seperti takdir tak sesuai dengan apa yang diinginkan, kehilangan orang terkasih, lingkungan sosial yang tidak mendukung, serta tuntutan keluarga dan masyarakat. Tak jarang seseorang yang mengalami kesedihan sulit menemukan solusi, disisi lain cenderung mengambil sikap menyalahkan diri sendiri, mengurung diri, putus asa, dan memilih untuk mengakhiri hidupnya. Padahal Allah telah menurunkan Al-Qur’an sebagai obat dan petunjuk bagi kehidupan umat manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengenai konsep kesedihan dalam Tafsir Rūḥ Al-Bayān karya Ismā‘īl Haqqī. Kesedihan bukan sebatas emosi negatif, tetapi sebuah energi positif yang dapat meningkatkan kedekatan kepada Allah Swt. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yaitu penelitian kepustakaan (libraryresearch), dengan cara deskriptif analisis dengan pendekatan maudhū‘i (tematik tokoh). Hasilnya ialah penulis menemukan bahwa sedih dalam Al-Qur’an menggunakan kata ḥuzn. Kata ḥuzn mewakili kesedihan secara umum baik ringan maupun berat. Menurut Ismā’īl Haqqī kesedihan sebagai ujian dan cobaan dan memiliki dampak positif sebagai kekuatan iman sehingga kesedihan adalah salah satu alternatif untuk menempuh perjalanan spritual dan mendekatkan diri kepada Allah. Adapun cara untuk menghadapi kesedihan: bersikap sewajarnya, berperilaku sabar, tawakal dan berkeluh kesah kepada Allah (berdoa).</p> Jamila Cipta Bakti Gama Copyright (c) 2024 Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam 2024-08-24 2024-08-24 26 2 10.24252/jumdpi.v26i2.50847 Terusan Suez sebagai Pilar Geopolitik dan Ekonomi Mesir di Kancah Internasional https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/alfikr/article/view/50779 <p>Studi ini bertujuan untuk menganalisis peran Terusan Suez sebagai pilar geopolitik dan ekonomi Mesir, dengan fokus pada kontribusinya terhadap kekuatan strategis Mesir, dampak ekonominya, dan pengaruh dinamika politik global terhadap kontrol Mesir atas kanal tersebut. Terusan Suez, sebagai jalur pelayaran utama yang menghubungkan Laut Mediterania dengan Laut Merah, memiliki peran besar dalam perdagangan internasional dan strategi global. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis dokumen untuk mengevaluasi dampak ekonomis, strategis, dan politik dari Terusan Suez. Data dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk laporan resmi dan literatur akademik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Terusan Suez secara signifikan meningkatkan kekuatan strategis Mesir dengan memberikan kendali atas jalur perdagangan utama global dan meningkatkan pendapatan negara melalui biaya pelayaran. Namun, kontrol Mesir atas terusan ini juga terpengaruh oleh dinamika politik global, termasuk ketegangan internasional dan kebijakan ekonomi global yang mempengaruhi peran strategisnya. Diskusi menunjukkan bahwa Mesir harus menyeimbangkan kepentingan nasional dengan tekanan internasional untuk mempertahankan keuntungan strategis dan ekonominya. Kesimpulan penelitian ini menyatakan bahwa Terusan Suez tetap merupakan aset strategis penting bagi Mesir, tetapi tantangan global harus dikelola dengan hati-hati untuk memastikan keberlanjutan manfaat ekonomis dan strategisnya. Implikasi dari temuan ini menyarankan perlunya kebijakan adaptif dan strategi diplomasi untuk mengamankan posisi Mesir di kancah global.</p> Kaslam Rahmat Hidayat Muh. Rifki Syasih Rusman Muhammad Anugerah Riska Damayanti Copyright (c) 2024 Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam 2024-08-18 2024-08-18 26 2 10.24252/jumdpi.v26i2.50779 Perspektif Islam terhadap Migrasi Desa-Kota dan Perubahan Struktur Sosial di Pedesaan Sulawesi Selatan https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/alfikr/article/view/51066 <p>Migrasi desa-kota merupakan fenomena yang sedang tren di Sulawesi Selatan dan&nbsp; membawa dampak besar terhadap struktur sosial di pedesaan. Perubahan ini mempengaruhi struktur keluarga, pekerjaan, dan hubungan sosial, yang kemudian memicu perlunya kajian mendalam dari perspektif Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak migrasi desa-kota terhadap perubahan struktur sosial di pedesaan Sulawesi Selatan serta menganalisis fenomena ini melalui lensa ajaran Islam. Metode penelitian yang digunakan meliputi studi literatur mengenai migrasi dan perubahan sosial, serta analisis teks-teks Islam (Al-Qur'an dan Hadis) yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa migrasi menyebabkan fragmentasi struktur sosial tradisional di pedesaan, terutama dalam hubungan kekeluargaan dan kohesi sosial. Namun, ajaran Islam memberikan panduan yang dapat membantu komunitas dalam mengatasi perubahan ini, termasuk melalui penguatan ikatan keluarga dan penerapan prinsip keadilan sosial. Implikasi dari temuan ini adalah pentingnya integrasi nilai-nilai Islam dalam kebijakan dan program pengembangan pedesaan untuk mempertahankan keseimbangan sosial di tengah dinamika migrasi. Selain itu, penelitian ini menyarankan agar lembaga keagamaan dan pemerintah berkolaborasi dalam upaya pemberdayaan masyarakat pedesaan guna mengurangi dampak negatif migrasi.</p> Suriyani Copyright (c) 2024 Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam 2024-09-02 2024-09-02 26 2 10.24252/jumdpi.v26i2.51066 Krisis Identitas di Kalangan Generasi Z dalam Perspektif Patologi Sosial pada Era Media Sosial https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/alfikr/article/view/51032 <p>Artikel ini membahas krisis identitas di kalangan Generasi Z dalam konteks media sosial dan patologi sosial, serta menawarkan perspektif Islam sebagai solusi. Generasi Z, lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, menghadapi tantangan dalam mempertahankan identitas budaya dan pribadi di era digital yang cepat. Media sosial, meskipun bermanfaat, sering memperburuk krisis identitas dengan menyediakan platform untuk perbandingan sosial dan validasi eksternal, yang dapat mengakibatkan kecemasan, depresi, dan alienasi sosial. Penyalahgunaan narkoba, perilaku agresif seperti tawuran, ketergantungan pada ideologi ekstrem, dan konsumerisme berlebihan adalah beberapa bentuk patologi sosial yang muncul akibat ketidakpastian identitas ini. Artikel ini juga mengaitkan krisis identitas dengan fenomena berita hoaks yang menyebar luas di media sosial, serta dampak ketergantungan pada ideologi ekstrem. Dari perspektif Islam, artikel ini merujuk pada dalil al-Qur'an dan hadis yang menekankan pentingnya menjaga identitas dan moralitas, seperti QS. Al-A'raf: 31 dan QS. Al-Baqarah: 143, serta hadis terkait, memberikan panduan bagi Generasi Z untuk menghadapi tantangan identitas sesuai nilai-nilai Islam. Untuk mengatasi krisis identitas dan patologi sosial yang terkait, artikel ini menyarankan integrasi nilai-nilai Islam dalam pendidikan dan penggunaan media sosial, serta upaya kolektif dari pemerintah, masyarakat, dan individu untuk membangun lingkungan yang mendukung pertumbuhan identitas yang sehat dan positif.</p> Akilah Mahmud Copyright (c) 2024 Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam 2024-08-31 2024-08-31 26 2 10.24252/jumdpi.v26i2.51032 Studi Kritis Terhadap Sistem Kerja Keilmuan https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/alfikr/article/view/49342 <p><em>Untuk mengetahui adanya kebenaran ilmiah suatu objek, perlu adanya suatu sistem, yaitu hubungan yang fungsional dan konsisten antara bagian-bagian yang terkandung dalam sesuatu sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh. Hubungan semacam itu tidak lain adalah untuk mencapai satu tujuan, yaitu kebenaran ilmiah. Pendekatan dalam metode ilmiah yang dapat mengantarkan pada sistem kerja keilmuan terdiri dari dua, yaitu pendekatan deduktif dan induktif, berdasarkan metode pendekatan ini, tahapan sistem kerja keilmuan adalah, 1. Pengamatan, 2. Klasifikasi data, 3. Generalisasi empiris, 4. Melakukan eksperimen, 5. Hipotesis, 6. Verifikasi, dan 7. Menyimpulkan teori berdasarkan fakta dan data yang telah diuji</em></p> Sitti Nur Fatimah Indo Santalia Abdullah Talib Copyright (c) 2024 Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam 2024-08-24 2024-08-24 26 2 10.24252/jumdpi.v26i2.49342 Strategi Dakwah KH. Lanre Said https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/alfikr/article/view/49099 <p>The method of da'wah represents a systematic approach to delivering religious material to achieve specific objectives. The implementation of da'wah activities requires appropriate and effective strategies. The process of conveying the message of da'wah must be conducted accurately and relevantly to the intended audience. The legal basis for da'wah has been established in the Qur'an and Hadith. Referring to Surah An-Nahl verse 125 of the Qur'an, Muslims are not only commanded to carry out da'wah but are also provided guidelines regarding the methodology of its implementation. This verse outlines that da'wah should be conducted in a wise manner and in harmony with the principles of religious teachings.</p> <p>This research examines the da'wah strategy of KH. Lanre Said, a prominent Islamic figure and preacher in Sulawesi, based on the book "JEJAK DAKWAH KH. LANRE SAID Ulama Pejuang dari DI/TII hingga Era Reformasi" (The Da'wah Trail of KH. LANRE SAID: A Warrior Scholar from DI/TII to the Reformation Era). This study employs a library research method with a qualitative approach. Data is collected through observation, documentation, and interviews, with the researcher as the primary instrument. The research focuses on KH. Lanre Said's da'wah journey from the Dutch colonial period to the establishment of his Islamic boarding school. The researcher's tasks include determining the research focus, selecting informants, collecting data, evaluating data quality, analyzing, interpreting, and drawing conclusions based on findings. The approach used is a qualitative method, where data is processed in the form of verbal descriptions. The aim is to present the research results clearly and comprehensively, both for the researcher and readers, and to avoid ambiguity in understanding the research findings.</p> Ilham Abdul Havid Abu Haif Copyright (c) 2024 Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam 2024-08-16 2024-08-16 26 2 10.24252/jumdpi.v26i2.49099 Al-Adah Al-Muhakkamah https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/alfikr/article/view/49015 <p>Al-Adah al-Muhakkamah yaitu adat adalah hukum. Secara etimologi kata al-Adah berarti pengulangan baik berupa perkataan atau perbuatan. Secara terminologi al-Adah berarti sebuah kecenderungan berupa ungkapan atau pekerjaan pada suatu obyek tertentu sekaligus pengulangan akumulatif pada obyek pekerjaan dimaksud, baik dilakukan oleh pribadi maupun kelompok. Terdapat beberapa macam kaidah turunan dari al-Adah al-Muhakkamah yang masing-masing berorientasi pada adat kebiasaan masyarakat yang dapat dijadikan landasan hukum. Namun tidak semua adat dapat dijadikan sebagai landasan hukum. Hanya adat yang tidak bertentangan dengan syariat dapat dijadikan sebagai landasan hukum dalam hukum Islam.</p> Aristan Abdul Rauf Muhammad Amin Andi Achruh Copyright (c) 2024 Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam 2024-08-24 2024-08-24 26 2 10.24252/jumdpi.v26i2.49015 Peran Moderasi Beragama dalam Meredam Potensi Konflik di Era Digital https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/alfikr/article/view/52344 <p><em>Penggunaan media sosial telah meningkat pesat, membawa dampak signifikan pada hubungan antarumat beragama. Moderasi beragama menjadi pendekatan penting untuk meredam potensi konflik di era digital. Penelitian ini bertujuan mengkaji peran moderasi beragama dalam mengurangi ketegangan dan konflik antar kelompok agama di platform digital. Dengan pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian ini menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan analisis konten dari media sosial seperti Facebook, Twitter, dan forum online. Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan moderasi beragama berperan signifikan dalam meredam konflik di media sosial. Kampanye dan konten yang mempromosikan nilai moderasi meningkatkan toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Moderasi beragama penting dalam menjaga kerukunan dan mengurangi konflik di era digital. Diperlukan upaya kolaboratif antara pemimpin agama, masyarakat, dan platform digital untuk mempromosikan moderasi beragama secara efektif. Penelitian lebih lanjut direkomendasikan untuk mengeksplorasi strategi-strategi spesifik yang dapat memperkuat moderasi beragama di media sosial.</em></p> Rusmin Abdul Rauf Andi Tazkirah Tawakkal Neliza Astrid Lutfia Copyright (c) 2024 Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam 2024-11-11 2024-11-11 26 2 10.24252/jumdpi.v26i2.52344 Studi Hadis di Kalangan Orientalis https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/alfikr/article/view/49543 <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family: 'Cambria','serif';">nitially, Orientalism was the way Western scholars interpreted the development and progress of Eastern countries, encompassing aspects such as religion, language, culture, history, and others. However, over time, the focus of Orientalists increasingly turned towards the Arab and Islamic world. One area of particular interest in Islamic studies has been the field of Hadith. Many Orientalists, such as Ignaz Goldziher and Joseph Schacht, have been involved in researching Hadith. Goldziher argued that the majority of Hadith cannot be considered entirely as teachings originating directly from the Prophet.</span></p> Alda Syam Tasbih La Ode Ismail Ahmad Copyright (c) 2024 Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam 2024-08-24 2024-08-24 26 2 10.24252/jumdpi.v26i2.49543 Periwayatan Hadis https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/alfikr/article/view/46300 <p><em>Hadith is the second source of Islamic teachings after the al-Qur'an, which is used as a guide and controller in the lives of Muslims. In the branch of science called Ulumul Hadith, there is a way to narrate a hadith properly and correctly to avoid mistakes in narrating the hadith. Hadith narration technique is a method or method used by someone in the activity of receiving and conveying hadith, as well as relying on the hadith to a series of transmitters using certain terms or symbols. There are two forms of narrating hadith, namely, narration with lafadz and narration with meaning. Muhadditsin has studied the conditions that must be fulfilled by a narrator in receiving and conveying hadith. Then, in carrying out hadith narration, the majority of scholars divide them into eight methods of narration, namely, as-sima' min lafdzhi as-syaikh (hearing from the teacher's words), al-qiraatu 'ala as-shaykh (reading to the sheikh), ijazah, munawalah (submission ), al-kitabah (notes), al-I'lam (announcement), testament, and al-wijadah (acquisition).</em></p> Jusmiati Sulkifli Idrus Copyright (c) 2024 Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam 2024-08-24 2024-08-24 26 2 10.24252/jumdpi.v26i2.46300 Santri dan Toleransi Beragama https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/alfikr/article/view/50730 <p><em>Pemahaman Santri mengenai toleransi beragama dan upaya Pondok Pesantren Babul Khaer dalam menanamkan nilai toleransi kepada Santri. Artikel ini menggunakan &nbsp;penelitian lapangan (field research) yang menggunakan metode kualitatif deskriptif dan menggunakan pendekatan sosiologis dan teologis. Santri memiliki perspektif yang berbeda tentang toleransi karena keanekaragaman pemikiran mereka, kemampuan mereka untuk menelaah, berbagai pengalaman keagamaan, dan sumber pendidikan lainnya. Upaya Pondok Pesantren untuk memberikan pemahaman tentang toleransi beragama kepada santri, yaitu: a)Penanaman nilai toleransi melalui pelajaran/kurikulum; b) Penanaman nilai toleransi melalui kegiatan ekstrakulikuler; c) Penanaman nilai toleransi dalam keseharian. pondok pesantren akan menjadi tempat dimana nilai-nilai toleransi diterapkan, dengan menyediakan kegiatan dan pelajaran yang bersifat multireligius, secara konsisten memberikan wadah pertemuan antar agama, kultur, dan budaya yang lebih luas, dan secara aktif memberikan pengalaman keagamaan dan pengawalan kepada santri melalui penyediaan alat dan literatur yang lebih baik</em></p> Guruh Ryan Aulia Ramadan Surgawi Copyright (c) 2024 Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam 2024-08-16 2024-08-16 26 2 10.24252/jumdpi.v26i2.50730