Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/alfikr
<p><strong>Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam</strong> merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. Sejak awal penerbitannya pada Juni 1996, jurnal ini hadir dengan nama <em>Al-Fikr: World Journal for Islamic Studies</em>, yang mencerminkan fokusnya pada kajian pemikiran Islam dalam konteks global. Namun, pada tahun 2002, nama jurnal ini mengalami perubahan menjadi <em>Al-Fikr: Jurnal Pendidikan Islam</em>, sejalan dengan perluasan dan pendalaman fokus kajiannya pada bidang pendidikan Islam. Sebagai pengakuan atas kualitas dan kontribusinya terhadap dunia akademik, <em>Al-Fikr</em> berhasil meraih status sebagai jurnal terakreditasi nasional melalui Surat Keputusan Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 51/DIKTI/Kep/2010 tertanggal 5 Juli 2010. Dengan status tersebut, <em>Al-Fikr</em> tidak hanya menjadi media penting dalam pengembangan kajian Islam, tetapi juga berperan sebagai forum dialog ilmiah yang menghubungkan para akademisi, peneliti, dan praktisi pendidikan Islam di tingkat nasional maupun internasional.</p>Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassaren-USJurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam1411-2140SEJARAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN QAWAID AL-TAHDIS
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/alfikr/article/view/54110
<p><em>Artikel ini membahas tentang sejarah pertumbuhan dan perkembangan qawaid al-tahdis. Dalam artikel ini terdapat beberapa topik penting yang akan menjadi fokus bahasan yaitu, sejarah kelahiran dan pertumbuhan qawaid al-tahdis serta sejarah pembukuan dan pembakuan qawaid al-tahdis. Oleh karena itu maka perlu kiranya menjelaskan hal-hal tersebut agar tidak menimbulkan kekeliruan dalam memahami sejarah perkembangan qawaid al-tahdis. Pengkajian masalah ini dilakukan dengan cara melakukan kajian pustaka dengan pendekatan historis yang bertujuan untuk mengetahui historisitas pertumbuhan dan perkembangan qawaid al-tahdis. Maka kesimpulannya adalah sejarah pertumbuhan dan perkembangan qawaid al-tahdis telah semenjak masa Nabi saw. hingga masa sahabat Nabi saw. dan pada generasi inilah para sahabat mulai membuat kaidah dalam menerima maupun meriwayatkan hadis yang datang dari Nabi saw. Qawaid al-tahdis mulai berkembang secara pesat di generasi setelah sahabat Nabi saw. di akhir masa generasi sahabat kecil memasuki tabi’in besar yang mencapai puncak pembukuan dan pembakuan diakhir abad ke tiga memasuki awal abad ke empat ditandai dengan banyaknya ulama yang menulis kitab-kitab tentang qawaid al-tahdis.</em></p>Fadhlina Arief WangsaMuhammad Baitullah
Copyright (c) 2025 Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam
2025-02-222025-02-22270110.24252/jumdpi.v27i01.54110Hadith Review on Beauty: A Living Sunnah Study of Calligraphy as a Medium in Prospering the Mosque in Banyuanyara Village, Sanrobone District, Takalar Regency
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/alfikr/article/view/54406
<p><em>This study describes the public perception and implementation of living sunnah values towards the hadith about the beauty of calligraphy as a medium in prospering the mosque in Banyuanyara Village, Sanrobone District, Takalar Regency. The analytical knife used in this research is living sunnah, using a descriptive qualitative method to explore the implementation of living sunnah in the community. The results showed that the community has different perceptions regarding calligraphy in the mosque. Some people think that calligraphy is not important because the essence of a mosque is a place of worship; the most important thing is the comfort of the mosque for worship. However, some people also think that calligraphy is an important component of the mosque as a form of beautifying the mosque and providing visual comfort to the congregation. The implementation of living sunnah values towards the object of research, namely: calligraphy as a medium for da'wah, reading the Qur'an in a mosque that has calligraphy can provide psychological calm to the congregation, and as an effort to understand the verses of Allah swt indirectly with the calligraphy in the mosque.</em></p>Radhie MunadiI Gusti Bagus Agung Perdana RayynFathur Rahman Al-Fikri
Copyright (c) 2025 Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam
2025-02-222025-02-22270110.24252/jumdpi.v27i01.54406أهمية التربية الاجتماعية وعلاقتها بمقاصد القرآن الكريم والسنة النبوية: قصص أولي العزم من الرسل نموذجًا
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/alfikr/article/view/54655
<p>Social education in Islam has a clear purpose because it comes through stages that begin with individual, family and community guidance and is based on the principles of the Qur'an and Sunnah, the story of the Apostle Ūlū al Āzm is among the stories of the Prophet which has many lessons and benefits that can be taken for life in the world. So this research seeks to uncover the purpose of the story of Rasul Ūlū al Āzm and reveal the meanings of social education contained therein based on verses of the Qur'an and Hadith. This research uses a descriptive method of analysis to look at the concept of social education in Islam based on the principles of the Qur'an and Sunnah. Among the conclusions of this study is that the objectives of the Quran and Sunnah are directly proportional to the concept of education in Islam in producing pious servants on earth, by paying attention to the aspects of the 3 main principles, namely creed, tazkiyah and prosperity, while the story of the Apostle Ūlū alĀzm contained in the Quran and Hadith is a means to achieve these main objectives.</p> <p>Keywords: <em>Ū</em><em>l</em><em>ū</em><em> al Āzm</em>, Social Education, A Study of the Maqasid of al-Quran and al-Sunnah.</p>FADHLI ANANDASaadeldin Mansour Gasmelsid
Copyright (c) 2025 Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam
2025-02-272025-02-27270110.24252/jumdpi.v27i01.54655