Uji Coba Empat Varietas Kedelai di Kawasan Pesisir Berbasis Biokompos

  • Yudhi Harini Bertham Universitas Bengkulu
    (ID)
  • Nur Aini Universitas Bengkulu
    (ID)
  • Bambang Gonggo Murcitro Universitas Bengkulu
    (ID)
  • Abimanyu Dipo Nusantara Universitas Bengkulu
    (ID)

Abstract

This study aims to obtain soybean varieties that are able to grow well and produce high in biocomposite coastal areas. This study was compiled using Randomized Block Design (RAKL) with single factor consisting of four varieties of soybeans namely Wilis, Grobogan, Detam I and Detam II. The results showed that the varieties of Wilis produce the highest plant height 63,13 cm, the highest percentage of pods per plant is 91,12%, the highest number of seeds per plant is 249,56 pieces, the heaviest seed weight per plant is 30,92 gram, while the Grobogan which produce the heaviest dry weight is 7,92 g, the highest K absorption is 0,22 g and the highest 100 seed weight is 18,00 g. Thus, the varieties of Wilis and Grobogan have higher adaptation rates than the Detam 1 and Detam II varieties, which has the potential to be developed in coastal areas.

References

Bakar BA dan Chairunas. 2012. Kajian Adaptasi Beberapa Varietas Unggul Baru Kedelai di Provinsi Aceh. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. 15 November 2011. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. hal. 126-123.

Bakhtiar, Hidayat T, Jufri Y, Safriati S. 2014. Keragaan Pertumbuhan dan Komponen Hasil Beberapa Varietas Unggul Kedelai di Aceh Besar. J. Floratek. vol 9(2): 46-52. https://doi.org/10.24815/floratek.v9i2.1999.

Balitkabi. 2008. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Malang: Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/. Diakses Desember 2017.

Balitkabi. 2011. Varietas Unggul Kedelai. Edisi Khusus Penas XIII. Malang: Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/. Diakses Desember 2017.

Barus J. 2013. Potensi Pengembangan dan Budidaya Kedelai pada Lahan Suboptimal di Lampung. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal. 20-21 September 2013. Palembang: Universitas Sriwijaya. ISBN 979-587-501-9. hal 1-12.

Berlian Z, Syarifah S, Sari DS. 2015. Pengaruh Pemberian Limbah Kulit Kopi (Coffea robusta L.) terhadap Pertumbuhan Cabai Keriting (Capsicum annum L.). Jurnal Biota. vol 1(1):22-32.

Caldwell CR, Britz SJ, Mirecki RM. 2005. Effect of Temperature, Elevated Carbon Dioxide, and Drought during Seed Development on the Isoflavone Content of Dwarf Soybean [Glycine max (L.) Merrill] Grown in Controlled Environments. J. Agric. Food Chem. vol 53(4): 1125-1129. https://doi.org/10.1021/jf0355351.

Cornell SE, Jickells TD, Cape JN, Rowland AP. Duce RA. 2003. Organic Nitrogen Deposition on Land and Coastal Environments: A Review of Methods and Data. Atmospheric Environment. vol 37(16): 2173-2191. https://doi.org/10.1016/S1352-2310(03)00133-X.

Darliah IS, de Vress DP, Handayani W, Herawati T dan Sutater T. 2001. Variabilitas Genetik, Heritabilitas dan Penampilan Fenotipik 18 Klon Mawar di Cipanas. J. Hort. vol 11(3): 148-154.

Ghulamahdi M, Aziz SA, Melati M, Dewi N, Rais SA. 2006. Aktivitas Nitrogenase, Serapan Hara dan Pertumbuhan Dua Varietas Kedelai Pada Kondisi Jenuh Air dan Kering. Jurnal Agronomi Indonesia. vol 34 (1): 32-38. http://dx.doi.org/10.24831/jai.v34i1.1272.

Hartman GL, West ED, Herman TK. 2011. Crops that feed the World 2. Soybean-worldwide production, use, and constraints caused by pathogens and pests. Food Security. vol 3(1): 5-17.

Kementerian Pertanian. 2015. Produksi Kedelai Menurut Provinsi. http://www.litbang.pertanian.go.id/. Diakses Desember 2017.

Lasabuda R. 2013. Pembangunan Wilayah Pesisir Dan Lautan Dalam Perspektif Negara Kepulauan Republik Indonesia. Jurnal Ilmiah Platax. vol. I-2: 92-101.

Liferdi L dan Poerwanto R. 2010. Korelasi Konsentrasi Hara Nitrogen Daun dengan Sifat Kimia Tanah dan Produksi Manggis. J. Hort. vol 21(1): 14-23. http://dx.doi.org/10.21082/jhort.v21n1.2011.p14-23.

Mellawati J. 2002. Reduksi Biologi dari Limbah Pabrik Kopi Menggunakan Cacing Tanah Eisenia foetida. Buletin Kimia. vol (2): 28-34.

Muhuria L, Sopandie D, Khumaida N, Trikoesoemaningtyas, Darusman LK, Jane T. 2007. Mekanisme fisiologi dan pewarisan sifat toleransi kedelai (Glycine max (L) Merrill) terhadap intensitas cahaya rendah. [Disertasi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Nilahayati dan Putri LAP. 2015. Evaluasi Keragaman Karakter Fenitope Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.) di Daerah Aceh Utara. J. Floratek. vol 10: 36-45. https://doi.org/10.24815/floratek.v10i1.2328.

Noaman MN. 2004. Effects of Potassium and Nitrogen Fertilizers on the Growth and Biomass of Some Halophytes Grown under High Level of Salinity. J. Agron. vol 3(1): 25-30. http://dx.doi.org/10.3923/ja.2004.25.30.

Pemerintah Provinsi Bengkulu. 2015. Geologi Pemerintah Provinsi Bengkulu. http://bengkuluprov.go.id/. Diakses Desember 2017.

Rajiman, Yudono P, Sulistyaningsih E, Han-udin E, 2008. Pengaruh Pembenah Tanah Terhadap Sifat Fisika Tanah dan Hasil Bawang Merah Pada Lahan Pasir Pantai Bugel Kabupaten Kulon Progo. J. Agrin. vol 12(1): 67-77. http://dx.doi.org/10.20884/1.agrin.2008.12.1.80.

Rozison, Suryati D, Ganefianti DW. 2012. Karakterisasi Galur-Galur Harapan Kedelai Yang Efisien Menggunakan Fosfor. [Tesis]. Bengkulu: Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu.

Saptiningsih E. 2007. Peningkatan Produktivitas Tanah Pasir Untuk Pertumbuhan Tanaman Kedelai dengan Inokulasi Mikorhiza dan Rhizobium. Bioma: Berkala Ilmiah Biologi. vol 9(2): 58-61. http://dx.doi.org/10.14710/bioma.9.2.58-61.

Shi Z, Li Y, Wang RC, Makeschine F. 2005. Assessment of Temporal and Spatial Variability of Soil Salinity in a Coastal Saline Field. Environmental Geology. vol 48(2): 171-178. http://dx.doi.org/10.1007/s00254-005-0035-x.

Sahputra A, Barus A, Sipayung R. 2013. Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Kompos Kulit Kopi dan Pupuk Organik Cair. Jurnal Online Agroekoteknologi. vol 2(1): 26-35.

Simanjuntak A, Lahay RR, Purba E.2013. Respon Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Pupuk NPK dan Kompos Kulit Buah Kopi. Jurnal Online Agroekoteknologi. vol 1(3): 362-373.

Simarmata R dan Sukiman H. 2015. Efikasi Burkholderia cepacia GL3 dalam Memacu Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max). Biogenesis. vol 3(2): 76-80. https://doi.org/10.24252/bio.v3i2.930.

Sitorus SRP, Kusumastuti E. Badri LN. 2008. Karakteristik dan Teknik Rehabilitasi Lahan Pasca Penambangan Timah di Pulau Bangka dan Singkep. Jurnal Tanah dan Iklim. vol 27:57-74.

Soegito dan Arifin. 2004. Pemurnian dan Perbanyakan Benih Penjenis Kedelai. Malang: Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/. Diakses Desember 2017.

Sulastiningsih NWH, Suharsono, Aris T. 2013. Uji Daya Hasil Beberapa Galur Kedelai (Glycine max L. Merr) di Mataram pada Dua Musim Tanam. [Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Sumardi. 2008. Prinsip Silvikultur Reforestasi dalam Rehabilitasi Formasi Gumuk Pasir di Kawasan Pantai Kebumen. Prosiding Seminar Nasional Silvikultur Rehabilitasi Lahan: Pengembangan Strategi untuk Mengendalikan Tingginya Laju Degradasi Hutan. 24-25 November 2008. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada. hal. 58-65.

Sunardi dan Sarjono Y. 2007. Penentuan Kandungan Unsur Makro pada Lahan Pasir Pantai Samas Bantul dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN). Prosiding PPI-PDIPTN. 10 Juli 2007. Yogyakarta: Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). hal. 123-129.

Wirnas D, Widodo I, Sobir, Trikoesoemaningtyas, Sopandie D. 2006. Pemilihan Karakter Agronomi untuk Menyusun Indeks Seleksi pada 11 Populasi Kedelai Generasi F6. Jurnal Agronomi Indonesia. vol 34(1): 19-24. http://dx.doi.org/10.24831/jai.v34i1.1270.

Yuwono NW. 2009. Membangun Kesuburan di Lahan Marginal. Ilmu Tanah dan Lingkungan. vol 9(2): 137-141.

Published
2018-05-09
Section
Research Articles
Abstract viewed = 929 times