Jurnal Pendidikan Kreatif
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jpk
<p>Pendidikan Kreatif is a scholarly journal published by Faculty of Tarbiyah and Teaching, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. </p> <p>Jurnal Title : Jurnal Pendidikan Kreatif<br>ISSN :<a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20230331301352150" target="_blank" rel="noopener"> <strong>P-ISSN: 2987-3231</strong></a> (print) | <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20221006261663800" target="_blank" rel="noopener"><strong>E-ISSN: 2963-4083</strong></a> (online)<br>DOI Prefix : Prefix <a href="https://search.crossref.org/search/works?q=pendidikan+kreatif&from_ui=yes" target="_blank" rel="noopener">10.24252</a> by Crossref<br>Editor in Chief : <a href="https://scholar.google.com/citations?user=QQsC0C8AAAAJ&hl=id&oi=ao" target="_blank" rel="noopener">Dr. Muhammad Yahdi, M.Ag.</a><br>Managing Editor :<a title="GS" href="https://scholar.google.com/citations?user=lZfOiQUAAAAJ&hl=id&oi=ao" target="_blank" rel="noopener"> Dr. Muhammad Rusmin B, M.Pd.I</a><br>Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar<br>Frequency : 2 issues per year (Juni, Desember)<br>Citation Analysis : <a href="https://app.dimensions.ai/discover/publication?and_facet_source_title=jour.1457914" target="_blank" rel="noopener">Dimensions</a>|<a href="https://scholar.google.com/citations?hl=en&user=Bi2Gp0cAAAAJ&view_op=list_works&gmla=AHoSzlU4AX7CVPTUxrCaMoxH3FALgga36YeBzxDydAbV0TUSGtX9FEv64kKDs600YCETO_VUh_YyknBoiWlhjrs5" target="_blank" rel="noopener">Google Scholar</a></p> <p><strong>Journal Secretariat: </strong>Jl. H. M. Yasin Limpo No. 36 Romangpolong Kab. Gowa, Sulawesi Selatan Kode Pos 92113, Gedung Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar</p> <p><strong>Email:</strong> [email protected] </p>en-US[email protected] (Baharuddin)[email protected] (Baharuddin)Tue, 20 Feb 2024 12:15:34 +0000OJS 3.1.2.4http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss60Perubahan Sosial Perspektif Pendidikan Islam
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jpk/article/view/45760
<p>Social change is any change in social institutions in a society, which affects its social system, including values, attitudes, and behavioral patterns among groups in society. Social changes have a huge influence on Islamic education in various aspects. This has particular implications that Islamic education as a social institution must be dynamic and open to various changes according to differences in socio-cultural loci and developments over time. Therefore, although historically Islamic education has shown its dynamism in responding to social change, many stereotypes are still attached to typical Islamic education institutions to this day, such as the narrowness of the curriculum, lack of professionalism of teaching staff, and scientific dichotomy.</p>Sitti Riadil Janna
Copyright (c) 2024 Sitti Riadil Janna
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jpk/article/view/45760Tue, 20 Feb 2024 00:00:00 +0000Epistemologi Islam: Perspektif Empirisme dan Rasionalisme
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jpk/article/view/45729
<p>Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, tetapi banyak disalahgunakan dalam fungsinya dari arah pencapaian tujuan ilmu pengetahuan berupa kesejahteraan dan kebahagiaan hidup. Berbagai krisis yang dialami oleh ummat manusia diakibatkan dari perkembangan ilmu dan teknologi yang mengabaikan kepentingan jangka panjang yakni kelestarian alam tempat manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Ilmu pengetahuan yang dikembangkan harus berpijak pada tujuan ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu kesejahteraan dan kebahagiaan ummat manusia dengan landasan moral dan etika. Karena itu epistemologi yang mesti dikembangkan adalah apa yang dapat diketahui dan bagaimana cara mengetahuinya, “<em>what can we know, and how do we know it</em>”. Indra dan akal secara bersama-sama memperkuat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai ilmu yang niscaya dalam kehidupan. Tuhan adalah sumber dari segala obyek yang diilmui. Dua obyek ilmu yang sifatnya berdimensi <em>syah{a<<>dah </em>dan <em>gaib</em> menuntut adanya yang memungkinkan terjadinya kontak dengan kedua alam itu. Ilmu diperoleh melalui indra (indra lahir dan indra batin) disebut ilmu yang <em>empiric</em>. Sedang pengetahuan akal atau rasioanlisme , yakni pengetahuan yang diperoleh melalui akal untuk mengenal dan menyelami tanda-tanda kebesaran Tuhan dalam alam ciptaan-Nya serta hikmah yang terkandung di dalamnya. Informasi tentang indra dan akal diambil dari al-Qur’an dengan mengkaji ayat-ayat epistemologi secara bersama-sama untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.</p> <p> </p>Nuryamin
Copyright (c) 2024 nuryamin
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jpk/article/view/45729Tue, 28 May 2024 00:00:00 +0000Wujud Allah, Ilmu Allah dan Ma’iyatullah
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jpk/article/view/47634
<p><em>Wujud is the first of the twenty attributes god ought to be. We believe in god almighty. It exists. Surely god is with his dz(god himself) not through any mediator. And what a obligatory form god is, it cannot be accompanied by nothing. God's form almighty. It wasn't through any medium. It wasn't created by anyone. Because if it is manifest through the medium, then god almighty. It will be just like it needs an intermediary to realize. God almighty. Not like his creatures. The existence of god is the dsubstance of god itself. God is something we must believe in. The meaning of the word duty itself is that when there is not a single image in the sense of the word it is there must be a god. Not impossible and not possible. God is not presented. it does not exist. Unlike its creatures or creations that existed after the beginning. Like a man born of his mother's belly. That man now exists after being born that never existed. Whereas god almighty. He didn't look like that. Proof of god's godship. Is this whole natural thing. How could this universe exist if no one created it? How can this world and all of it function so well when nothing isin control? Then the existence of this whole realm, this world, is proof of god. It exists. There is. No one knows the form of god. Also, there is no Kora</em><em>t</em><em>n or prophetic explanation of this. The explanation is that god cannot be imagined by human imagination. Therefore, thinking of god's form can only stress us because our logic will not lead to anything. Furthermore, it can potentially depreciate in faith because human nature is prone to depression when in a confused, rational condition, unable to suppress the urge for curiosity. Therefore, god recommends that to know the existence of god, we should simply pay attention to his creatures in order to increase our confidence in god's existence and increase our confidence in him to do his commandments and to walk away from them and that all that god has stated in the Koran is true. </em></p> <p><em> </em></p>Wahyuddin
Copyright (c) 2024 Wahyuddin
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jpk/article/view/47634Sat, 29 Jun 2024 00:00:00 +0000Pengaruh Ikhtilaf Ulama Dalam Perkembangan Fikih
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jpk/article/view/45996
<p style="font-weight: 400;">Dalam lapangan fikih, perbedaan faham dan cara pandang, adalah sesuatu yang alamiah, ilmiah dan tidak mungkin dihindari. Alamiah karena secara fitri, cara pandang manusia itu tidak selalu sama. Ilmiah, karena teks-teks syari’ah (al-Quran dan al-sunnah) memberikan ruang-gerak bagi kemungkinan untuk berbeda pemahaman. Dalam perkembagan berikutnya, perbedaan pendapat inilah yang kemudian melahirkan madzhab-madzhab Islam yang masih menjadi pegangan masyarakat Islam sampai sekarang. Pangkal perbedaan ulama adalah tingkat berbeda antara pemahaman manusia dalam menangkap pesan dan makna, mengambil kesimpulan hukum, menangkap rahasia syariat dan memahami ‘illat hukum. Semua ini tidak bertentangan dengan kesatuan sumber syariat. Karena syariat Islam tidak saling bertentangan satu sama lainnya. Dari berbagai keterangan dan sejarah perkembangan hukum Islam menunjukkan bahwa, perbedaan pendapat semenjak masa Nabi Muhamamad, masa sahabat, tabi’in sampai ke masa Imam mazhab terus berlangsung, namun tetap dalam suasana yang harmonis, saling menghargai, dan penuh toleransi.</p>Amiruddin Aminullah, Muhammad Iqbal
Copyright (c) 2024 Muhammad Iqbal Iqbal
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jpk/article/view/45996Sat, 29 Jun 2024 00:00:00 +0000Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikultural
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jpk/article/view/45731
<p><em>Multikulturalisme</em> memiliki Sejarah Panjang karena bersamaan mulitikultural dengan lahirnya Indonesia, keragaman budaya, ras, agama, suku dan warna kulit. Selain itu beragam pula cara Masyarakat mencari dan melanjukan kehidupan, ada yang bekerja disektor pertanian, perikanan, jasa, dan pegawai pemerinta dan swasta. Keragaman menjadi bahagian penting dalam pengelolaan dan sistem kemasyarakatan. Hal ini dapat diihat dari negara, Pancasila dan semboyan dari Bhineka Tunggal Ika.Kemajemukan berdimensi banyak sisi ada sisi positifnya adapula negatifnya. Sisi positif dengan keragaman Masyarakat dapat tolong menolong, bantu membantu, saling menghargai, menjadi satu kesatuan dalam wilayah. Disisi lain yaitu sisi negative dengan terjadinya berbagai konflik antarkelompok maupun masyarakat, yang dapat menimbulkan instabilitas keamanan dan ketidak harmonisan sosial. Krisis terjadinya berdimensi multidimensi di dalam negeri, merupakan bagian dari problem kultural yang salah satu penyebabnya adalah kemajemukan kultur yang ada dalam masyarakat.</p>Muhammad Yahdi
Copyright (c) 2024 Muhammad Yahdi
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jpk/article/view/45731Sat, 29 Jun 2024 00:00:00 +0000Kedudukan Guru dalam Kepemimpinan Pembelajaran Abad 21 di MTs Manggarupi Yayasan Pendidikan Sungguminasa Gowa
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jpk/article/view/47665
<p>Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kedududkan kepemimpian seorang guru dalam pembelajaran abad 21 di MTs Manggarupi di Yayasan Pendidikan Sungguminsa-Gowa.serta tanggung jawab guru dalam pembelajaran ini menjadi fokus penelitian. Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan (library Exploration) sebagai pendekatannya. Hasil temuan masih ada sebagian guru yang menyalahgunakan kedudukannya dalam melaksanakan tugasnya. pada hal Kedudukan guru dalam pembelajaran sebagai pembimbing memberi tekanan kepada tugasnya memberikan bantuan kepada peserta didik dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, tugas ini merupakan aspek mendidik sebab tidak hanya berkenaan dengan penyampaian ilmu pengetahuan, melainkan juga menyangkut nilai-nilai dan prilaku para peserta didik. tanggung jawab guru dalam kepemimpinan pembelajaran memberi tekanan kepada tugasnya memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, tugas ini merupakan aspek mendidik sebab tidak hanya berkenaan dengan penyampaian ilmu pengetahuan, melainkan juga menyangkut nilai-nilai dan prilaku para peserta didik. tanggung jawab seorang guru selain mengembangkan profesi guru adalah panggilan dan tuntutan untuk selalu mencintai, menghargai, meningkatkan tugas dan tanggung jawab yang tidak bisa di laksanakan oleh orang lain, kecuali oleh dirinya dan dituntut untuk bersungguh-sungguh menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pekerjaan utama bukan sambilan.</p>Hajarah, Andi Achruh, Rosdiana
Copyright (c) 2024 Rosdiana
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jpk/article/view/47665Sun, 30 Jun 2024 00:00:00 +0000Pendidikan Ekonomi untuk Pemberdayaan Perempuan: Strategi dan Dampaknya pada Pembangunan Ekonomi
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jpk/article/view/47643
<p>Pendidikan ekonomi memainkan peran krusial dalam memberdayakan perempuan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan ekonomi. Artikel ini menyelidiki strategi dan dampak pendidikan ekonomi pada pemberdayaan perempuan dan kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi. Strategi yang dicakup dalam kajian ini melibatkan peningkatan akses dan partisipasi perempuan dalam pendidikan ekonomi formal dan informal. Fokus pada peningkatan akses perempuan terhadap pendidikan tinggi dalam bidang ekonomi, manajemen, dan bisnis menjadi salah satu poin utama dalam strategi pemberdayaan perempuan. Dampak dari pendidikan ekonomi terlihat pada tingkat individu, di mana perempuan yang terlibat dalam program ini memiliki peluang lebih besar untuk mencapai kemandirian ekonomi, meningkatkan kesejahteraan keluarga, dan mengatasi diskriminasi gender di pasar kerja. Pendidikan ekonomi juga berdampak positif pada tingkat masyarakat, meningkatkan produktivitas dan menciptakan lingkungan bisnis yang lebih beragam dan inovatif. Pemberdayaan perempuan melalui pendidikan ekonomi juga dihubungkan dengan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, terutama dalam hal mengurangi kesenjangan sosial dan kemiskinan. Selain itu, artikel ini membahas pentingnya dukungan kebijakan, seperti kebijakan keseimbangan pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta pemberdayaan finansial, dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perempuan untuk tetap terlibat dalam kegiatan ekonomi. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta juga diangkat sebagai elemen penting untuk menciptakan program pendidikan ekonomi yang holistik dan berkelanjutan. Penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan ekonomi bukan hanya merupakan investasi pada tingkat individu, tetapi juga strategi yang cerdas untuk mencapai pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Artikel ini memberikan kontribusi pada pemahaman kita tentang peran kunci pendidikan ekonomi dalam menciptakan perempuan yang berdaya, yang pada gilirannya, memberikan dampak positif pada masyarakat dan pembangunan ekonomi secara keseluruhan.</p>Wahida Rahim
Copyright (c) 2024 Wahida Rahim
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jpk/article/view/47643Sun, 30 Jun 2024 00:00:00 +0000