PERDAMAIAN ACEH PASCA BENCANA TSUNAMI ACEH 2004 DAN MOU HELSINKI: TELAAH KRITIS DISASTER DIPLOMACY PEMERINTAH INDONESIA DALAM PENYELESAIAN KONFLIK ACEH
Abstract
This paper addresses and analyzes the fifteen years of peace in Aceh since the tsunami and MoU Helsinki. Analyzing Aceh peace after the disaster and MoU Helsinki was very important to understand how disaster diplomacy could make contribution to building pace in Aceh. This paper would discuss and analyze the Aceh peace building process, starting with the diplomacy process, before and after the tsunami hit Aceh. This paper aims to prove whether disaster could be used as diplomacy. In the case to know the process of disaster diplomacy to build peace in Aceh for 15 year, this paper used disaster diplomacy approach and the concept of peace building. This paper was based on a study using qualitative methods. The conclusion of this paper shows whether the Government of Indonesia was using disaster diplomacy to settle the Aceh dispute with GAM (Gerakan Aceh Merdeka). Disaster diplomacy from Indonesian government was proven to have a major contribution to the process of peace building in Aceh over a long period of time, not just at the time when the peace treaty was signed.Downloads
References
Basyar, M. Hamdan. “Peran Elit Lokal dalam Reintegrasi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Pasca MoU Helsinki” dalam Jurnal Penelitian Politik, Vol. 5, No. 1 (2008), h. 95–107.
Fetherston, A. B. Towards a Theory of United Nations Peacekeeping. New York: St. Martin's, 1994.
Galtung, Johan. “Three Approaches to Peace: Peacekeeping, Peacemaking and Peacebuilding” dalam Johan Galtung (ed.). Peace, War and Defense –Essays in Peace Research, Vol.2. Copenhagen: Ejlers,1976.
Herningtyas, Ratih & Surwandono. “Diplomasi Bencana Alam sebagai Saran Meningkatkan Kerjasama Internasional” dalam Jurnal Hubungan Internasional, Vol 3, No. 2 (2014), h.181-188.
Jemadu, Aleksius. “Proses Peacebuilding di Aceh: Dari MoU Helsinki Menuju Implementasi Undang-undang tentang Pemerintah Aceh” dalam Jurnal Hukum Internasional, Vol. 3, No. 4 (2006), h. 527-551.
Nurhasim, Moch. “Transformasi Gerakan Aceh Merdeka (GAM)” dalam Jurnal Penelitian Politik, Vol. 6, No. 1 (2009), h. 85-98.
Sinulingga, Anita Afriani. “Isu Bencana dan Prinsip-Prinsip Humanitarian dalam Studi Hubungan International” dalam Andalas Journal of International Studies, Vol.5, No.1 (2016), h. 17-27.
Sudirman Arifin & Naura Nabila Haryanto. “Upaya Disaster Diplomacy Pemerintah Indonesia di Konflik Aceh 2005” dalam Sosiohumaniora - Jurnal Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 20, No. 3 (2018), h. 269–276.
Sukma, Rizal. “Mengelola Perdamaian di Aceh: Tantangan Pemeliharaan Pasca Konflik” dalam Patrick Daly (eds.). Aceh Pascatsunami dan Pascakonflik. Jakarta: Pustaka Larasan, ICAIOS, dan KITLV-Jakarta, 2012.
Tim Penulis Salemba Tengah. Mengawal Demokrasi: Pengalaman Jaringan Demokrasi Aceh dan RUUPA. Jakarta: YAPPIKA, 2007.
Wahono, Subur. ”Implementasi Nota Kesepakatan (MoU) Helsinki di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam Tahun 2005 sampai 2008”. Tesis. Jakarta: Program Pasca Sarjana Pengkajian Ketahanan Nasional, Universitas Indonesia, 2008.
Zainal, Suadi. “Transformasi Konflik Aceh dan Relasi Sosial Politik di Era Desentralisasi” dalam Masyarakat Jurnal Sosiologi, Vol. 21, No. 1 (2016), h. 81-108.
Websita
Aliansyah, Muhammad Agil. “Wacana Referendum Dinilai Tak Mewakili Aspirasi Msyarakat Aceh” dalam https://www.merdeka.com/peristiwa/wacana-referendum-dinilai-tak-mewakili-aspirasi-masyarakat-aceh.html diakses 1 Januari 2020.
ANTARANEWS. “67 Persen Publik Aceh Puas Dengan Perdamaian Yang Tercipta” dalam https://www.antaranews.com/berita/39859/67-persen-publik-aceh-puas-dengan-perdamaian-yang-tercipta diakses 1 Januari 2020.
Taufiq, Nuri. “Fakta-fakta Seputar Aceh sebagai Provinsi Termiskin di Sumatera” dalam https://news.detik.com/kolom/d-4877496/fakta-fakta-seputar-aceh-sebagai-provinsi-termiskin-di-suma tera diakses 1 Februari 2020.
Wardah, Fathiyah. “Perjanjian Helsinki Bisa Jadi Model Penyelesaian Konflik” dalam https://www.voaindonesia.com/a/perjanjian-helsinki-bisa-jadi-model-penyelesaian-konflik/ 3058701.html diakses 1 Januari 2020.