Isu Pemekaran Wiayah sebagai Komoditas Politik dalam Masyarakat To Pulo di Kabupaten Selayar

  • Dwi Indriani Institut Pemerintahan Dalam Negeri
    (ID)
  • Sudarmono Sudarmono Institut Pemerintahan Dalam Negeri
    (ID) http://orcid.org/0000-0003-2175-1930

Abstrak

Abstrak

Desentralisasi penyelenggaraan pemerintahan daerah diharapkan mampu mendorong kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat. Salah satu peluang yang bisa dilakukan adalah dengan membentuk DOB melalui redistricting. Dengan memprovokasi isu redistricting, elit lokal kemudian menjadikan isu ini sebagai komoditas politik untuk memperluas popularitas politik dan meningkatkan elektabilitas mereka. Tulisan ini memiliki tujuan untuk 1) menemukenali faktor yang melatarbelakangi tuntutan pembentukan DOB dengan meredistribusi pulau-pulau tertentu di Kabupaten Kepulauan Selayar; 2) mendeskripsikan peran elit politik dalam upaya pemekaran Kabupaten Kepulauan Selayar; dan 3) menganalisis dinamika terkini terkait isu redistriksi wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif ditemukan bahwa keadaan geografis, ketimpangan sosial ekonomi masyarakat adat setempat dan perbedaan identitas budaya menjadi salah satu faktor yang mendorong tuntutan pembentukan wilayah otonom baru. Juga ditemukan bahwa elit lokal memainkan peran penting di balik agenda redistricting karena alasan tertentu, terutama untuk mempertahankan kekuasaan dan otoritas mereka. Namun, wilayah baru tidak dapat didirikan, tetapi masalah tersebut tetap diartikulasikan.

Abstract

The decentralization of local government administration has been expected to be able to promote the socio-economic prosperity of the community. One of the opportunities that can be done is by establishing a new autonomous region through redistricting. By provoking the issue of redistricting, local elites then brought this issue to be a political commodity to expand their political popularity and increase their electability. This article aims to 1) identify the factors behind the demands for the establishing a new autonomous region by redistricting certain islands of the Kepulauan Selayar  Regency; 2) describe the role of elites in the effort to expand the Regency of Kepulauan Selayar; and 3) analyze the current dynamics regarding the issue of the territorial redistricting of the Kepulauan Selayar  Regency. By using a qualitative approach, it is found that geographical circumstances, socioeconomic inequality of local indigenous people, and differences of cultural identity are among the factors that exist behind the demand to establish a new autonomous territory. It is also found that local elites played a significant role behind the redistricting agenda for some reason, particularly to sustain their power and authority. However, the new territory is unable to be established, but the issue remains articulated.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Assidiqi, Iqbal Natsir, dkk. “Ironi Pemekaran Wilayah, Buah Simalakama bagi Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.” Laporan Penelitian. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Univeristas Gadja Mada, 2014.

Bakar, Abu. “Disorientasi Politik dan Peran Intermediary Kelas Menengah To Pulo: Politik Lokal di Kepulauan Selayar Pasca Orde Baru” dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol.18, No. 3 (2015), h 226-238.

Creswell, John W. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, Edisi Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Edmonds-Poli, Emily & Eduardo J. Gómez. “The Politics of Decentralization and Municipal Autonomy in Mexico and India” dalam Paper dipresentasikan pada the Annual Meeting of the American Political Science Association, San Francisco, 29 Agustus-2 September (2001).

Hidayat, Syarif (ed.). Kegamangan Otonomi Daerah. Jakarta: Pustaka Quantum, 2004.

Hoessein, Bhenyamin. “Penyempurnaan UU No.22 Tahun 1999 Menurut Konsepsi Ootonomi Daerah Hasil Amandemen UUD 1945” dalam Makalah Untuk Seminar “Pembangunan Hukum Nasional VIII” yang diselnggarakan oleh BPHN Departemen Kehakiman dan HAM , Denpasar, 14-18 Juli (2003).

Jeddawi, Murtir. Pro Kontra Pemekaran Daerah (Analisis Empiris). Yogyakarta: Total Media, 2009.

Ratnawati, Tri. Pemekaran Daerah: Politik Lokal dan Beberapa Isu Terseleksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Smith, David & Phil Evans. Das Kapital untuk Pemula. Yogjakarta: Resist Book, 2004.

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2012.

Yacub, Muh. & Nur Amin Arsyad. Himpunan Pelajar Mahasiswa Kepulauan Selayar Dalam Sejarah dan Pemikiran. Makassar: Bambu Press, 2015.

Website

Kemendagri. “Wilayah Indonesia Pasca Mengalami Pemekaran” dalam www.kemendagri.go.id. diakses 28 Maret 2021.

Pemerintah RI. “Peraturan Pemerintah No. 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan Dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan, Dan Penggabungan Daerah” dalam https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/53948/pp-no-129-tahun-2000 diakses 1 Februari 2021.

Pemerintah RI. “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2008 Perubahan Nama Kabupaten Selayar Menjadi Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan” dalam https://peraturan.bpk.go.id/Home/ Details/4875/pp-no-59-tahun-2008#:~:text=PP%20No.%2059%20Tahun%2020 08,Sulawesi%20Selatan%20%5BJDIH%20BPK%20RI%5D diakses 1 Februari 2021.

Pemerintah RI. “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2007 tentang tentang Tata Cara Pembentukan Penghapusan Dan Penggabungan Daerah” dalam https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/4806/pp-no-78-tahun-2007 diakses 1 Februari 2021.

Wahab, Irfan. “5 Kecamatan di Selayar Bergabung Minta Pemekaran” dalam https://gosulsel.com/2016/07/06/5-kecamatan-di-selayar-bergabung-minta-pemekaran-kabupaten/ diakses 20 Februari 2021.

Wawancara

Ady Ansar, Anggota DPRD Prov. Sulawesi Selatan, wawancara, 12 Januari 2021.

Anonim, Anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Selayar, wawancara, 1 Januari 2021.

Anonim, Tokoh masyarakat, wawancara, 27 Januari 2021.

H.Dg Mangitung, Politisi, wawancara , 6 Januari 2021

Sulfandi Adriawan, Ketua Himpunan Pelajar Mahasiswa Kepulauan Selayar (HPMKS), wawancara, 7 Januari 2021

Diterbitkan
2021-12-28
Bagian
Artikel
Abstrak viewed = 293 times