Journal of Spatial Transformation https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jtr <p><img src="/public/site/images/istiqamah89/CALL_FOR_PAPER_JST_UINAM_.png"></p> Jurusan Teknik PWK UIN Alauddin Makassar en-US Journal of Spatial Transformation DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN DESA BULUSIRUA KABUPATEN BONE https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jtr/article/view/49034 <p><em>Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bone Tahun 2023-2042 menjelaskan bahwa Kecamatan Bontocani adalah bagian dari Kabupaten Bone yang merupakan salah satu bagian dari kawasan peruntukan pertanian, sedangkan Desa Bulusirua merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Bontocani yang sebagian penduduknya bermata percaharian petani. Hal ini mengindikasikan adanya potensi untuk pengembangan perdesaan dalam pertanian. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis skoring dan SWOT. Hasil analisis skoring pada penelitian ini adalah 55% sehingga tingkat ketersediaan infrastruktur Desa Bulusirua berada dalam kategori sedang di tandai dengan belum tersedianya gudang pangan dan&nbsp; jaringan jalan penghubung serta jalan tani yang masih sulit di akses oleh para petani. Hasil analsiis SWOT tahap kualitatif dan kuantitatif pada penelitian ini berada pada kuadran I yakni strategi pertumbuhan untuk memanfaatkan peluang melalui pemeliharaan serta pemanfaatan pengembangan potensi yang ada dan peningkatan ekspor hasil produksi secara efisien di Desa Bulusirua Kecamatan Bontocani Kabupaten</em><em>. </em></p> <p>&nbsp;</p> Andi Gusti Iyan Awaluddin Fadhil Surur Copyright (c) 2024 Journal of Spatial Transformation 2024-08-15 2024-08-15 1 1 28 37 ARAHAN PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS ECOLOGICAL FOOTPRINT PADA KAWASAN PERENCANAAN INDUSTRI KECAMATAN GALESONG UTARA https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jtr/article/view/46850 <p>Kecamatan Galesong Utara termasuk kedalam perencanaan kawasan industri skala besar di Kabupaten Takalar. Pertambahan jumlah penduduk membuat kebutuhan (demand) meningkat disertai dengan pemanfaatan sumber daya alam yang juga meningkat. Ketersediaan sumber daya alam dan lingkungan perlu untuk diketahui terlebih dahulu sebelum dilakukan rencana pengembangan kawasan lebih lanjut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar nilai daya dukung lingkungan berbais Ecological Footprint di Kecamatan Galesong Utara serta Menyusun bagaimana arahan pengembangan wilayah. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif menggunakan metode Ecological Footprint dan Analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nillai daya dukung lingkungan komponen pertanian (crop land), perkebunan (forest), dan perikanan (fishing ground) menandakan surplus yang berarti kondisi daya dukung pertanian dan perkebunan mampu mendukung penduduk yang tinggal di dalamnya sedangkan komponen lahan pemukiman dan infrastruktur (built-up land) menandakan defisit yang berarti lahan pemukiman sudah tidak dapat lagi menampung tambahan penduduk. Hasil arahan pengembangan wilayah disimpulkan kedalam empat arahan yang perlu dikembangkan yaitu arahan pengoptimalan produktivitas lahan pangan, arahan peningkatan sumber daya perikanan, arahan terhadap terbatasnya ketersediaan lahan pemukiman dan arahan efektifitas pemanfaatan sumber daya alam dalam pengembangan industri wilayah.</p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong>Kata</strong><strong> K</strong><strong>unci</strong> : Ecological Footprint, SWOT, Pembangunan Berkelanjutan</p> Andi Maharani MA Fadhil Surur Nurfatimah Copyright (c) 2024 Journal of Spatial Transformation 2024-08-15 2024-08-15 1 1 1 12 TINGKAT KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR DALAM MENUNJANG PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN PASAKA DI KECAMATAN KAHU KABUPATEN BONE https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jtr/article/view/46849 <p><em>Ketersediaan infrastruktur perlu diketahui dan dilakukan untuk menunjang Kawasan Agropolitan Pasaka sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana tingkat ketersediaan infrastruktur dalam menunjang pengembangan Kawasan Agropolitan Pasaka. Metode penelitian yang digunakan adalah Analisis Skoring. Hasil dari penelitian ini adalah diketahui ketersediaan infrastruktur di Kawasan Agropolitan Pasaka memiliki nilai rata-rata yang diperoleh dari setiap indikator infrastruktur aksesibilitas yaitu 64%, produksi pangan yaitu 60%, dan pemenuhan dasar masyarakat yaitu 66% maka keseluruhan nilai rata-rata yang diperoleh berada pada interval 64% sehingga dapat disimpulkan bahwa kriteria skoring terhadap ketersediaan, kondisi, dan pemanfaatan infrastruktur di Kawasan Agropolitan Pasaka berada pada kategori cukup/sedang.</em></p> Nurul Ichzzah Yusuf Risnawati K Khairul Sani Usman Copyright (c) 2024 Journal of Spatial Transformation 2024-08-15 2024-08-15 1 1 13 27 ARAHAN PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN PATTALLASSANG KABUPATEN GOWA https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jtr/article/view/50245 <p><em>Berdasarkan amanat UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, di dalam wilayah kabupaten atau perkotaan harus memuat rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau (RTH) sebesar 30%. RTH yang dimaksud ialah RTH Publik 20% dan RTH Privat 10%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi eksisting sebaran ruang terbuka hijau, menganalisis ketersediaan ruang terbuka hijau serta mengidentifikasi lokasi potensial ruang terbuka hijau di Kecamatan pattallassang, Kabupaten Gowa. Metode penelitian yang digunakan ialah deskriftif kualitatif, analisis citra penginderaan jauh, kebutuhan RTH Publik dan analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran RTH eksisting di Kecamatan Pattallassang terbagi menajdi beberapa jenis, yaitu taman, lapangan, jalur hijau dan pemakaman. Ketersedian RTH Publik di Kecamatan Pattallassang berdasarkan luas wilayah masih kurang, sedangkan ketersediaan RTH Publik berdasarkan jumlah penduduk untuk kebutuhan taman hanya terpenuhi di beberapa desa. Sehingga masih diperlukan luasan RTH Publik jenis tanam dengan memperhatikan lokasi potensial RTH.&nbsp; </em></p> <p>&nbsp;</p> Fakhirah Nurul Andi Asmuliany Copyright (c) 2024 Journal of Spatial Transformation 2024-08-16 2024-08-16 1 1 53 64 ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN KONSERVASI BERSEJARAH BENTENG SANROBONE DI KECAMATAN SANROBONE KABUPATEN TAKALAR https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jtr/article/view/49593 <p><em>Konservasi sebagai konsep proses pengelolaan suatu tempat agar makna kultural yang terkandung terpelihara dengan baik. Meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai dengan kondisi dan situasi lokal</em><em>. </em><em>Dulu daerah sanrobone merupakan wilayah kerajaan, bagi masyarakat yang bermukim di Kabupaten Takalar dan sekitarnya. Mendengar kata sanrobone pasti dipikiran mereka sudah terlintas dengan sejarahnya dan adat istiadatnya. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kondisi eksisting penggunaan lahan dan rencana pola ruang kawasan konservasi di kawasan bersejarah Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar. Analisis yang digunakan pada penelitian ini ialah analisis identifikasi kondisi geografis kawasan wisata dan analisis kemampuan lahan pengembangan.</em><em> Hasil yang diharapkan dari penelitian ini ialah </em><em>mendapatkan data ketentuan kegiatan pemanfaatan ruang yang mengaitkan antara pola ruang dan wilayah studi dan melakukan perencanaan penggunaan lahan kawasan konservasi di kawasan bersejarah Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar.</em></p> Andi Ulfa Damayanti Ais Copyright (c) 2024 Journal of Spatial Transformation 2024-08-16 2024-08-16 1 1 65 74 ARAHAN PEMANFAATAN RUANG BANTARAN SUNGAI JENEBERANG DESA BONTOALA KECAMATAN PALLANGGA https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jtr/article/view/50056 <p><em>Kondisi kawasan permukiman bantaran sungai Jeneberang di Desa Bontoala rentan dengan lingkungan yang kumuh dan cenderung mengabaikan atura dasar tentang pengadaan bangunan rumah. Konsep pemanfaatan ruang kawasan bantaran sungai Jeneberang di Desa Bontoala akan diarahkan berdasarkan kriteria &nbsp;&nbsp;rencana pola ruang wilayah kabupaten kawasan&nbsp; bantaran sungai menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17 Tahun 2009 bahwa sempadan sungai ditetapkan sebagai kawasan untuk perlindungan setempat. Dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 5 tahun 2008 disebutkan bahwa sempadan sungai merupakan bagian dari RTH publik dengan fungsi tertentu. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kondisi fisik dan arahan pemanfaatan ruang bantaran sungai Jeneberang. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif dan analisis superimpose (overlay). Hasil analisis akan mengidentifikasi kondisi fisik bantaran sungai melalui faktor kemiringan lereng, topografi, curah hujan, dan penggunaan lahan. Arahan pemanfaatan ruang bantaran sungai Jeneberang Desa Bontoala adalah konsep pemanfaatan ruang sebagai RTH, dan pengembangan tanggul sebagai sarana jalan.</em></p> <p><strong><em>Kata</em></strong><strong><em> K</em></strong><strong><em>unci</em></strong> : <em>Arahan, , Sungai, Permukiman</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> Muhammaad Farid Nur Wahid Syarif Beddu Nurul Istiqamah Ulil Albab Copyright (c) 2024 Journal of Spatial Transformation 2024-08-16 2024-08-16 1 1 75 88 IDENTIFIKASI POTENSI EKOWISATA TERPADU DI KECAMATAN LAIKANG, KABUPATEN TAKALAR https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jtr/article/view/49573 <p>Kecamatan Laikang memiliki potensi alam dan budaya yang kaya untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata. Meski demikian, potensi wisata di Kecamatan Laikang belum sepenuhnya tereksplorasi dan terkelola dengan baik. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian di Kecamatan Laikang dimaksudkan untuk mengidentifikasi berbagai jenis wisata dan potensi wisata yang ada di Kecamatan Laikang.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan potensi wisata yang ada di Kecamatan Laikang. Adapun fokus dalam penelitian ini adalah: Mengidentifikasi potensi dan sumber daya pariwisata yang ada di Kecamatan Laikang, Mengidentifikasi standar destinasi wisata yang ada di Kecamatan Laikang. Berdasarkan hasil identifikasi yang telah dilakukan terdapat 3 destinasi wisata di Kecamatan Laikang, diantaranya: Destinasi wisata PPLH Puntondo dengan potensi hutang mangrove, Destinasi wisata Padang Savana dengan potensi hamparan rumput yang luas dan pemandangan laut lepas, Destinasi wisata Pantai Punaga dengan yang memiliki keindahan pantai dan pemandangan matahari terbenam. Berdasarkan hasil penilaian dengan standar destinasi wisata di Kecamatan Laikang destinasi wisata PPLH Puntondo dari segi keamanan kawasan dan aksesibilitas belum sesuai dengan standar destinasi wisata, destinasi wisata Padang Savana dan juga destinasi wisata Pantai punaga dari segi aksesibilitas, keamanan kawasan, sarana penunjang, pengelolaan dan pelayanan belum sesuai dengan standar destinasi wisata.</p> Muhammad Irwansyah Ramli Copyright (c) 2024 Journal of Spatial Transformation 2024-08-16 2024-08-16 1 1 89 100 PENGEMBANGAN JALUR EMERGENCY PADA KAWASAN AERODROME DALAM PENINGKATAN EVAKUASI DAN PELAYANAN PENERBANGAN DI BANDAR UDARA https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jtr/article/view/50718 <p><em>Berdasarkan Hasil penelitian, memperlihatkan bahwa area runway pada bandar udara di Indonesia umumnya hanya terdiri atas satu lintasan, termasuk bandar udara utama. Selain itu, keberadaan taxi way disetiap bandara belum dilengkapi sehingga beban operasional run way semakin bertambah. Kapasitas runway pada bandar udara yang meliputi bandara Soekarno Hatta, Hasanuddin, Ngurah Rai, Juanda, dan Polonia memiliki pelayanan penerbangan yang sangat padat. Angka produktivitas bandara tersebut mencapai ratusan hingga ribuan penerbangan. Sementara kejadian kecelakaan dari seluruh kecelakaan pesawat terbang di kawasan bandara, terutama pada kawasan aerodrome juga meningkat. Dalam penelitian ini, terdapat 3 (tiga) aspek yang diamati, yaitu 1). kebutuhan jalur khusus pada kawasan aerodrome dalam meningkatkan keselamatan penerbangan di bandarudara yang mengindikasikan bahwa seiring dengan semakin padatnya lalulintas di bandara dan kemajuan teknologi transportasi udara juga meningkatkan berbagai permasalahan kecelakaan di kawasan aerodrome, baik yang bersifat accident maupun incidents. Kedua kejadian ini umumnya terjadi pada area runway sehingga dibutuhkan suatu pengembangan inovasi jalur khusus berupa emergency way sebagai jalur lintasan dalam mengakomodasi semua aktivitas lalulintas dan keperluan lainnya di kawasan aerodrome; 2). Runway yang umumnya hanya tersedia satu lintasan di setiap bandar udara di Indonsia tidak lagi efektif dalam menerima beban pemanfaatan selain pelayanan pesawat terbang yang take off maupun landing. Dibutuhkan jalur khusus untuk mengurangi beban pemanfaatan runway dan sebagai upaya untuk meningkatkan keselamatan penerbangan pesawat pada saat take off dan landing; 3). Dengan pengembangan jalur khusus berupa emergency way tersebut pada kawasan aerodrome akan meningkatkan keselamatan penerbangan di runway dan pelayanan kebandarudaraan secara luas, disamping memberikan pengaruh secara signifikan terhadap kinerja runway</em></p> Yuliana Sari Nursyam Aksa Copyright (c) 2024 Journal of Spatial Transformation 2024-08-16 2024-08-16 1 1 101 114 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PANTAI MANGINDARA https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jtr/article/view/49596 <p><em>Kabupaten Takalar merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi pariwisata yang didukung dengan keadaan alam, kehidupan masyarakat, kondisi sosial budaya dan dunia usaha. Potensi dan objek pariwisata di Kabupaten Takalar yang dapat dikembangkan digolongkan ke dalam wisata alam, budaya dan wisata bahari. Adapun penelitian ini yaitu ditujukan</em> <em>untuk mengetahui strategi pengembangan objek wisata Pantai Magindara di Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat menggunakan analisis SWOT, maka dapat disumpulkan strategis pengembangan Kawasan Wisata Pantai Magindara antara lain strategi SO menambah wahana yang lebih menarik dengan keindahan yang ada dan memperkenalkan keahlian pembuatan kapal kayu sebagai atraksi wisata memberikan masyarakat peluang dalam meningkatan perekonomian. Selanjutnya, strategi WO yaitu, membangun dan memperbaiki sarana serta pemeliharaan prasarana wisata. Strategi ST adalah dengan pencegahan abrasi pantai dan mengoptimalkan potensi alam dengan mempertahankan objek wisata untuk menghadapi persaingan antar objek wisata,. Strategi WT yaitu dengan redesain kawasan wisata untuk mencegah ancaman bencana dan meningkatkan fasilitas-fasilitas menunjang menambah daya tarik wisatawan </em></p> Nurhelmalia Putri Copyright (c) 2024 Journal of Spatial Transformation 2024-08-16 2024-08-16 1 1 115 128 Mitigasi Bencana Abrasi Pada Kawasan Tepian Air Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jtr/article/view/49512 <p><em>Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara daratan dan lautan, ke arah darat mencakup daerah yang masih terkena pengaruh permukaan air laut atau pasang surut, dan ke arah laut meliputi daerah paparan benua. Wilayah pesisir menjadi area peralihan ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut, serta daerah pertemuan antara darat dan laut yang dapat dijadikan sebagai suatu wilayah pada satu batas administratif pemerintahan, maupun wilayah lintas batas administratif sesuai dengan kepentingan pengelolaan wilayah pesisir dan kerusakan yang disebabkan karena abrasi, penduduk kehilangan lahan tempat tinggal, pertanian, dan pertambakan. Abrasi pantai adalah kemunduran garis pantai dari posisi awalnya. Salah satu masalah yang mengancam kondisi pantai dan garis pantai adalah bahwa itu merusak tambak dan persawahan di pinggir pantai, dan mengancam struktur yang berbatasan langsung dengan air laut. Kecamatan Galesong baru-baru saja terjadi abrasi karena berdekatan dengan Kecamatan Galesong Utara dimana Kecamatan tersebut terlalu sering terjadi abrasi sehingga Kecamatan Galesong tersebut mengalami juga abrasi. Salah satu cara untuk mengurangi bencana abrasi adalah dengan mengetahui seberapa parah kerusakan yang disebabkan oleh abrasi, mengetahui di mana abrasi terjadi, dan menerapkan pengendalian pantai yang menyeluruh dan berbasis masyarakat.</em></p> A.Nurfadilla Copyright (c) 2024 Journal of Spatial Transformation 2024-08-16 2024-08-16 1 1 38 52 PENDEKATAN PARTISIPATIF DALAM PELESTARIAN HUTAN MANGROVE DI DESA BABABINANGA KECAMATAN DUAMPANUA PINRANG https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jtr/article/view/50731 <h2>Sulawesi Selatan adalah provinsi yang masih memiliki hutan mangrove yang cukup luas, salah satunya terletak di Desa Bababinanga, Dusun Tanroe, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang. Namun, pembabatan hutan mangrove marak ditemukan. Mangrove yang ditanam oleh warga bersama pegiat lingkungan dirusak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat partisipasi serta strategi pelestarian hutan mangrove di Desa Bababinanga Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam pelestarian hutan mangrove digunakan analisis skala likert. Hasil analisis berdasarkan skala likert yaitu masyarakat di Desa Bababinanga dalam tingkat Partisipasi Masyakat dalam proses perencanaan pelestarian hutan mangrove berada di angka 21-40% (R) atau partisipasi masyarakat tergolong kategori rendah.</h2> <p>&nbsp;</p> Muh. Fathur Razaq Risma Handayani Nurfatimah Copyright (c) 2024 Journal of Spatial Transformation 2024-08-16 2024-08-16 1 1 129 137