https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/issue/feedLentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan2024-10-28T12:53:35+00:00Muljono Damopolii[email protected]Open Journal Systems<p align="center"><strong><img src="/public/site/images/khaidirakbar/cover.png"><br><br>Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (<a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1324801085">p-ISSN: 1979-3472</a>; <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1489493892">e-ISSN: 2580-5223</a>) is a peer-reviewed journal that mediate the dissemination of researchers in education, especially from Islamic studies, development of teaching and learning theories, and contemporary issues in education. The journal is published by Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (Teacher Training Institute) Faculty of Tarbiyah and Teacher Training Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar in collaboration with <a title="MoU antara Jurnal Lentera dengan PD PGMI" href="https://drive.google.com/file/d/1M6o1UctLdlzQgUy9yO6S3BcV7LyqTWxY/view" target="_blank" rel="noopener">Perkumpulan Dosen Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Se-Indonesia (PD PGMI)</a>. Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan is a change of name from Lentera Akademika, first published in 1997, then in 2013 changed the name to Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. It has been indexed in <a href="https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/detail?id=3071">SINTA 2</a> (Accredited Journal, Decree No. 200/M/KPT/2020) by Ministry of Research and Technology/Head of the National Research and Innovation Agency of the Republic of Indonesia in 2020. The indexing status will be active until 2024.<br></strong></p> <p align="center"><strong>The editorial goal is to provide a forum exchange and an interface between researchers and practitioners in any education related field.</strong></p> <p align="center"><strong>We accept submission from all over the world. All submitted articles shall never been published elsewhere, original and not under consideration for other publication.</strong></p> <p> </p> <p> </p> <p> </p>https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/37567REVOLUTIONIZE THE POTENTIAL OF CHATGPT AS TEACHING MATERIAL TO ENGAGE STUDENTS IN LEARNING2024-10-28T11:57:46+00:00A. Ramli Rasjid[email protected]Ahmad Al Yakin[email protected]Muthmainnah Muthmainnah[email protected]Saidna Zulfiqar Bin Tahir [email protected]Ahmed J. Obaid[email protected]<p>Since ChatGPT was released to the public, several students have used it for academic purposes. This study aimed to investigate the feasibility of implementing ChatGPT as teaching material to motivate students to learn. This study used a survey method through a questionnaire to obtain data. The respondents of this research were the students of the Engineering faculty at Makassar State University, consisting of 77 students. The instrument used was a questionnaire using the Likert scale. Data were analyzed using SPSS version 26. The findings of this study highlighted that most respondents believed that ChatGPT as teaching material impacted students’ motivation to learn Pancasila and citizenship education courses. The implications of this research are to motivate students to learn, and the lecturers should prepare their materials with the appropriate technology, design effective teaching models, and develop curricula and learning activities that can improve comprehensive understanding of the material being taught, the right learning resources, the right technology, and the right teaching instructions. </p> <p><strong>Abstrak:</strong></p> <p>Sejak ChatGPT dirilis ke publik, beberapa mahasiswa telah menggunakannya untuk keperluan akademis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan penerapan ChatGPT sebagai bahan ajar untuk memotivasi siswa belajar. Penelitian ini menggunakan metode survei melalui kuesioner untuk memperoleh data. Responden penelitian ini adalah mahasiswa fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar yang berjumlah 77 mahasiswa. Instrumen yang digunakan adalah angket dengan menggunakan skala Likert. Data dianalisis menggunakan SPSS versi 26. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendapat bahwa ChatGPT sebagai bahan ajar berdampak pada motivasi siswa mempelajari mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Implikasi dari penelitian ini adalah untuk memotivasi mahasiswa dalam belajar, dan dosen hendaknya menyiapkan materi dengan teknologi tepat guna, merancang model pengajaran yang efektif, dan mengembangkan kurikulum dan kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman komprehensif terhadap materi yang diajarkan, sumber belajar yang tepat, teknologi yang tepat, dan instruksi pengajaran yang tepat.</p>2024-06-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 A. Ramli Rasyid, Ahmad Al Yakin, Muthmainnah, Saidna Zulfiqar Bin Tahir, Ahmed J. Obaidhttps://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/41179TEACHING ENGLISH AS A FOREIGN LANGUAGE TO DEAF AND HARD-OF-HEARING STUDENTS IN INDONESIAN CONTEXTS2024-10-28T12:08:03+00:00Ni Luh Putu Sri Adnyani[email protected]Ni Made Rai Wisudariani[email protected]Sebastianus Menggo[email protected]Kadek Sintya Dewi[email protected]Putu Wiraningsih[email protected]Zhao Xuan[email protected]<p>Due to linguistic difficulties, students with hearing impairments face unique challenges when studying English as a foreign language (EFL). This study examined how hearing-impaired junior high school students in Indonesia were taught and the barriers faced by teachers when teaching students in English. The study employed a descriptive qualitative methodology involving nine teachers from schools for special needs education in Bali. This study applies multiple techniques, including questionnaire distribution, interviews, observations, and document analysis. The study shows the absence of teachers’ prior experience in developing curriculum and syllabus. Other main issues were related to teachers’ and students’ lack of sign language understanding, lack of learning materials, and students’ learning characteristics. The teachers primarily used grammar-translation methods and applied ineffective classroom management. By these findings, policymakers need to review the English curriculum, provide special training for teachers, and design the classroom to satisfy the unique learning needs of the students.</p> <p><strong>Abstrak: </strong></p> <p>Keterbatasan linguistik menyebabkan siswa dengan gangguan pendengaran menghadapi tantangan ketika belajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing (<em>EFL</em>). Penelitian ini menganalisis pembelajaran bahasa Inggris untuk siswa tuna rungu pada tingkat SMP serta hambatan yang dihadapi guru ketika mengajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang melibatkan sembilan guru dari sekolah luar biasa di Bali. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran kuesioner, wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan kurangnya pengalaman guru dalam mengembangkan kurikulum dan silabus untuk pengajaran bahasa Inggris bagi siswa tuna rungu. Masalah lainnya terkait dengan terbatasnya pengetahuan bahasa isyarat oleh guru maupun siswa, ketersediaan materi pembelajaran yang kurang, dan karakteristik belajar siswa yang unik. Guru umumnya menggunakan metode penerjemahan dan penerapan manajemen kelas yang kurang efektif. Sejalan dengan temuan tersebut, pembuat kebijakan perlu meninjau kembali kurikulum bahasa Inggris, memberikan pelatihan untuk guru, serta merancang ruang kelas untuk memenuhi kebutuhan khusus bagi siswa tuna rungu.</p>2024-06-22T12:07:47+00:00Copyright (c) 2024 Ni Luh Putu Sri Adnyani, Ni Made Rai Wisudariani, Sebastianus Menggo, Kadek Sintya Dewi, Putu Wiraningsih, Zhao Xuanhttps://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/30073USING COMMUNICATIVE BASED TEACHING MATERIALS THROUGH INSTAGRAM FOR INCREASING CREATIVITY AND SPEAKING SKILLS2024-10-28T12:14:40+00:00Suci Ramadhanti Febriani[email protected]Rizka Widayanti[email protected]Ilya Husna[email protected]Yasmadi Yasmadi[email protected]Kddour Guettaoui Bedra[email protected]<p>Using social media and Instagram among students is necessary in the era of globalization. Instagram can be used as a medium for university students to learn Arabic. This research aimed to determine the effectiveness of using Instagram based on communicative teaching materials in the Basic Level Training program in Arabic language courses at the Language Center of UIN Imam Bonjol Padang. This study used a mixed method that described students' perceptions. The participants were 30 students in the Arabic Language Basic Level Training program. This study showed that the teaching materials used were based on a communicative approach and contextual themes by context-based situations of everyday life. The findings indicated there was a significant effect of using teaching materials on students' creativity and speaking skills. Moreover, using communicative-based teaching materials accelerated students' mastery of language creativity and improved speaking skills. This study recommends further research to use a wider sample.</p> <p><strong>Abstrak:</strong></p> <p>Penggunaan media sosial dan Instagram di kalangan pelajar merupakan hal yang diperlukan di era globalisasi. Instagram dapat digunakan sebagai media untuk pembelajaran bahasa Arab di universitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan Instagram berbasis bahan ajar komunikatif dalam mengikuti program Pelatihan Tingkat Dasar pada mata kuliah bahasa Arab di Pusat Bahasa UIN Imam Bonjol Padang. Penelitian ini menggunakan mixed method yang menggambarkan persepsi siswa. Partisipannya adalah mahasiswa program Pelatihan Tingkat Dasar Bahasa Arab yang berjumlah 30 orang. Penelitian ini menunjukkan bahwa bahan ajar yang digunakan didasarkan pada pendekatan komunikatif dan tema kontekstual berdasarkan konteks situasi kehidupan sehari-hari. Temuan penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan bahan ajar terhadap keterampilan kreatifitas dan berbicara siswa. Selain itu, penggunaan bahan ajar berbasis komunikatif dapat mempercepat penguasaan kreatifitas berbahasa siswa dan meningkatkan keterampilan berbicara. Penelitian ini merekomendasikan penelitian selanjutnya untuk menggunakan sampel yang lebih luas.</p>2024-06-22T15:57:48+00:00Copyright (c) 2024 Suci Ramadhanti Febriani, Rizka Widayanti, Ilya Husna, Yasmadi, Kddour Guettaoui Bedrahttps://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/37451INVESTIGATING UNIVERSITY STUDENT’S ACCEPTANCE OF VIRTUAL AND REMOTE LABS IN THEIR LEARNING2024-10-28T12:16:44+00:00Nanda Eska Anugrah Nasution[email protected]Chairany Rizka[email protected]<p>With the advancement of information and technology, virtual and remote laboratories have become supplementary or extra tools for hands-on biology laboratories. In this study, we modified the technology acceptance model to incorporate three additional external variables derived from flow theory in predicting students' acceptance and use of virtual and remote laboratories. This research included 145 college students. These students used virtual and remote laboratories for at least three months. The learning subjects in this research are deoxyribonucleic acid extraction, polymerase chain reaction, gel electrophoresis, deoxyribonucleic acid microarray, and flow cytometry. Using SPSS 25.0, a multiple regression analysis was performed to test the structural model hypothesis. This study validated the association between the basic variables used in the technology acceptance model: perceived ease of use, perceived usefulness, attitudes toward using, behavioral intention, and actual use. There were no surprising discoveries for the technology acceptance model's primary variables. Concentration and perceived enjoyment in the flow theory variables have an extensive relationship with the technology acceptance model variables, perceived usefulness, and perceived ease of use. Meanwhile, one flow theory variable, time distortion, exhibits no significant relationship with perceived usefulness or ease of use.</p> <p><strong>Abstrak:</strong></p> <p>Laboratorium virtual dan jarak jauh menjadi tren yang dimanfaatkan sebagai alat bantu praktikum biologi. Kami memodifikasi model penerimaan teknologi dalam penelitian ini dengan memasukkan tiga variabel eksternal tambahan yang berasal dari teori <em>flow</em> dalam memprediksi bagaimana mahasiswa menerima dan menggunakan laboratorium virtual dan jarak jauh. Penelitian melibatkan 145 mahasiswa. Para mahasiswa ini telah menggunakan laboratorium virtual dan jarak jauh setidaknya tiga bulan. Materi pembelajaran penelitian ini adalah ekstraksi asam deoksiribonukleat (DNA), <em>polymerase chain reaction</em> (PCR), <em>gel electrophoresis</em>, <em>deoxyribonucleic acid microarray</em>, dan <em>flow cytometry</em>. Hubungan antara variabel dasar yang digunakan dalam <em>technology acceptance model</em> yaitu kemudahan penggunaan yang dirasakan (<em>perceived ease of use</em>), kebergunaan yang dirasakan (<em>perceived usefulness</em>), sikap (<em>attitudes toward using</em>), niat perilaku (<em>behavioral intention</em>), dan penggunaan sebenarnya (<em>actual use</em>) divalidasi dalam penelitian ini. Data yang terkumpul dianalisis regresi berganda dengan bantuan SPSS 25. Tidak ada penemuan mengejutkan untuk variabel utama <em>technology acceptance model</em>. Variabel konsentrasi (<em>concentration</em>) dan kesenangan yang dirasakan (<em>perceived enjoyment</em>) pada teori <em>flow</em> memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel <em>technology acceptance model</em>, kebergunaan yang dirasakan dan kemudahan penggunaan yang dirasakan. Sedangkan satu variabel teori <em>flow</em>, distorsi waktu (<em>time distortion</em>) tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kebergunaan yang dirasakan atau kemudahan penggunaan yang dirasakan.</p>2024-06-23T08:00:02+00:00Copyright (c) 2024 Nanda Eska Anugrah Nasution, Chairany Rizkahttps://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/40218A MODEL FOR INTEGRATING FORMAL AND NON-FORMAL EDUCATION IN INDONESIA: A CASE STUDY OF CROSS-SECTOR AND THIRD-PARTY SUPPLY CHAIN MANAGEMENT 2024-10-28T12:23:51+00:00Moh. Rifqi Rahman[email protected]Ah. Zakki Fuad[email protected]Achmad Muhibin Zuhri[email protected]<p>This research expands upon existing theories proposed by Zaniyati and Fathurrohman concerning educational policy integration models, examining the challenge of educational institutional dualism arising from the enactment of Law Number 20 of 2003 in Indonesia. Despite this challenge, the emergence of regional regulations aimed at integrating Islamic non-formal educational institutions (diniyah takmiliyah) with formal educational institutions presents a unique opportunity for study. This research investigates and refines the integration model between diniyah takmiliyah and formal education, specifically within the East Java Province regions of Sumenep and Pasuruan. Then, utilizing a case study methodology embedded within a political research framework, this research draws upon institutional and actor-based approaches to analyze data collected through document analysis and in-depth interviews. Data analysis adheres to the rigorous methods proposed by Miles et al., encompassing data condensation, data display, and conclusion drawing stages. Findings reveal that the integration model between diniyah takmiliyah and formal educational institutions manifests as a synergistic single/cross-sector and third-party supply management model. This research contributes to the scholarly discourse by proposing the investigation of the effectiveness and a factorial analysis of these two integration models for future research endeavors.</p> <p><strong>Abstrak</strong>:</p> <p>Penelitian ini mendalami dan mengembangkan dua teori yang dikemukakan oleh Zaniyati dan Fathurrohman mengenai model integrasi kebijakan pendidikan. Landasan penelitian ini adalah tantangan dualisme kelembagaan pendidikan yang muncul sebagai dampak dari diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Meskipun demikian, tantangan dualisme ini mendorong lahirnya beberapa peraturan daerah yang berupaya mengintegrasikan lembaga pendidikan diniyah takmiliyah (pendidikan keislaman non-formal) dengan lembaga pendidikan umum (formal). Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan memperluas model integrasi antara pendidikan diniyah takmiliyah dengan pendidikan formal di Indonesia, dengan fokus pada dua wilayah di Provinsi Jawa Timur, yaitu Sumenep dan Pasuruan. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan kerangka penelitian politik yang mengacu pada pendekatan kelembagaan dan aktor. Pengumpulan data dilakukan melalui telaah dokumen dan wawancara mendalam. Analisis data mengacu pada metode yang diusulkan oleh Miles dkk., meliputi tahapan kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model integrasi antara lembaga pendidikan diniyah takmiliyah dengan lembaga pendidikan formal mengadopsi bentuk model integrasi sinergi single/cross-sector dan third-party supply management. Penelitian ini juga merekomendasikan pengujian efektivitas dan analisis faktorial terhadap kedua model integrasi tersebut untuk penelitian lebih lanjut.</p>2024-06-25T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Moh. Rifqi Rahman, Ah. Zakki Fuad, Achmad Muhibin Zuhrihttps://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/47220THE UNLOCKING HIGHER-ORDER THINKING: BLOOM'S TAXONOMY AND TEACHER QUESTIONS IN INDONESIAN LANGUAGE INSTRUCTION2024-10-28T12:27:22+00:00Adilah Sabir[email protected]Imam Suyitno[email protected]Gatot Susanto[email protected]Wichayanee Inthase[email protected]<p>Teacher questioning plays a crucial role in fostering cognitive development among students. This study investigated the cognitive level of teacher questions in Indonesian language learning interactions, specifically examining the prevalence of higher-order and lower-order questions based on Anderson and Krathwohl's Revised Bloom's Taxonomy. Classroom observations and recordings were conducted with two Indonesian language teachers at SMK Nasional Malang. Findings revealed that teacher questions spanned both higher-order and lower-order cognitive processes. Higher-order questions effectively stimulated critical and creative thinking, while lower-order questions facilitated initial understanding and served as a foundation for more complex reasoning. However, lower-order cognitive questions were predominantly used compared to higher-order questions. These results underscore the need for teachers to strategically employ a hierarchical approach to questioning, emphasizing higher-order cognitive questions to cultivate students' critical and analytical thinking skills in the Indonesian language classroom.</p> <p><strong>Abstra</strong><strong>k:</strong></p> <p>Pertanyaan yang diajukan guru dalam interaksi pembelajaran dapat mempengaruhi kemampuan berpikir siswa. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tingkat kognitif pertanyaan guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pertanyaan tingkat tinggi (HOTS) dan pertanyaan tingkat rendah (LOTS) berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi Anderson dan Krathwohl. Penelitian ini melibatkan dua guru Bahasa Indonesia di SMK Nasional Malang dengan menggunakan metode observasi dan perekaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertanyaan guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terbagi menjadi dua kategori: pertanyaan yang merangsang proses berpikir tingkat tinggi dan pertanyaan yang merangsang proses berpikir tingkat rendah. Pertanyaan tingkat tinggi efektif dalam mendorong pemikiran kritis dan kreatif siswa, sedangkan pertanyaan tingkat rendah berfungsi sebagai landasan awal untuk membangun penalaran siswa menuju pemahaman yang lebih kompleks. Namun, temuan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pertanyaan yang diajukan guru termasuk dalam kategori LOTS. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan hierarki pertanyaan kognitif dan meningkatkan penggunaan pertanyaan HOTS untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis siswa secara lebih optimal.</p>2024-06-26T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Adilah Sabir, Imam Suyitno, Gatot Susanto, Wichayanee Inthasehttps://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/45883THE ROLES OF PARENTAL ATTACHMENT ON THE PSYCHOLOGICAL WELL-BEING OF ISLAMIC BOARDING SCHOOL STUDENTS2024-10-28T12:32:23+00:00Nabilah Cahyani[email protected]Vidya Anindhita[email protected]Fitri Ariyanti Abidin[email protected]<p>Adolescent psychological well-being has emerged as a global concern. This cross-sectional study investigates the relationship between parental attachment and the psychological well-being of adolescents residing in an Islamic boarding school in West Java. A total of 313 participants, aged 11-18, were included in this supervised online survey, comprising 133 boys and 180 girls. Data analysis was conducted using Pearson correlation tests and regression analysis. The findings reveal a significant positive correlation between parental attachment and adolescents' psychological well-being. These results offer valuable insights into the unique context of Islamic boarding schools, carrying significant implications for educators, parents, and policymakers. This association underscores the fundamental role of establishing trust and emotional connections between parents and adolescents, particularly prior to considering enrollment in Islamic boarding schools. Furthermore, these findings hold importance for educators and policymakers in designing policies within Islamic boarding schools that support well-being. </p> <p><strong>Abstrak</strong>:</p> <p>Kesejahteraan psikologis remaja telah menjadi perhatian global. Studi <em>cross-sectional</em> ini menyelidiki hubungan antara keterikatan orang tua dan kesejahteraan psikologis remaja yang tinggal di pondok pesantren di Jawa Barat. Sebanyak 313 partisipan berusia 11-18 tahun berpartisipasi dalam survei daring dengan pengawasan, terdiri dari 133 laki-laki dan 180 perempuan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson dan analisis regresi. Hasil temuan menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara keterikatan orang tua dan kesejahteraan psikologis remaja. Hasil penelitian ini memberikan wawasan yang berharga, menyoroti konteks unik pesantren, dan membawa implikasi penting bagi pendidik, orang tua, dan pembuat kebijakan. Asosiasi ini menggarisbawahi peran penting dalam membangun kepercayaan dan hubungan emosional antara orang tua dan remaja, terutama sebelum mempertimbangkan pendaftaran di pondok pesantren. Selain itu, temuan ini juga penting bagi pendidik dan pembuat kebijakan dalam merancang kebijakan di pesantren yang mendukung kesejahteraan santri.</p>2024-06-26T15:03:33+00:00Copyright (c) 2024 Nabilah Cahyani, Vidya Anindhita, Fitri Ariyanti Abidinhttps://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/43717AN EXAMINATION OF INTEGRATIVE ISLAMIC EDUCATION AT SMP INTEGRAL HIDAYATULLAH KENDARI2024-10-28T12:35:54+00:00Hasan Basri[email protected]Herman DM[email protected]Ilham Ilham[email protected]Muhammad Saleh[email protected]<p>The integrative curriculum plays a crucial role in fostering a holistic learning experience by amalgamating general knowledge with religious values. This research constitutes a case study of the integrative curriculum framework at Hidayatullah Kendari Integral Junior High School, aiming to elucidate the curriculum content, presentation methodologies, and pedagogical strategies employed by teachers to incorporate religious elements into educational materials and activities. Data were collected through document analysis, observations, and interviews with school administrators and teachers. The data analysis procedure involved verifying and categorizing the data, presenting it in accordance with the research questions, conducting a comprehensive analysis using curriculum integration theory and prior research findings, and drawing conclusions. The findings reveal that the school's curriculum, grounded in Qur'anic principles, continues to incorporate the government curriculum as its core, augmented by local content and religious development. The integration of religion into the educational process employs a connected model, utilizing pedagogical methods that align with Islamic educational principles, thereby enabling students to contextualize the acquired knowledge within a religious framework. The implications of this study suggest that teachers must enhance their religious knowledge in tandem with their subject matter expertise. Furthermore, religious educators provide additional religious instruction beyond regular school hours, necessitating students' residency in the school dormitory.</p> <p><strong>Abstrak:</strong></p> <p>Kurikulum integratif memainkan peran penting dalam menciptakan pengalaman belajar yang holistik dengan menggabungkan ilmu pengetahuan umum dan nilai-nilai keagamaan. Penelitian ini merupakan studi kasus terhadap format kurikulum integratif di SMP Integral Hidayatullah Kendari, dengan tujuan mendeskripsikan format muatan kurikulum, metode penyajian, dan teknik yang digunakan oleh guru dalam mengintegrasikan agama ke dalam materi dan kegiatan pembelajaran. Data dikumpulkan melalui analisis dokumen, observasi, dan wawancara dengan kepala sekolah dan guru. Proses analisis data melibatkan verifikasi dan sortir data, penyajian data sesuai dengan pertanyaan penelitian, pendalaman menggunakan teori integrasi kurikulum serta temuan penelitian sebelumnya, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa format kurikulum di sekolah ini berbasis pada al-Qur’an dengan tetap mengadopsi kurikulum pemerintah sebagai kurikulum inti, yang dilengkapi dengan muatan lokal dan pengembangan keagamaan. Integrasi agama dalam pembelajaran menggunakan model connected, di mana metode-metode pengajaran diintegrasikan dengan metode-metode pendidikan dalam Islam. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran membantu siswa memahami pengetahuan yang diajarkan secara kontekstual berdasarkan ajaran agama. Implikasinya, guru harus meningkatkan pengetahuan keagamaan mereka seiring dengan peningkatan pengetahuan terhadap mata pelajaran. Guru agama juga memberikan pelajaran tambahan di luar jam sekolah, yang mengharuskan siswa untuk tinggal di asrama sekolah.</p>2024-06-28T11:48:31+00:00Copyright (c) 2024 Hasan Basri, Herman DM, Ilham, Muhammad Salehhttps://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/45010FROM ACADEMIC PROFICIENCY TO RELIGIOUS AFFILIATION: THE IMPACT OF SCHOOL ZONING POLICIES ON STUDENT DIVERSITY 2024-10-28T12:38:18+00:00Herman Hendrik[email protected]Mikka W. Nurrochsyam[email protected]Romeyn P. Putra[email protected]Yunita Murdiyaningrum[email protected]<p>Zoning-based New Student Admission is a policy designed to allocate students to schools based on their area of residence. This policy aims to ensure equitable access to education and promote social diversity within the school environment. This paper investigates the impact of the zoning-based New Student Admission system on student diversity in schools. The school zoning policy has the potential to modify the levels and dimensions of student diversity. Schools are required to admit the largest quota of students through the zoning route, resulting in a student body that reflects the composition of the local community. This research is significant because previous studies have primarily focused on administrative and academic aspects. Employing a qualitative methodology, including online focus group discussions (FGDs) as a data collection technique, this study found that schools labeled as "excellent" or "prestigious," particularly those situated in urban centers, reported increased student diversity following the implementation of the school zoning policy. This shift in diversity encompasses not only academic ability but also economic background, ethnicity, regionality, and religion. The study recommends that schools and teachers enhance their capacity to manage student diversity as a consequence of the school zoning system.</p> <p><strong>Abstra</strong><strong>k</strong>:</p> <p>Penerimaan Peserta Didik Baru berbasis zonasi merupakan kebijakan yang diterapkan untuk mendistribusikan siswa ke sekolah-sekolah berdasarkan wilayah tempat tinggal mereka. Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan pemerataan akses pendidikan dan mendorong keberagaman sosial di lingkungan sekolah. Artikel ini mengkaji dampak dari sistem Penerimaan Peserta Didik Baru berbasis zonasi terhadap keragaman siswa di sekolah. Kebijakan zonasi sekolah memberikan peluang untuk mengubah tingkat dan aspek keragaman siswa. Hal ini disebabkan oleh mandat bagi sekolah untuk menerima siswa dengan kuota terbesar dari jalur zonasi, yang berarti komposisi siswa akan mencerminkan komposisi masyarakat yang tinggal di sekitar sekolah. Penelitian ini penting karena penelitian-penelitian sebelumnya lebih banyak berfokus pada aspek administratif dan akademis. Berdasarkan studi kualitatif yang menggunakan FGD daring sebagai teknik pengumpulan data, studi ini menemukan bahwa sekolah-sekolah yang dilabeli sebagai sekolah unggulan atau favorit dan berlokasi di tengah kota umumnya mengalami peningkatan keberagaman siswa setelah penerapan kebijakan zonasi sekolah. Perubahan keberagaman tersebut tidak hanya terjadi dalam hal kemampuan akademik, tetapi juga dalam hal latar belakang ekonomi, etnisitas atau kedaerahan, dan agama. Rekomendasi dari studi ini adalah bahwa sekolah dan guru perlu meningkatkan kapasitas mereka dalam mengelola keragaman siswa sebagai konsekuensi dari adanya sistem zonasi sekolah.</p>2024-06-28T13:40:10+00:00Copyright (c) 2024 Herman Hendrik, Mikka W. Nurrochsyam, Romeyn P. Putra, Yunita Murdiyaningrumhttps://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/40338INTEGRATING NEUROSCIENCE AND ISLAMIC EDUCATION TO PROMOTE CHILD-FRIENDLY SCHOOLS: A CASE STUDY OF ELEMENTARY SCHOOLS IN YOGYAKARTA CITY 2024-10-28T12:41:02+00:00Hendro Widodo[email protected]Mohammad Jailani[email protected]Panji Hidayat[email protected]<p>This research focuses on presenting a model for developing Child-Friendly Schools (SRA) in Yogyakarta's primary schools by combining principles from neuroscience and Islamic education. Employing a qualitative descriptive approach, the study engages school principals, teachers, and students as research subjects. Data collection entails observations, interviews, and documentation, with data validity ensured through source and technique triangulation. Analysis follows Miles Huberman's Interactive Model, encompassing data reduction, presentation, and conclusion/verification. The study reveals that SD Negeri Giwangan and SD Negeri Ngupasan effectively implement child-friendly school practices according to Yogyakarta Mayor's Decree No. 434 of 2016. These schools prioritize six essential indicators: 1) SRA Policy, 2) Curriculum implementation, 3) Training of educators and staff in children's rights, 4) SRA facilities and infrastructure, 5) Fostering child participation, and 6) Encouraging parent involvement. The incorporation of neuroscience insights and Islamic education principles has notable positive implications. This approach contributes to shaping students' behavior to become both well-behaved and child-friendly. Moreover, it facilitates the creation of an enjoyable learning environment and nurtures students' imaginative capabilities.</p> <p><strong>Abstrak: </strong></p> <p>Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan model pengembangan Sekolah Ramah Anak (SRA) berbasis neurosains dan pendidikan Islam di SD Kota Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek Penelitian adalah kepala sekolah, guru, dan siswa. Teknik Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan Triangulasi sumber dan teknik. Analisis Data menggunakan Model Interaktif Miles Huberman mencakup reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian ini adalah SD Negeri Giwangan dan SD Negeri Ngupasan menerapkan sekolah ramah anak berdasarkan Surat Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 434 Tahun 2016. Kedua sekolah tersebut menerapkan 6 (enam) indikator Sekolah ramah anak yaitu 1) Kebijakan SRA, 2). Pelaksanaan kurikulum, 3). Pendidik dan tenaga kependidikan terlatih hak-hak anak, 4). Sarana dan prasarana SRA, 5). Partisipasi anak, dan 6). Partisipasi orang tua. Implikasi dari neurosains dan pendidikan Islam membantu peran siswa berlaku baik dan ramah anak. Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang menyenangkan dan menumbuhkan sikap imajinasi kreatif siswa.</p>2024-06-28T15:02:27+00:00Copyright (c) 2024 Hendro Widodo, Mohammad Jailani, Panji Hidayathttps://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/48333STUDENTS' PERCEPTIONS OF ARTIFICIAL INTELLIGENCE TECHNOLOGY TO DEVELOP 21ST CENTURY LEARNING SKILLS2024-10-28T12:44:41+00:00Failasuf Fadli[email protected]Mochamad Iskarim[email protected]<p>The development of artificial intelligence technology is essential for students to follow to make learning easier. The trend of more powerful and intelligent AI is an opportunity for students to integrate into learning. Even though AI is developing rapidly, student learning abilities, such as critical thinking, computational thinking, creative thinking, and collaborative thinking, still need to be improved. The research aims to reveal the AI students often use in learning and their problems. The research design uses surveys and qualitative. Research data collection techniques used interviews and observations of final semester students. The analysis involved data reduction, data presentation, and conclusions. This research found that the AI that students often use is Canva, ChatGPT, and Quizizz. Canva is used to create image and video designs, ChatGPT is used to find answers to problems, and Quiziz is used to create exciting questions. Excessive use of AI can lead to dependence on technology, reducing interaction, which is essential in the learning process.</p> <p><strong>Abstrak:</strong></p> <p>Perkembangan teknologi kecerdasan buatan sangat penting untuk diikuti oleh para siswa agar pembelajaran menjadi lebih mudah. Tren kecerdasan buatan yang lebih kuat dan cerdas merupakan peluang bagi siswa untuk berintegrasi ke dalam pembelajaran. Meskipun AI berkembang pesat, namun kemampuan belajar siswa seperti berpikir kritis, berpikir komputasional, berpikir kreatif, dan berpikir kolaboratif masih perlu ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap AI yang sering digunakan siswa dalam pembelajaran dan permasalahannya. Desain penelitian menggunakan survei dan kualitatif. Teknik pengumpulan data penelitian menggunakan wawancara dan observasi mahasiswa semester akhir. Data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa kecerdasan buatan yang sering digunakan mahasiswa adalah Canva, ChatGPT, dan Quizizz. Canva digunakan untuk membuat desain gambar dan video, ChatGPT digunakan untuk mencari jawaban soal, dan Quiziz digunakan untuk membuat soal-soal yang menarik. Penggunaan AI yang berlebihan dapat menyebabkan ketergantungan terhadap teknologi sehingga mengurangi interaksi yang penting dalam proses pembelajaran.</p>2024-06-29T08:37:53+00:00Copyright (c) 2024 Failasuf Fadli, Mochamad Iskarimhttps://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/43041EMPATHY AND TOLERANCE CULTIVATION IN PRIMARY STUDENTS THROUGH LOCAL CONTEXT-BASED SOCIAL SCIENCE LESSONS2024-10-28T12:47:19+00:00Aramudin Aramudin[email protected]R. Hariyani Susanti[email protected]<p>This study delves into the problem of fostering empathy and tolerance among elementary students through local context-based social science lessons. It investigated how integrating local context into the curriculum affected the development of students' empathy and tolerance. This study used a mixed-methods approach. The instruments used to collect data were questionnaires, observation sheets, and interview guidelines. The research was conducted on SDN 1 Baubau in Buton. Data were analyzed quantitatively and qualitatively. The study underscored teachers' pivotal role emphasizing culturally relevant and context-based pedagogical strategies. These findings highlighted the transformative potential of local context-based education in shaping students' social and emotional development. The study recommends a comprehensive curriculum reevaluation, prioritizing empathy and tolerance as crucial educational outcomes. This research provides concrete evidence of the positive impact of integrating local context, shaping a more empathetic and tolerant generation prepared for an interconnected world.</p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Penelitian ini membahas cara menumbuhkan empati dan toleransi di kalangan siswa sekolah dasar melalui pelajaran ilmu sosial yang berbasis konteks lokal. Penelitian ini meneliti cara memasukkan konteks lokal ke dalam kurikulum dapat mempengaruhi perkembangan empati dan toleransi siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan <em>mixed-methods</em>. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket, lembar observasi, dan pedoman wawancara. Penelitian dilakukan di SDN 1 Baubau di Buton. Data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini menekankan peran penting guru dalam menggunakan strategi pengajaran yang relevan dengan budaya dan berbasis konteks lokal. Temuan ini menunjukkan bahwa pendidikan berbasis konteks lokal memiliki potensi besar dalam membentuk perkembangan sosial dan emosional siswa. Studi ini merekomendasikan evaluasi ulang kurikulum secara menyeluruh, dengan menekankan pentingnya empati dan toleransi sebagai hasil pendidikan yang utama. Penelitian ini memberikan bukti konkret bahwa integrasi konteks lokal dapat berdampak positif, membantu membentuk generasi yang lebih empatik dan toleran yang siap menghadapi dunia yang memiliki interkoneksi. </p>2024-06-29T14:06:43+00:00Copyright (c) 2024 Aramudin, R. Hariyani Susantihttps://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/43724THE INFLUENCE OF QUALITY OF WORK LIFE AND ORGANIZATIONAL CULTURE ON LECTURERS' PROFESSIONAL COMMITMENT2024-10-28T12:49:35+00:00Saiful Anwar[email protected]Sri Utaminingsih[email protected]Jonna Karla C. Bien[email protected]Lili Nurlaili[email protected]<p>The variation in lecturers' commitment is the central issue addressed in this research. Based on the result of a preliminary study and data from the personal department. This fact is evidenced by the suboptimal performance of over 50% of permanent lecturers registered under the foundation fulfilling the three pillars of higher education. This study aims to analyze how the quality of work-life influences fluctuations in lecturers' professional commitment and how organizational culture also affects the level of commitment among tenure-track lecturers at Pamulang University. The quantitative research method uses data analysis through Structural Equation Modeling (SEM) and SITOREM analysis. The instruments used include questionnaires and expert judgment assessment sheets for SITOREM analysis. Upon data analysis, the following results were obtained: 1) the quality of work life significantly influences lecturers' professional commitment; 2) the organizational culture affects lecturers' professional commitment; 3) there is a simultaneous influence of both the quality of work life and organizational culture on lecturers' commitment to their profession. Based on the research findings, organizational culture, which constitutes a component of the organizational mechanism, exerts a direct influence on professional commitment, which is part of individual outcome theory, without necessitating passage through the variables encompassed within the individual mechanism. The implication of this study suggests that the professional commitment of lecturers can be further enhanced through the reinforcement of work-life quality and organizational culture.</p> <p><strong>Abstrak:</strong></p> <p>Bervariasinya komitmen dosen menjadi inti permasalahan dalam penelitian ini. Fakta ini dibuktikan berdasarkan studi pendahuluan dan data dari bagian kepegawaian bahwa lebih dari 50% dosen yang terdaftar sebagai dosen tetap yayasan belum optimal dalam menjalankan tridarma perguruan tinggi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis bagaimana kualitas kehidupan kerja memiliki pengaruh terhadap naik dan turunnya komitmen profesi dosen serta bagaimana budaya organisasi juga mempengaruhi tinggi rendahnya komitmen terhadap profesi dosen tetap yayasan di Universitas Pamulang. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan analisis data menggunakan SEM dan analisis SITOREM. Instrument yang digunakan adalah angket dan lembar penilaian <em>expert judgment</em> untuk analisis SITOREM. Setelah dilakukan analisis data maka diperoleh hasil sebagai berikut 1) kualitas kehidupan kerja memiliki pengaruh terhadap pada komitmen profesi dosen; 2) budaya organisasi memiliki pengaruh terhadap komitmen profesi dosen; 3) terdapat pengaruh secara simultan kualitas kehidupan kerja dan budaya organisasi terhadap komitmen terhadap profesi dosen. Berdasarkan hasil penelitian, maka budaya organisasi yang merupakan bagian dari organizational mechanism memiliki pengaruh secara langsung terhadap komitmen profesi yang merupakan bagian dari teori individual outcome tanpa perlu melalui variabel yang tercakup pada individual <em>mechanism</em>. Implikasi pada penelitian ini dikemukakan bahwa komitmen profesi dosen dapat terus ditingkatkan melalui penguatan kualitas kehidupan kerja dan budaya organisasi.</p>2024-06-29T15:52:44+00:00Copyright (c) 2024 Saiful Anwar, Sri Utaminingsih, Jonna Karla C. Bien, Lili Nurlailihttps://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/48445The PRELIMINARY RESEARCH OF DDD-E MODEL: A FRAMEWORK FOR DEVELOPING WEBSITE INFOGRAPHIC FOR ISLAMIC EDUCATION LITERACY 2024-10-28T12:51:54+00:00Afi Rizqiyah[email protected]Muhammad Thohir[email protected]Amir Mu’tashim Billah[email protected]Ali Uroidli[email protected]<p>Literacy is inextricably linked to successful learning outcomes. Research consistently demonstrates that students' literacy challenges encompass difficulties in comprehending specific types of learning materials. Infographics, characterized by their visual appeal, clarity, and concise presentation, have the potential to serve as an effective medium for facilitating students' understanding of educational content. The present study investigates the decision-making and design processes involved in developing website-based infographics as a tool for enhancing Islamic Education literacy. Framed within the initial stages of Research and Development (R&D), data collection encompassed interviews, observations, document analysis, and a comprehensive review of relevant literature. The subsequent qualitative analysis involved data reduction, presentation, and the formulation of conclusions. Findings indicated that the selection of media for development was predicated upon a thorough consideration of learning objectives, the scope of the media, prerequisite skills, and available resources. The design stage comprised a series of activities aimed at creating engaging and informative website infographics. These infographics are theoretically posited to capture students' attention, facilitate memory retention, and foster a deeper comprehension of the subject matter. It is anticipated that this research will serve as a valuable reference for the development of website infographics as literacy tools, employing systematic procedures and sound pedagogical assumptions.</p> <p><strong>Abstrak:</strong></p> <p>Literasi memiliki keterkaitan yang kuat dengan keberhasilan proses pembelajaran. Temuan di lapangan mengindikasikan adanya permasalahan literasi pada siswa, termasuk kesulitan dalam memahami jenis materi pembelajaran tertentu. Infografis, dengan karakteristiknya yang menarik, jelas, dan mudah dipahami, dapat menjadi media yang efektif dalam memfasilitasi pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tahap penentuan (decide) dan perancangan (design) infografis berbasis website sebagai media literasi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Penelitian ini merupakan bagian awal dari Research and Development (R&D). Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi literatur, kemudian dianalisis secara kualitatif meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penentuan media yang akan dikembangkan mempertimbangkan tujuan pembelajaran, cakupan media, kemampuan prasyarat siswa, dan sumber daya yang tersedia. Tahap perancangan meliputi serangkaian kegiatan untuk merancang infografis berbasis website. Secara teoritis, infografis website yang dikembangkan diharapkan mampu menarik perhatian siswa, serta memudahkan siswa dalam mengingat dan memahami materi ajar. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengembangan infografis website sebagai media literasi yang efektif, dengan prosedur yang sistematis dan asumsi yang logis.</p>2024-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Afi Rizqiyah, Muhammad Thohir, Amir Mu’tashim Billah, Ali Uroidlihttps://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/48648IMPLEMENTING MORAL EDUCATION THROUGH AL-GHAZALI'S PERSPECTIVE IN ISLAMIC STUDIES: A CASE STUDY AT ELEMENTARY SCHOOL IN YOGYAKARTA2024-10-28T12:53:35+00:00Ridha Aulia[email protected]Andi Prastowo[email protected]Fathunnajih Fathunnajih[email protected]Diah Ayu Saputri[email protected]<p>The moral crisis is happening to students in Indonesia. This is evidenced by several criminal cases involving children and adolescents of school age. The purpose of this research is to find out how moral education is implemented in Islamic education learning in grade VI at SDN Sleman, Yogyakarta, based on al-Ghazali's perspective. This research was a case study. The data collection methods used in this research were observation, interview, documentation, and literature study. The research subjects were an Islamic education teacher and students of SDN Sleman Yogyakarta. The results showed that the Islamic education teacher at SDN Sleman Yogyakarta had implemented moral values in Islamic education learning. However, the surrounding environment is the biggest obstacle in instilling moral values in students.</p> <p><strong>Abstrak:</strong></p> <p>Krisis moral sedang terjadi pada pelajar di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan beberapa kasus kriminalitas yang melibatkan anak-anak dan remaja usia sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi pendidikan Akhlak dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Kelas VI SDN Sleman Yogyakarta dengan perspektif al-Ghazali. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Subjek penelitian terdiri dari seorang guru dan siswa PAI SDN Sleman Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru PAI SDN Sleman Yogyakarta sudah menerapkan nilai-nilai moral dalam pembelajaran PAI namun lingkungan sekitar menjadi kendala terbesar dalam menanamkan nilai-nilai moral pada siswa.</p>2024-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Ridha Aulia, Andi Prastowo, Fathunnajih, Diah Ayu Saputri