Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan <p align="center"><img src="/public/site/images/khaidirakbar/cover.png"><br><br></p> <p><em>Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan</em> (<a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1324801085">p-ISSN: 1979-3472</a>;&nbsp;<a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1489493892">e-ISSN: 2580-5223</a>) is a double-blind peer-reviewed journal dedicated to facilitating the dissemination of research in education, particularly in Islamic studies, the development of teaching and learning theories, and contemporary educational issues. The journal is published by the Teacher Training Institute, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training at Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Formerly known as <em>Lentera Akademika</em>, the journal was first published in 1997 and was renamed <em>Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan</em> in 2013. It is indexed in <a href="https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/detail?id=3071">SINTA 2</a> (Accredited Journal, Decree No. 200/M/KPT/2020) by the Ministry of Research and Technology/Head of the National Research and Innovation Agency of the Republic of Indonesia, with accreditation valid until 2024.</p> <p>The journal's editorial mission is to provide a vanue for scholarly exchange and to connect researchers and practitioners in education-related fields.</p> <p>Submissions are accepted from around the world. All submitted articles must be original, unpublished, and not under consideration for publication elsewhere.</p> Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar en-US Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 1979-3472 <p style="text-align: justify;"><strong>Authors who publish with this journal agree to the following terms:</strong></p><p style="text-align: justify;"><strong>1) Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a <a title="License" href="https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/" target="_blank">Creative Commons Attribution License</a> that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.</strong></p><p style="text-align: justify;"><strong>2) Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.</strong></p><p style="text-align: justify;"><strong>3)Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See <a href="http://opcit.eprints.org/oacitation-biblio.html" target="_new">The Effect of Open Access</a>).</strong></p> Shaping Islamic Personality: Implementing Anti-Violence Education Strategies in a Senior High School https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/47468 <p>This study aims to examine the development of Islamic personality through the implementation of anti-violence education at one of state senior high schools in Palopo City. Adopting a qualitative research approach with a case study design, the study utilized data collection methods such as observations, interviews, and document analysis. The data were analyzed using a modified analytical induction technique, as well as the interactive model of data analysis developed by Miles, Huberman, and Saldana, which includes processes of data condensation, data presentation, and drawing conclusions/verification. The findings reveal that violent behavior at the school manifests in various forms, including harassment, bullying, physical assault, fighting, hazing, and extortion. Some of these behaviors serve as indicators of potential triggers for future violent incidents within the school environment. The implementation of anti-violence education strategies is carried out through structural, cultural, and theological approaches. These strategies aim to address the root causes of violence and promote a more peaceful and supportive school climate. Moreover, the study shows that the implications of these anti-violence strategies extend beyond the school to include teachers, students, their families, and the wider community, suggesting a broader impact on societal attitudes towards violence and conflict resolution.</p> <p><strong>Abstrak:</strong></p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengembangan kepribadian Islam melalui penerapan pendidikan anti-kekerasan di salah satu sekolah menengah atas negeri di Kota Palopo. Menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus, penelitian ini mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik induksi analitis yang dimodifikasi, serta model analisis data interaktif yang dikembangkan oleh Miles, Huberman, dan Saldana, yang mencakup proses kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku kekerasan di sekolah tersebut muncul dalam berbagai bentuk, termasuk pelecehan, perundungan, penyerangan fisik, perkelahian, perpeloncoan, dan pemerasan. Beberapa bentuk perilaku ini menjadi indikator potensi pemicu kekerasan yang dapat terjadi di masa depan di lingkungan sekolah. Penerapan strategi pendidikan anti-kekerasan dilakukan melalui pendekatan struktural, kultural, dan teologis. Strategi-strategi ini bertujuan untuk mengatasi akar penyebab kekerasan dan menciptakan iklim sekolah yang lebih damai dan mendukung. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa implikasi dari strategi anti-kekerasan ini meluas ke luar sekolah, mencakup para guru, siswa, keluarga mereka, dan masyarakat luas, yang mengindikasikan dampak yang lebih besar terhadap sikap sosial terhadap kekerasan dan penyelesaian konflik.</p> Sudirman Amrah Kasim Saprin Yuspiani Muhammad Irfan Hasanuddin Copyright (c) 2024 Sudirman, Amrah Kasim, Saprin, Yuspiani, Muhammad Irfan Hasanuddin https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ 2024-12-25 2024-12-25 27 2 260 277 10.24252/lp.2024v27n2i1 The Role of Foster Carers in Shaping Santri Discipline in Pesantren Through a Humanistic Approach https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/52317 <p>The objective of this research is to examine the role of foster carers in shaping the discipline of santri within pesantren through a humanistic approach. Specifically, the study aims to identify and analyze the ways in which foster carers educate and guide santri to foster discipline, explore the application of the humanistic approach in their interactions with santri, and assess its impact on character development and discipline. This research adopted a qualitative methodology, utilizing a case study design to explore the context and dynamics of the relationship between students and foster carers. The case under investigation is the interaction within a dormitory in a pesantren in Indonesia. Then, the findings of this study underscore the critical role of foster carers in shaping santri discipline. Foster carers are not only responsible for providing guidance and support but also serve as exemplary models of behavior and moral values. The study highlights the significant impact of the foster carers' role in promoting discipline at the boarding school. Through consistent guidance and mentorship, foster carers contribute to the development of a disciplined student body, which subsequently enhances the overall learning environment and activities within the pesantren. The research concludes that the effective role of foster carers is instrumental in improving the quality of education within pesantren, thereby contributing to the holistic development of students, both academically and morally.</p> <p><strong>Abstrak:</strong></p> <p>Tujuan penelitian mengenai peran wali asuh dalam membentuk kedisiplinan santri di pesantren melalui pendekatan humanistik yaitu untuk mengidentifikasi dan menganalisis peran wali asuh dalam mendidik dan membimbing santri untuk mencapai kedisiplinan, mengkaji bagaimana pendekatan humanistik diterapkan oleh wali asuh dalam interaksi dengan santri dan dampaknya terhadap pembentukan karakter dan kedisiplinan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus, yang mana pendekatan tersebut bertujuan untuk memahami konteks dan dinamika dari kasus tersebut, serta menghasilkan wawasan yang lebih mendetail mengenai fenomena pada objek yang diteliti, yaitu hubungan antara santri dan wali asuh tepatnya di salah satu asrama pondok pesantren di Indonesia. Dalam penelitian ini disebutkan bahwa peran wali asuh di pesantren sangat krusial dalam membentuk kedisiplinan santri. Wali asuh tidak hanya bertugas membimbing dan membina, tetapi juga berperan sebagai teladan dalam perilaku dan nilai-nilai moral. Implikasi dari peran wali asuh dalam pondok pesantren terhadap pembentukan kedisiplinan santri sangat signifikan. Dengan adanya bimbingan yang konsisten dari wali asuh, santri cenderung lebih disiplin, yang berpengaruh positif terhadap proses belajar dan kegiatan dipesantren. Secara keseluruhan, peran wali asuh yang efektif dapat berdampak pada kualitas pendidikan di pesantren dan menghasilkan generasi santri yang lebih baik, baik dalam aspek akademis maupun moral.</p> Fathor Rozi Novita Firdaus Salsabila Jibril Olaniyi Ayuba Copyright (c) 2024 Fathor Rozi, Novita Firdaus Salsabila, Jibril Olaniyi Ayuba https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ 2024-12-25 2024-12-25 27 2 278 299 10.24252/lp.2024v27n2i2 Innovative Leadership of Madrasah Aliyah Principals in Enhancing Educational Quality in Pidie, Aceh Province https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/52015 <p>This study explores the innovative leadership practices of Islamic senior high school (known as<em> Madrasah Aliyah</em>) principals in Pidie Regency, Aceh, aimed at enhancing educational quality. It addresses the research gap regarding innovative leadership in madrasahs, particularly in Aceh—a post-conflict region with strong cultural and religious values. The study draws on Transformational Leadership and Adaptive Leadership theories to frame its analysis. Using a qualitative case study approach, data were collected from 32 informants, including principals, teachers, students, and school committee members, from eight purposively selected State Madrasah Aliyahs. Data collection methods included direct observation, in-depth interviews, and document analysis. The findings identify five key components of innovative leadership: strategic vision, stakeholder orientation, collaboration, trust-building, and open communication. Practical strategies, such as technology-based learning and community engagement, were implemented to address challenges in student performance while preserving cultural and religious identity. These results underscore the pivotal role of innovative leadership in balancing tradition and modernity, offering actionable recommendations for principals and policymakers to develop adaptive leadership strategies in similar educational contexts.</p> <p><strong>Abstrak:</strong></p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perilaku kepemimpinan inovatif kepala Madrasah Aliyah di Kabupaten Pidie, Aceh, dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Studi ini mengisi kesenjangan penelitian terkait terbatasnya kajian tentang kepemimpinan inovatif di madrasah, khususnya dalam konteks Aceh sebagai wilayah pasca-konflik dengan nilai budaya dan agama yang kuat. Dengan menggunakan teori Transformational Leadership dan Adaptive Leadership, penelitian&nbsp; kualitatif dengan metode studi kasus, penelitian ini melibatkan 32 informan dari delapan Madrasah Aliyah Negeri yang dipilih secara purposive. Informan terdiri atas kepala madrasah, guru, siswa, dan anggota komite sekolah. Data dikumpulkan melalui observasi langsung, wawancara mendalam, dan analisis dokumen. Hasil penelitian mengidentifikasi lima aspek utama kepemimpinan inovatif: visi strategis, orientasi pada pemangku kepentingan, kolaborasi, pembangunan kepercayaan, dan komunikasi terbuka. Strategi praktis seperti pembelajaran berbasis teknologi serta keterlibatan komunitas diterapkan untuk mengatasi tantangan rendahnya hasil belajar sambil mempertahankan identitas budaya dan religius. Hasil ini menegaskan pentingnya kepemimpinan inovatif dalam menyeimbangkan tradisi dan modernitas, sekaligus menawarkan rekomendasi strategis bagi kepala madrasah dan pembuat kebijakan untuk mengembangkan kepemimpinan adaptif dalam konteks pendidikan serupa.</p> Abdullah Jamaluddin Idris Silahuddin Copyright (c) 2024 Abdullah, Jamaluddin Idris, Silahuddin https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ 2024-12-26 2024-12-26 27 2 300 318 10.24252/lp.2024v27n2i3 The Integration of Traditional Values of Pelintau Pencak Silat as a Resource for Local History Education https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/52112 <p>The traditional values of Pencak Silat Pelintau have not been systematically incorporated into the curriculum as a resource for local history education. The integration of these values is essential for enhancing the relevance of local learning materials and ensuring the availability of indigenous educational resources. This study seeks to explore the integration of <em>Pencak Silat</em> <em>Pelintau’s</em> traditional values into the curriculum as an approach to local history education. Employing a descriptive qualitative research design, the study utilized data collection methods including observation, interviews, and document analysis. Data were analyzed through processes of data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The findings suggest that the local wisdom inherent in <em>Pencak Silat</em> <em>Pelintau</em> can be effectively integrated into local history instruction. Within the framework of the <em>Merdeka Curriculum</em>, the topics of the Islamic Kingdoms in Phase E and Colonialism and Indonesian National Resistance in Phase F present appropriate opportunities to incorporate the stories and values of the <em>Pelintau Pencak Silat</em> tradition. This integration enables students to develop a deeper understanding of local history while internalizing key values such as honesty, discipline, cooperation, simplicity, politeness, courage, and resilience—values that contribute to shaping positive attitudes and behaviors in students' personal and social lives.</p> <p><strong>Abstrak:</strong></p> <p>Nilai-nilai tradisional Pencak Silat Pelintau belum diintegrasikan secara sistematis ke dalam kurikulum sebagai sumber pembelajaran sejarah lokal. Integrasi nilai-nilai ini sangat penting untuk meningkatkan relevansi materi pembelajaran lokal dan memastikan tersedianya sumber daya pendidikan yang bersifat lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji integrasi nilai-nilai tradisional Pencak Silat Pelintau ke dalam kurikulum sebagai pendekatan dalam pembelajaran sejarah lokal. Dengan menggunakan desain penelitian kualitatif deskriptif, penelitian ini mengumpulkan data melalui metode observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Data dianalisis melalui proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kearifan lokal yang terkandung dalam Pencak Silat Pelintau dapat diintegrasikan secara efektif ke dalam pengajaran sejarah lokal. Dalam kerangka Kurikulum Merdeka, topik-topik mengenai Kerajaan Islam pada Fase E serta Kolonialisme dan Perlawanan Nasional Indonesia pada Fase F menjadi peluang yang tepat untuk mengintegrasikan cerita dan nilai-nilai tradisi Pencak Silat Pelintau. Integrasi ini memungkinkan siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai sejarah lokal sekaligus menginternalisasi nilai-nilai penting seperti kejujuran, disiplin, kerjasama, kesederhanaan, kesopanan, keberanian, dan ketangguhan—nilai-nilai yang berkontribusi dalam membentuk sikap dan perilaku positif dalam kehidupan pribadi dan sosial siswa. </p> Okhaifi Prasetyo Muhammad Al Dilwan Aulia Rahman Copyright (c) 2024 Okhaifi Prasetyo, Muhammad Al Dilwan, Aulia Rahman https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ 2024-12-26 2024-12-26 27 2 319 334 10.24252/lp.2024v27n2i4 The Development of Teaching Materials for Islamic Religious Education Courses Based on Local Wisdom at Public State Universities https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/46004 <p>This study aims to develop open educational materials for Islamic Religious Education (PAI) at public universities, grounded in diverse local values. The focus is on the creation and validation of teaching materials, incorporating local wisdom from Sulawesi and Mataram regions. The research adopts a Research and Development (R&amp;D) approach, utilizing a 4-D model of development (Define, Design, Develop, Disseminate). The teaching materials, which integrate local values from Sulawesi (<em>siri</em>', <em>pacce</em>', <em>pemmali</em>, and <em>pappaseng</em>) and Mataram (<em>karma</em>, <em>sesengak</em>, <em>perteke</em>, and <em>lelakak</em>), were tested at a state university. The development process involved a team of validators, and the results demonstrated high validity. The findings suggest that the development of teaching materials integrating Islam with relevant local values can provide a more contextualized and meaningful educational experience for students. Consequently, this study is expected to offer guidance for other universities in formulating open PAI materials that effectively combine Islamic principles with local cultural values.</p> <p><strong>Abstrak:</strong></p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk membuat bahan terbuka Pendidikan Agama Islam (PAI) di perguruan tinggi negeri berdasarkan nilai-nilai lokal yang beragam. Penelitian ini berfokus pada pembuatan bahan ajar pada Universitas Negeri Makassar dan Universitas Mataram yang berintegrasi pada nilai lokal dari kedua daerah. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian dan Pengembangan (R&amp;D), dan menggunakan model pengembangan 4-D (Define, Design, Develop, Disseminate). Dua perguruan tinggi melakukan uji coba bahan ajar, yang menggabungkan kearifan lokal dari dua daerah - Sulawesi (<em>siri</em>', <em>pacce</em>', <em>pemmali</em>, dan <em>pappaseng</em>) dan Mataram (<em>karma</em>, <em>sesengak</em>, <em>perteke</em>, dan <em>lelakak</em>). Bahan terbuka dikembangkan oleh tim validator, dan hasilnya menunjukkan validitas yang tinggi. Dengan demikian, pengembangan bahan ajar dengan mengambil pendekatan yang mengintegrasikan Islam dengan nilai-nilai lokal yang relevan akan menghasilkan pengalaman pendidikan yang lebih kontekstual dan bermakna bagi siswa. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan Arahan bagi perguruan tinggi lain dalam merumuskan bahan terbuka PAI yang menggabungkan Islam dengan nilai-nilai budaya lokal.&nbsp;</p> Usman Bahraeni Nurhilaliyah Ananda Fathur Rahman Copyright (c) 2024 Usman, Bahraeni, Nurhilaliyah, Ananda Fathur Rahman https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ 2024-12-31 2024-12-31 27 2 335 347 10.24252/lp.2024v27n2i5 The Anxiety Levels and Mathematical Literacy of the Eighth Grade Indonesian Students on Quantity Content https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/52451 <p>Mathematical literacy is essential for students’ academic success and real-life problem-solving. However, math anxiety remains a significant barrier affecting students' performance, particularly in the “quantity” content of mathematical literacy. Despite extensive research, limited studies have explored how varying levels of math anxiety influence students’ mathematical literacy in specific content domains. This qualitative descriptive study investigates the impact of math anxiety on the mathematical literacy of the eighth-grade students in the “quantity” content. Using purposive sampling, six students from State Junior High School 26 Makassar were selected. The data collection involved a math anxiety questionnaire, a mathematical literacy test, and interview guidelines. The Miles, Huberman, and Saldana model was applied for data analysis. The findings indicate that math anxiety levels strongly influence students’ mathematical literacy. Students with low anxiety demonstrated strong conceptual understanding, effective problem-solving strategies, and accurate calculations. Those with moderate anxiety managed simpler tasks but struggled with complex problems, consistent with the Yerkes-Dodson law. The students experiencing high anxiety exhibited the poorest performance faced challenges in understanding instructions and applying appropriate strategies. The study highlights the necessity of addressing math anxiety through interactive teaching approaches and targeted support to enhance students’ mathematical literacy, suggesting practical interventions for educators.</p> <p><strong>Abstrak:</strong></p> <p>Literasi matematika sangat penting untuk keberhasilan akademik siswa dan pemecahan masalah dalam kehidupan nyata. Namun, kecemasan matematika tetap menjadi hambatan signifikan yang memengaruhi kinerja siswa, terutama dalam konten “kuantitas” literasi matematika. Meskipun penelitian yang luas telah dilakukan, hanya sedikit studi yang mengeksplorasi bagaimana tingkat kecemasan matematika yang berbeda memengaruhi literasi matematika siswa dalam domain konten tertentu. Studi deskriptif kualitatif ini menyelidiki dampak kecemasan matematika terhadap literasi matematika siswa kelas delapan dalam konten “kuantitas”. Melalui teknik purposive sampling, enam siswa dari SMP Negeri 26 Makassar dipilih sebagai responden. Pengumpulan data melibatkan kuesioner kecemasan matematika, tes literasi matematika, dan pedoman wawancara. Model Miles, Huberman, dan Saldana digunakan untuk analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan matematika sangat memengaruhi literasi matematika siswa. Siswa dengan tingkat kecemasan rendah menunjukkan pemahaman konsep yang kuat, strategi pemecahan masalah yang efektif, dan perhitungan yang akurat. Siswa dengan tingkat kecemasan sedang mampu menangani tugas-tugas sederhana tetapi kesulitan dengan masalah yang lebih kompleks, sesuai dengan hukum Yerkes-Dodson. Siswa dengan tingkat kecemasan tinggi menunjukkan kinerja terburuk, menghadapi kesulitan dalam memahami instruksi dan menerapkan strategi yang sesuai. Studi ini menyoroti pentingnya mengatasi kecemasan matematika melalui pendekatan pengajaran interaktif dan dukungan yang ditargetkan untuk meningkatkan literasi matematika siswa, serta merekomendasikan intervensi praktis bagi para pendidik. </p> Syahrullah Asyari Nasrullah Hisham Barakat Hussein Nuraeni Copyright (c) 2024 Syahrullah Asyari, Nasrullah, Hisham Barakat Hussein, Nuraeni https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ 2024-12-31 2024-12-31 27 2 348 369 10.24252/lp.2024v27n2i6 Fostering Religiosity and Social Character through Islamic Educational Programs in the Context of Society 5.0 https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/52492 <p>This study aims to assess the effectiveness of the Islamic Religious Education Tutorial Program in enhancing students' religiosity and social character. Drawing on Fromm's theory, social character is critical in responding to societal changes, such as the digital revolution. Experts argue that technology and globalization have a profound impact on individual character in the context of Society 5.0. In this modern era, the importance of social character has become increasingly urgent due to rapid social transformations and the growing complexity of societal structures. These challenges include: 1) the rapid transformation of social structures, 2) social fragmentation, 3) the challenges posed by neoliberalism, and 4) the influence of social media and technology. This research employs a cross-sectional quantitative design, utilizing a Likert-scale questionnaire administered to 205 students from four different study programs at the Indonesia University of Education, Bandung, Indonesia. Data collected were analyzed using IBM SPSS software. The results indicate that the program led to significant improvements in seven key areas: 1) religious knowledge, 2) religiosity, 3) morality, 4) worship, 5) social responsibility, 6) empathy, and 7) tolerance. These improvements varied across study programs, with students enrolled in religious studies showing the most substantial increases in tolerance (average score 4.07) and religious knowledge (4.01). Notably, tolerance emerged as the most improved aspect overall. These findings highlight the program's role as a vital tool for character development and propose a model for integrating moral education in the digital era of Society 5.0.</p> <p><strong>Abstrak:</strong></p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas Program Tutorial Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan religiositas dan karakter sosial mahasiswa. Berdasarkan teori Fromm, karakter sosial sangat penting dalam merespons perubahan, seperti revolusi digital. Para ahli berpendapat bahwa teknologi dan globalisasi memiliki dampak yang signifikan terhadap karakter individu dalam konteks Society 5.0. Di era modern ini, urgensi karakter sosial semakin penting karena perubahan sosial yang cepat dan kompleksitas struktur masyarakat yang semakin meningkat. Tantangan-tantangan tersebut meliputi: 1) transformasi cepat struktur sosial, 2) fragmentasi sosial, 3) tantangan neoliberalism, dan 4) pengaruh media sosial serta teknologi. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif potong lintang, dengan menggunakan kuesioner skala Likert yang disebarkan kepada 205 mahasiswa dari empat program studi di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan perangkat lunak IBM SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program ini memberikan peningkatan yang signifikan pada tujuh aspek: 1) pengetahuan agama, 2) religiositas, 3) moralitas, 4) ibadah, 5) tanggung jawab sosial, 6) empati, dan 7) toleransi. Peningkatan ini bervariasi di setiap program studi, dengan mahasiswa yang mengambil studi agama menunjukkan peningkatan terbesar pada aspek toleransi (skor rata-rata 4,07) dan pengetahuan agama (4,01). Secara keseluruhan, toleransi menjadi aspek yang paling meningkat. Temuan ini menegaskan peran program ini sebagai alat penting untuk pengembangan karakter dan memberikan model untuk mengintegrasikan pendidikan moral dalam era digital Society 5.0. </p> Mohammad Rindu Fajar Islamy Copyright (c) 2024 Mohammad Rindu Fajar Islamy https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ 2024-12-31 2024-12-31 27 2 370 393 10.24252/lp.2024v27n2i7 Development of Future Learning Models Based on Ki Hajar Dewantara’s Ideas: A Bibliometric Evaluation of Recent Research https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/49406 <p>This study investigates the application of Ki Hajar Dewantara's ideas in the development of future learning models through a bibliometric approach. By analyzing 500 publications from Google Scholar, Scopus, and Web of Science spanning the period 2014-2024, the study identifies key trends, highlights the contributions of leading researchers, and explores central themes in the related academic discourse. The findings reveal a significant increase in publications related to Dewantara's ideas, with a notable peak in 2023. Key topics identified include character education, independent curricula, and value-based learning. Additionally, the research underscores the global relevance of Dewantara's educational philosophy, aligning with the humanistic principles espoused by John Dewey and Paulo Freire. The implications for Indonesian education involve reinforcing the role of the Tri Center of Education and enhancing the integration of character values within the national curriculum. The study further recommends the development of technology-driven research and the adoption of hybrid learning models.</p> <p><strong>Abstrak:</strong></p> <p>Penelitian ini menyelidiki penerapan gagasan Ki Hajar Dewantara dalam pengembangan model pembelajaran masa depan melalui pendekatan bibliometrik. Dengan menganalisis 500 publikasi dari Google Scholar, Scopus, dan Web of Science yang mencakup periode 2014-2024, penelitian ini mengidentifikasi tren utama, menyoroti kontribusi peneliti terkemuka, dan mengeksplorasi tema-tema sentral dalam diskursus akademik terkait. Temuan menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam publikasi yang berkaitan dengan gagasan Dewantara, dengan puncak yang mencolok pada tahun 2023. Topik-topik utama yang teridentifikasi meliputi pendidikan karakter, kurikulum mandiri, dan pembelajaran berbasis nilai. Selain itu, penelitian ini menegaskan relevansi global dari filosofi pendidikan Dewantara, yang sejalan dengan prinsip humanistik yang diajarkan oleh John Dewey dan Paulo Freire. Implikasi untuk pendidikan Indonesia mencakup penguatan peran Tri Center of Education dan peningkatan integrasi nilai karakter dalam kurikulum nasional. Penelitian ini juga merekomendasikan pengembangan riset berbasis teknologi dan adopsi model pembelajaran hybrid.</p> Ali Anhar Syi'bul Huda Ali Syahidin Wawan Hermawan Copyright (c) 2024 Ali Anhar Syi'bul Huda Ali, Syahidin, Wawan Hermawan https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ 2024-12-31 2024-12-31 27 2 394 412 10.24252/lp.2024v27n2i8 Madrasah Tsanawiyah Teachers' Perceptions of Blended Learning Implementation within Islamic Educational Institutions https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/51144 <p>Although the concept of blended learning is widely recognized, many teachers, particularly those at Madrasah Tsanawiyah (MTs), remain unfamiliar with its principles and methods of implementation. In response, the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia, through the Education and Training Agency in Makassar, organized training for MTs teachers on blended learning. This study aimed to examine the perceptions of Madrasah Tsanawiyah teachers regarding the use of blended learning in Civic and Environmental Education. Adopting a descriptive quantitative approach, the study involved a population of 120 teachers, participants in the training, which was divided into five different classes. Using purposive sampling, a sample of 29 teachers was selected, focusing on those teaching Civic Education. Data was collected through a questionnaire and analyzed descriptively, with results categorized into five groups. The findings revealed that teachers’ perceptions of blended learning were generally positive, with a mean score of 3.6, categorized as "good." The perceived quality of IT facilities in the training received an average score of 3.90, also categorized as "good." Teachers' perceptions of peer activities during the training averaged 4.3, indicating a "good" rating. Perceptions of the role of resource persons and training organizers were even more favorable, with both receiving an average score of 4.6, categorized as "very good." These results are expected to provide valuable insights for the implementation of future training programs that utilize blended learning, particularly within Islamic educational settings.</p> <p><strong>Abstrak:</strong></p> <p>Meskipun konsep pembelajaran blended learning telah dikenal luas, banyak guru, khususnya guru Madrasah Tsanawiyah (MTs), yang masih belum memahami prinsip dan cara penerapannya. Sebagai respons terhadap hal ini, Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Badan Pengembangan dan Pendidikan Kementerian Agama di Makassar menyelenggarakan pelatihan bagi guru MTs mengenai blended learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persepsi guru Madrasah Tsanawiyah terhadap penggunaan metode blended learning dalam Pendidikan Kewarganegaraan dan Lingkungan Hidup. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, populasi penelitian ini terdiri dari 120 guru peserta pelatihan yang dibagi dalam lima kelas berbeda. Menggunakan teknik purposive sampling, sampel penelitian sebanyak 29 guru dipilih, yang berfokus pada guru Pendidikan Kewarganegaraan. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis secara deskriptif, dengan hasil yang dikategorikan ke dalam lima kelompok. Temuan menunjukkan bahwa persepsi guru terhadap blended learning secara keseluruhan positif, dengan rata-rata skor 3,6, yang termasuk dalam kategori "baik." Persepsi terhadap kualitas fasilitas TI dalam pelatihan berbasis blended learning memperoleh rata-rata skor 3,90, yang juga termasuk dalam kategori "baik." Persepsi guru terhadap kegiatan teman sejawat selama pelatihan memperoleh rata-rata skor 4,3, yang masuk dalam kategori "baik." Persepsi terhadap peran narasumber dan penyelenggara pelatihan sangat positif, dengan keduanya memperoleh rata-rata skor 4,6, yang termasuk dalam kategori "sangat baik." Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga untuk implementasi program pelatihan di masa depan yang menggunakan metode blended learning, khususnya di lembaga pendidikan Islam.</p> Subari Yanto Arbain Sakri Abdullah Copyright (c) 2024 Subari Yanto, Arbain, Sakri Abdullah https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ 2024-12-31 2024-12-31 27 2 413 433 10.24252/lp.2024v27n2i9 Managing Inclusive Early Childhood Education: Strategies and Challenges in Supporting Children with Special Needs https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/52320 <p>According to recent data, the number of children with special needs in Indonesia has reached 1,544,184, with 330,764 of these children (21.42%) aged 5–18 years. However, only 85,737 children with special needs are currently enrolled in school. This disparity highlights the urgent need for efforts to ensure that these children receive an appropriate education. The aim of this study is to analyze the management of inclusive Early Childhood Education (PAUD) in the context of inclusive education, focusing on the following aspects: first, the policies supporting inclusive education; second, the implementation of the inclusive education program; third, the challenges faced by educators and other stakeholders in implementing the program; and fourth, the outcomes achieved in improving access to appropriate education for children with special needs. The research adopts a qualitative approach with a case study design. Data collection methods include three primary techniques: interviews, observation, and documentation. The data were analyzed using the Miles and Huberman framework, which includes data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results of this study indicate that the institution in question is committed to providing inclusive education for all children, including those with special needs. The school offers assistant teachers, therapy rooms, creative learning methods, and accessible facilities to support the learning process. Support from the government and related institutions plays a crucial role in improving educator competencies and expanding facilities, both of which are vital for the success of inclusive education programs.</p> <p><strong>Abstrak: </strong></p> <p>Menurut data terbaru, jumlah anak dengan kebutuhan khusus di Indonesia mencapai 1.544.184, dengan 330.764 anak (21,42%) berada dalam rentang usia 5–18 tahun. Namun, hanya 85.737 anak dengan kebutuhan khusus yang terdaftar di sekolah. Ketimpangan ini menunjukkan perlunya upaya untuk memastikan anak-anak tersebut menerima pendidikan yang sesuai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengelolaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) inklusif dalam konteks pendidikan inklusif, dengan fokus pada aspek-aspek berikut: pertama, kebijakan yang mendukung pendidikan inklusif; kedua, pelaksanaan program pendidikan inklusif; ketiga, tantangan yang dihadapi oleh pendidik dan pihak terkait dalam melaksanakan program ini; dan keempat, hasil yang dicapai dalam meningkatkan akses pendidikan yang sesuai bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan mencakup tiga teknik utama: wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan teknik analisis Miles dan Huberman, yang mencakup reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa institusi yang diteliti berkomitmen untuk menyediakan layanan pendidikan inklusif bagi semua anak, termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus. Sekolah ini menawarkan guru pendamping, ruang terapi, metode pembelajaran kreatif, dan fasilitas yang dapat diakses untuk mendukung proses pembelajaran. Dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait sangat penting dalam meningkatkan kompetensi pendidik dan memperluas fasilitas, yang keduanya vital untuk keberhasilan program pendidikan inklusif.</p> Sitti Rahmaniar Abubakar Sri Yuliani M. Dinar Salasatun Ashar Copyright (c) 2024 Sitti Rahmaniar Abubakar, Sri Yuliani M., Dinar Salasatun Ashar https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ 2024-12-31 2024-12-31 27 2 434 455 10.24252/lp.2024v27n2i10 The School Leadership Preparation Project: A Multi-Case Study on Education Policy in South Sulawesi Province https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/51830 <p>This research investigates the School Leadership Preparation Project in South Sulawesi Province. The project consists of a series of activities designed to identify highly potential and experienced teachers who are prepared to take on additional responsibilities as school principals. The process involves two stages: (1) selection (comprising administrative and academic selection), and (2) education and training. This study critically examines the policy formulation, its implementation, and the outcomes in South Sulawesi Province. Data collection was conducted through participatory observation, in-depth interviews, and document analysis. The individual data analysis followed the Miles and Huberman (2014) flow model, which includes data condensation, data display, and conclusion drawing/verification. For cross-case analysis, a comparative approach was employed as recommended by Yin (2002). The findings indicate that the School Leadership Preparation Project is more responsive to current needs than to future demands, as the political discretion of local leaders often outweighs adherence to central government policies. Moreover, the project is primarily attended by junior or low-tenure teachers, who may lack the leadership qualifications expected of prospective school leaders. The content of the school leadership preparation programs focuses more on leadership development rather than on managerial skills, school entrepreneurship, or educational supervision.</p> <p><strong>Abstrak: &nbsp;</strong></p> <p>Penelitian ini menyelidiki Proyek Persiapan Kepemimpinan Sekolah di Provinsi Sulawesi Selatan. Proyek ini terdiri dari serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengidentifikasi guru-guru yang berpotensi dan berpengalaman yang siap untuk mengambil tanggung jawab tambahan sebagai kepala sekolah. Prosesnya meliputi dua tahap: (1) seleksi (terdiri dari seleksi administrasi dan akademik), dan (2) pendidikan dan pelatihan. Kajian ini mengkaji secara kritis perumusan kebijakan, implementasinya, dan outcome di Provinsi Sulawesi Selatan. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan analisis dokumen. Analisis data individu mengikuti model aliran Miles dan Huberman (2014), yang meliputi kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Untuk analisis lintas kasus, pendekatan komparatif digunakan seperti yang direkomendasikan oleh Yin (2002). Temuan-temuan yang ada menunjukkan bahwa Proyek Persiapan Kepemimpinan Sekolah lebih responsif terhadap kebutuhan saat ini dibandingkan tuntutan di masa depan, karena kebijaksanaan politik para pemimpin daerah seringkali melebihi kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah pusat. Selain itu, proyek ini sebagian besar diikuti oleh guru-guru junior atau guru dengan masa jabatan rendah, yang mungkin tidak memiliki kualifikasi kepemimpinan yang diharapkan dari calon pemimpin sekolah. Isi program persiapan kepemimpinan sekolah lebih menitikberatkan pada pengembangan kepemimpinan dibandingkan keterampilan manajerial, kewirausahaan sekolah, atau supervisi pendidikan.</p> Muhammad Ardiansyah Arismunandar Ansar Faridah Copyright (c) 2024 Muhammad Ardiasnyah, Arismunandar, Ansar, Faridah https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ 2024-12-31 2024-12-31 27 2 456 479 10.24252/lp.2024v27n2i11 The Influence of Madrasah Culture on Student Discipline at an Islamic Junior High School in Makassar https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/47268 <p>Madrasah culture encompasses the values, beliefs, attitudes, and behaviors that are regularly patterned and reflect habits aimed at adapting to the environment, as well as the madrasah's perspective on problem-solving. These cultural elements are shaped through the institution's history and experience. This paper presents the findings of research that investigates the extent to which madrasah culture influences student discipline. The study employs an ex post facto design with a quantitative approach. The research sample consisted of students from a madrasah in Makassar City, selected through simple random sampling. Data were collected via questionnaires and analyzed using both descriptive and inferential statistics. The results indicate a significant influence of madrasah culture on student discipline. These findings underscore the importance of strengthening student discipline through the cultivation of madrasah culture, particularly within the context of the studied institution.</p> <p><strong>Abstrak:</strong></p> <p>Budaya madrasah mencakup nilai-nilai, keyakinan, sikap, dan perilaku yang terpolakan secara rutin, mencerminkan kebiasaan untuk beradaptasi dengan lingkungan, serta perspektif madrasah dalam memecahkan masalah. Elemen-elemen budaya ini terbentuk melalui sejarah dan pengalaman institusi tersebut. Artikel ini menyajikan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengkaji sejauh mana budaya madrasah memengaruhi disiplin siswa. Penelitian ini menggunakan desain ex post facto dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian terdiri dari siswa di sebuah madrasah di Kota Makassar, yang dipilih melalui teknik pengambilan sampel acak sederhana. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan inferensial. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh budaya madrasah terhadap disiplin siswa. Temuan ini menekankan pentingnya memperkuat disiplin siswa melalui budaya madrasah yang telah dibangun, khususnya dalam konteks institusi yang diteliti. </p> Umar Sulaiman Hamsiah Djafar Mihrani Chaerul Mundzir Copyright (c) 2024 Umar Sulaiman, Hamsiah Djafar, Mihrani, Chaerul Mundzir https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ 2024-12-31 2024-12-31 27 2 480 498 10.24252/lp.2024v27n2i12 Integration of Islamic Values in the Implementation of Academic Supervision at a Muhammadiyah High School in Gowa Regency https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/51249 <p>This study aims to analyze the application of Islamic values in the implementation of academic supervision at a Muhammadiyah high school in Gowa Regency. The research employs a mixed-methods approach, combining both qualitative and quantitative techniques. The primary objective is to explore the influence of Islamic values on teacher performance. Data collection instruments include a combination of observation sheets and interview guides. Primary data are gathered through observations, interviews, and document analysis, while secondary data comprise relevant documents, books, and other academic sources. The research instruments consist of observation guides, interview protocols, and documentation tools. Data processing involves reduction, presentation, and drawing conclusions or verification. To ensure the credibility of the results, data triangulation is used as a method of validity testing. Quantitative data are analyzed using descriptive statistical techniques and presented in narrative form to complement the qualitative findings. The research results reveal that the integration of Islamic values into academic supervision at the school is reflected in four key aspects: ihsan (benevolence), sincerity, exemplary behavior, and renewal. The promotion of these values by the school principal is perceived as strong, with average scores of 3.59, 3.63, 3.54, and 3.45, respectively. These values aim to foster trust, discipline, responsibility, and innovation among teachers, as well as enhance their well-being and work motivation. Interview findings further corroborate the observation data, indicating that Islamic values are consistently applied through various programs, such as regular study sessions, the Baitul Arqam program, and the creation of a respectful and supportive school environment. Overall, this research demonstrates that the integration of Islamic values in academic supervision has effectively supported the improvement of teacher performance and contributed to the advancement of educational quality at the institution.</p> <p><strong>Abstrak:&nbsp; </strong></p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan nilai-nilai Islam dalam pelaksanaan supervisi akademik di salah satu sekolah Muhammadiyah di Gowa. Metode penelitian yang digunakan adalah kombinasi (mixed methods). Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui penerapan nilai-nilai Islam dan dampaknya terhadap kinerja guru. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar observasi dan wawancara. Data primer dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, sementara data sekunder diperoleh dari dokumen, buku, dan referensi relevan lainnya. Instrumen penelitian terdiri dari panduan observasi, panduan wawancara, dan pengumpulan dokumentasi. Pengolahan dan analisis data dilakukan melalui proses pengurangan data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan/verifikasi, dengan pengujian validitas data menggunakan triangulasi data untuk meningkatkan kredibilitas hasil penelitian. Data kuantitatif dianalisis dengan teknik statistik deskriptif dan disajikan dalam bentuk naratif untuk memperkaya data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi nilai-nilai Islam dalam pelaksanaan supervisi akademik di salah satu sekolah di Gowa mencakup empat aspek utama: nilai ihsan, keikhlasan, keteladanan, dan tajdid. Penanaman nilai-nilai tersebut oleh kepala sekolah dalam supervisi pendidikan tergolong tinggi, dengan rata-rata nilai 3,59 untuk ihsan, 3,63 untuk keikhlasan, 3,54 untuk keteladanan, dan 3,45 untuk tajdid. Implementasi nilai-nilai ini melibatkan pembinaan amanah, disiplin, tanggung jawab, dan inovasi di kalangan guru, serta upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan motivasi kerja. Hasil wawancara memperkuat temuan dari observasi dan menunjukkan bahwa nilai-nilai Islam diterapkan secara konsisten melalui pengajian rutin, program Baitul Arqam, dan penciptaan lingkungan sekolah yang saling menghormati dan mendukung. Penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan supervisi akademik di salah satu sekolah Muhammadiyah di Gowa berhasil mengintegrasikan nilai-nilai Islam secara efektif, mendukung peningkatan kinerja guru, dan memberikan kontribusi terhadap kemajuan pendidikan di sekolah tersebut. </p> Mawardi Pewangi Ferdinan Koree Jarong Copyright (c) 2024 Mawardi Pewangi, Ferdinan, Koree Jarong https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ 2024-12-31 2024-12-31 27 2 499 521 10.24252/lp.2024v27n2i13 Student Perceptions of the Effectiveness of E-Learning in Higher Education: A Comparative Study of Two Universities in Indonesia and Malaysia https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/52636 <p>This study examines students' perceptions of the effectiveness of e-learning in higher education, focusing on the use of Learning Management Systems (LMS) at two universities in Indonesia and Malaysia. The research investigates how e-learning impacts lecture delivery and its overall effectiveness in promoting student engagement and learning outcomes. The study population includes students from the Arabic Language Education Program at a university in Indonesia and the Islamic History and Language Programs at a university in Malaysia, for the 2023-2024 academic year. A random sampling technique was employed, and the sample size was determined using the Slovin formula. Data were collected through questionnaires, observations, and interviews. Data analysis involved calculating the average score of questionnaire responses, which were then presented using tables and graphs. The findings indicate that students from both universities perceive e-learning as highly effective. This suggests that the use of LMS as an instructional tool is viewed positively by students and is considered an effective method for enhancing learning experiences in higher education. The results highlight the potential of e-learning platforms to support academic engagement and improve learning outcomes. The study has significant implications for the continued development of e-learning strategies and offers valuable insights for refining the implementation of online learning environments in higher education. &nbsp;</p> <p><strong>Abstrak:</strong></p> <p>Penelitian ini mengkaji persepsi mahasiswa terhadap efektivitas e-learning dalam pendidikan tinggi, dengan fokus pada penggunaan Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS) di dua universitas di Indonesia dan Malaysia. Penelitian ini menyelidiki bagaimana e-learning mempengaruhi penyampaian materi kuliah dan efektivitas keseluruhannya dalam meningkatkan keterlibatan mahasiswa dan hasil pembelajaran. Populasi penelitian ini mencakup mahasiswa dari Program Pendidikan Bahasa Arab di sebuah universitas di Indonesia dan Program Sejarah dan Bahasa Islam di sebuah universitas di Malaysia, pada tahun akademik 2023-2024. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel acak, dan ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin. Data dikumpulkan melalui kuesioner, observasi, dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan menghitung skor rata-rata dari jawaban kuesioner, yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil analisis menunjukkan bahwa mahasiswa dari kedua universitas memandang e-learning sebagai sangat efektif. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan LMS sebagai alat pembelajaran dipandang positif oleh mahasiswa dan dianggap sebagai metode yang efektif dalam meningkatkan pengalaman belajar di pendidikan tinggi. Hasil penelitian ini menyoroti potensi platform e-learning dalam mendukung keterlibatan akademik dan meningkatkan hasil pembelajaran. Penelitian ini memiliki implikasi penting untuk pengembangan strategi e-learning yang berkelanjutan dan memberikan wawasan berharga untuk menyempurnakan penerapan lingkungan pembelajaran daring di pendidikan tinggi. </p> Fathul Maujud Muhammad Nurman Makmur Harun Zidan Fitrayadi Rahman Copyright (c) 2024 Fathul Maujud, Muhammad Nurman, Makmur Harun, Zidan Fitrayadi Rahman https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ 2024-12-31 2024-12-31 27 2 522 539 10.24252/lp.2024v27n2i14 The Effect of Student Engagement and Self-Regulated Learning on Algebraic Reasoning https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/51676 <p>Few studies have examined the affective factors influencing students' algebraic reasoning. This study aims to investigate the effect of student engagement and self-regulated learning on algebraic reasoning. The research employed a quantitative correlational design. Using a cluster sampling technique, 202 students from Islamic State junior high schools in Mataram were selected as participants. Data were collected through tests and questionnaires. The instruments used included an algebraic reasoning test, student engagement questionnaires, and self-regulated learning questionnaires. Data analysis involved both descriptive analysis (categorical and statistical) and inferential analysis (prerequisite tests and hypothesis testing). The results of this study indicate that student engagement has a significant influence on algebraic reasoning (t = 2.418, p = 0.017 &lt; 0.05). However, self-regulated learning did not show a significant effect on algebraic reasoning (t = -0.425, p = 0.671 &gt; 0.05). Additionally, student engagement and self-regulated learning, when considered together, significantly influence algebraic reasoning (F = 3.117, p = 0.046 &lt; 0.05). The study also found that student engagement and self-regulated learning account for 3% of the variance in algebraic reasoning (R² = 0.03), with the regression equation Y = 43.491 + 0.277X₁ - 0.06X₂. These findings suggest that teachers should prioritize fostering student engagement and self-regulated learning in the classroom, emphasizing interactive, collaborative, and contextually relevant algebra instruction.</p> <p><strong>Abstrak: </strong></p> <p>Beberapa penelitian telah mengeksplorasi faktor afektif yang memengaruhi penalaran aljabar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterlibatan siswa dan pembelajaran yang diatur sendiri terhadap penalaran aljabar. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif korelasional. Dengan teknik sampling klaster, 202 siswa dari Sekolah Menengah Pertama Negeri di Mataram dipilih sebagai sampel penelitian. Data dikumpulkan menggunakan tes dan kuesioner. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes penalaran aljabar, kuesioner keterlibatan siswa, dan kuesioner pembelajaran yang diatur sendiri. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif (kategori dan statistik deskriptif) dan analisis inferensial (uji prasyarat dan uji hipotesis). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterlibatan siswa berpengaruh terhadap penalaran aljabar (t = 2,418, p = 0,017 &lt; 0,05). Namun, pembelajaran yang diatur sendiri tidak berpengaruh terhadap penalaran aljabar (t = -0,425, p = 0,671 &gt; 0,05). Selain itu, keterlibatan siswa dan pembelajaran yang diatur sendiri secara bersamaan berpengaruh terhadap penalaran aljabar (F = 3,117, p = 0,046 &lt; 0,05). Penelitian ini juga menunjukkan bahwa keterlibatan siswa dan pembelajaran yang diatur sendiri memberikan kontribusi sebesar 3% (R² = 0,03) terhadap penalaran aljabar dengan persamaan regresi Y = 43,491 + 0,277X₁ - 0,06X₂. Temuan ini memberikan implikasi bagi guru untuk memprioritaskan keterlibatan siswa dan pembelajaran yang diatur sendiri di dalam kelas, dengan menekankan pembelajaran aljabar yang interaktif, kolaboratif, dan relevan dengan konteks.</p> Muhammad Syawahid Lalu Sucipto Muttaqiah Nasrun Copyright (c) 2024 Muhammad Syawahid, Lalu Sucipto, Muttaqiah, Nasrun https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ 2024-12-31 2024-12-31 27 2 540 555 10.24252/lp.2024v27n2i15