Nikah Mut'ah Perspektif Hadis Nabi saw.

  • Sabir Maidin Dewan Dakwah Sulawesi Selatan

Abstract

Hadis tentang hukum nikah mut’ah telah ada sejak lama, dan menimbulkan dua mainstream pendapat yaitu yang melarang dan membolehkannya, disebut pertama memiliki rujukan jumhur ulama sunnah, sedangkan disebut kedua merujuk kepada pendapat ulama Syi’ah. Ulama Sunni berpendapat bahwa nikah mut’ah tidak menanamkan kehidupan keluarga yang  permanen, memudahkan kehidupan freesex dan terlepas dari tanggung jawab perkawinan. Sedangkan Ulama Syi’ah menyatakan bahwa nikah mut’ah diperkenankan oleh Nabi Muhammad saw. dan kebolehannya berlaku untuk selamanya.  Nikah mut’ah merupakan fenomena yang menarik dan unik untuk dikaji. Karena itu, kajian ini merupakan kajian perpektif hadis, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan hadis, dengan maksud menemukan kejelasan status hadis yang ditakhrij. Berdasarkan metode yang digunakan, maka terungkaplah bahwa hadis tersebut, isi sanad dan matannya sahih. Nikah mut’ah secara umum diharamkan sampai hari kiamat. Hal ini berdasarkan matan hadis yang menyatakan secara temporal bahwa nikah mut’ah pernah dibolehkan,  kemudian dilarang untuk selamanya. Nikah mut’ah dilihat dari segi manfaat, maka tidak ada sakinah, mawaddah, wa rahmah  di dalamnya. Pemerintah harus lebih tegas melarang tentang nikah mut’ah. Karena, nikah mut’ah masih dilakukan oleh masyarakat. Pemeritahan harus memberikan perlindungan hukum bagi korban nikah mut’ah. Karena perkawinan ini menimbulkan efek hukum terhadap status anak yang dilahirkan dari perkawinan tersebut.

Kata kunci:  Nikah Mut’ah; Hadis Nabi; Syiah dan Sunni.

References

al-Afriqi, Muhammad bin Mukarran bin Manzur, Lisan al-‘Arab, Juz IIIV, Bairut: Dar

Sadir, T.th.

al-Amidi, Saifuddin, al-Ahkam fi Ushul al-Ahkam, Juz 1, Beirut: Dar al-Fikr, 1996.

Al-'Amili,Ja'far Murtadha,Nikah Mut'ah dalam Islam, Terj. Husain Al-Habsyi dari judu:

AlZuwaj Al-Muaqqad fi Al-Islam, Surakarta: Yayasan Al-Abna Al-Husain, 2002.

al-Atsqalani, Ahmad bin Ali bin Hajar, athul Bari Fi Syarhi Shohihi Bukhari Wan Nasyri

Wat Tauzi', Juz X, Bairut: Dar al-Fikri, T.th.

Al-Imam Muslim dan al-Imam an-Nawawi. Shahih Muslim bi Syarhi an-Nawawi, Juz V,

Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, t.th.

Al-Jaziri,Abdur Rahman,Al-Fiqh Ala Madzahibu Al-Arba‟ah, Jilid 4, Beirut: Darul fikr,

al-Khin,Mustafa, Asar al-Ikhtilaf fi al-Qawaid al-Ushuliyah, Beirut: Ar-Risalah, 2003.

al-Makhtum, Shafi al-Rahman al-Mubarakfuri al-Rakhiq, terj. Hanif Yahya dkk., Perjalanan

Hidup Rasul yang Agung Muhammad saw. dari Kelahiran Hingga Detik-detik Terakhir,

Cet. I; PT Megatama Sofwa Pressindo, 2004.

al-Shan‟ani, Muhammad Ismail al-Kahlani,Subul al-Salam Syarh Bulugh al-Maram min Adillat

al-Ahkam, Juz III, T.tp: Maktabah Dahlan, T.th.

Al-Shan‟ani, Subul al-Salam, diterjemahkan oleh Abu Bakar Muhammad, Surabaya: AlIkhlas, 1995.

al-Syatibi, Abu Ishaq, al-Muwafakat Ushul al-Ahkam, Juz II, Beirut:Dar al-Kutub

al„Ilmiah, 2003.

asy-Syaukani, Muhammad, Nailul Auţar Syarh Muntaqa al-Akhbar min Ahadits Sayyid

al-Akhyar diterjemahkan oleh Adib Bisri Mustafa dkk, Semarang: CV. Asy-Syifa,

Az-Zuhaili, Wahbah, al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu, Jus. VII, SuriyahDamsyik: Dar

al-Fikr, 140H/1985M.

Dahlan, Abdul Azis, et.al., Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid IV, Cet.I; Jakarta: Ichtiar Baru

Van Hoeve, 1996.

Muhammad Sabir Maidin | Volume 1, Nomor 2, Desember 2019 232

Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, Penetapan Fatwa MUI dalam “Departeman

Agama RI”, Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan

Penyelanggaraan Haji, 2003.

Fajri, M. Zul, dan Ratu Aprillia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Edisi Revisi,

Jakarta: Difa Publisher, 2000.

Al-Ghazali, Imam ,Benang Tipis antara Halal & Haram, Surabaya: Putra Pelajar,2002.

Glasse,Cyril,Ensiklopedi Islam, Ghufron A. Mas‟adi (terj.) (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2002.

Hughas, Thomas Patrick, Dictionary of Islam, Delhi: Cosmo Publications, 1982.

Ja‟far Murthada al-Amili, Nikah Mut’ah dalam Islam Kajian dalam Berbagai Mazhab,

Terj Abu Muhammad, Jawwad, Jakarta: Yayasan As-Sajjad, 1992.

Ma‟luf, Louis, Al-Munjid fi al-Lugah, Beirut: al-Katolikiyah, 1953.

Muh. Faishal Hasanuddin, Madzhab Syiah dengan Pendekatan Sunnah, Cet, I; Makassar:

Pustaka al-„Adl, 2005.

Muthahhari, Murtadha, The Rights Women in Islam,Teheran: WOFIS, 1981.

Rusyd, Ibnu, Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtasid, Juz II, Indonesia : Dar Ihya alKutub al-„Arabiyyah.

Sabiq, Sayyid, Fiqh al-Sunnah, II, Beirut: Dar al-Fikr, 1983.

Shihab, Quraisy, Wawasan Al-Qur'an Tafsir Maudhui atas Pelbagai Persoala

Umma,Bandung: Mizan, 2000.

Soemitro, Ronny Hanitijo, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetr, Bogor: Ghalia

Indonesia, 1990.

Syarifuddin,Amir,Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2007.

Tim Penyusun IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam (Cet. I; Jakarta: Djambatan, 1992.

Washfi, Muhammad, Mencapai Keluarga Barakah, Terj. Humaidi Syuhud dan Ahmadi

Adianto Al-Rajul wa Al-Mar'at fi Al-Islam, Yokyakarta: Mitra Pustaka, 2005.

Muhammad Sabir Maidin | Volume 1, Nomor 2, Desember 2019 233

Wensick, A. J., Concordance et Indices De Ela Tradition Musulmane, diterjemahkan

kedalam bahasa Arab oleh Muhammad Fu„ad Abd al-Baqi dengan judul: al-Mu’jam

al-Mufahras li Alfadz al-Hadis al-Nabawiy, juz. 6, Leiden: E.J. Brill, 1936.

WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia Jakarta: Pustaka Panjimas, 1985.

Yayasan Kesejahteraan Fatayat (YKF), Menolak Mut’ah dan Sirri Memberdayakan Perempuan

dan Asas-asas Fiqh Munakahat, atas dukungan Ford Foundation, Yogyakarta: t.tp, 2002.

Published
2019-12-21
How to Cite
Maidin, S. (2019). Nikah Mut’ah Perspektif Hadis Nabi saw. Mazahibuna: Jurnal Perbandingan Mazhab, 1(2). https://doi.org/10.24252/mh.v1i2.11649
Section
Articles
Abstract viewed = 1427 times