PENGARUH KOLONIALISASI BELANDA DI KAWASAN PUSAT KOTA PULAU JAWA : SEBUAH KAJIAN LITERATUR
Abstract
Abstrak_Selama kolonialisasi Belanda, kota-kota di Indonesia pada umumnya dan kota-kota di Jawa pada khususnya mendapatkan pengaruh yang cukup signifikan. Pengaruh tersebut terlihat jelas pada kawasan pusat kota. Pola pusat kota Jawa yang telah terbentuk sejak masa kerajaan Hindu-Budha dan berkembang pada masa kerajaan Islam menerima pengaruh Eropa semenjak Belanda mulai menjajah Indonesia. Melalui metode kajian literatur, peneliti mencoba mengkaji bagaimana pengaruh kolonialisasi Eropa terhadap pusat kota di Jawa. Dari hasil kajian literatur diketahui bahwasanya pusat kota Jawa berkembang dari yang semula sangat kental nuansa kosmologisnya menjadi semakin fungsional untuk melayani masyarakat terutama masyarakat Eropa. Terdapat perbedaan pengaruh Eropa terhadap pusat kota di Jawa mengikuti letak posisi geografis kota tersebut. Kota-kota yang berada di pesisir Jawa akan menerima pengaruh Eropa dengan pendekatan akuisi, dan kota-kota di pedalaman Jawa akan menerima pengaruh Eropa dengan pendekatan akulturasi. Perbedaan pendekatan tersebut kemudian menghasilkan wajah pusat kota yang berbeda, dimana kota-kota di pesisir Jawa akan cenderung memiliki wajah Eropa atau campuran dengan Eropa sebagai dominasi, dan kota-kota di pedalaman Jawa akan cenderung tetap memiliki wajah pribumi atau campuran dengan pribumi sebagai dominasi.
Kata kunci: Arsitektur Kolonial; Pusat Kota; Kota Pesisir; Kota Pedalaman: Kajian Literatur.
Abstract_ During Dutch colonialism, cities in Indonesia in general and cities in java, in particular, gained significant influence. The influence is seen in the downtown area. The influence is seen in the downtown area. The pattern of the Javanese city centre that had been formed since the Hindu-Buddhist kingdom and developed during the Islamic kingdom received European influence since the began to colonialism in Indonesia. Through the method of literature review, researchers tried to describe how European colonialism in the city centre on Java. From the results of the literature study, it was known that the central city of Java developed from what was once a very thick cosmological nuance to become increasingly functional to serve the public, especially European society. There are differences of European influence to the central city of Java following the geographical position of the city. The cities on the coast of Java will receive European influence with the acquisition approach, and cities on the island of Java will receive European influence with the acculturation approach. The difference of both approaches results in a different face of the central city, where cities on the coast of Java will tend to have a European or mixed face with Europe as domination, and cities in the island of Java will tend to continue to have an indigenous face or mix with the indigenous as domination.
Keywords: Colonial Architecture; Central City; Coastal City; Inland City; Literature Review.
Downloads
References
Adrisijanti, Inajati. 2000. Arkeologi Perkotaan Mataram Islam. Yogyakarta: Jendela.
Burgess, Ernest W. 1923. Introduction to The Sciences of Sociology. Chicago, Illinois: University of Chicago Press.
Damayanti, Rully, dan Handinoto. 2005. “Kawasan Pusat Kota Dalam Perkembangan Sejarah Perkotaan Di Jawa.” Dimensi Teknik Arsitektur 33 (1): 34–42.
Handinoto. 1992. “Alun-Alun Sebagai Identitas Kota Jawa, Dulu Dan Sekarang.” Dimensi Teknik Arsitektur 18 (1): 1–15.
Handinoto. 2010. Arsitektur dan Kota-Kota di Jawa pada Masa Kolonial. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kostof, Spiro. 1991. The City Shapes, Urban Patterns and Meaning Through History. London: Thames And Hudson.
———. 1992. The City Assembled, The Elements of Urban Form Through History. London: Thames And Hudson.
Leuhuis, Emile. 2014. Panduan Jelajah Kota-KotaPusaka di Indonesia. Yogyakarta. Penerbit Ombak.
Lombard, Denys. 1996. Nusa Jawa: Silang Budaya, Kajian Terpadu. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Munadar, Agus Aris. 2008. Ibu Kota Majapahit, Masa Jaya dan Pencapaian. Jakarta: Komunitas Bambu.
Nas, Peter. 2007. Kota-Kota Indonesia, Bunga Rampai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nas, Peter, dan Martien De Vletter. 2009. Masa Lalu dalam Masa Kini: Arsitektur di Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Passchier, Cor. 2007. Arsitektur Kolonial Di Indonesia Rujukan dan Perkembangan.” In Masa Lalu Dalam Masa Kini : Arsitektur Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Revianto, dan Sri Suwito. 2008. Dari Kabanaran Ke Keraton Yogyakarta. Yogyakarta: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DIY.
Roosmalen, Pauline. 2014. Netherlands Indies Town Planning: An Agent for Modernisation (1905-1957). Leiden: Brill Publishers.
Santoso, Suryadi Jo. 1984. “Konsep, Struktur, dan Bentuk Kota Jawa s,d, Abad 18.”
Short, John R. 1999. An Introduction To Urban Geography. London: Routledge And Kegan Paul.
Silas, Johan. 2005. Perjalanan Panjang Perumahan Indonesia Dalam dan Sekitar Abad XX.” In Kota Lama Kota Baru Sejarah Kota-Kota di Indonesia. Yogyakarta: NIOD Netherlands- Penerbit Ombak.
Soekiman, Djoko. 2011. Kebudayaan Indis Dari Jaman Kompeni Sampai Revolusi. Jakarta: Komunitas Bambu.
Soemardjan, Selo. 1962. Social Changes in Yogyakarta. New York: Cornell University Press.
Stroomberg, J. 2018. Hindia Belanda 1930. Yogyakarta: IRCiSOD.
Suptandar, Pamuji. 2001. “Arsitektur Indisch Tinggal Kenangan.” Harian Kompas, 2001.
Surjomihardjo, Abdurrahman. 2008. Kota Yogyakarta Tempo Doeloe, Sejarah Sosial 1880- 1930. Jakarta: Komunitas Bambu.
“The Ministry of Education And Culture.” 2012. Forts in Indonesia. Jakarta: The Ministry of Education And Culture Republic of Indonesia.
Wihardyanto, Dimas. 2019. “Pembangunan Permukiman Kolonial Belanda di Jawa; Sebuah Tinjauan Literatur.” Nature : National Academic Journal of Architecture 6 (2): 146–61.
Copyright (c) 2020 Dimas Wihardyanto, Dwita Hadi Rahmi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
By submitting your manuscript to our journal, you are following Copyright and License