OPTIMALISASI FUNGSI RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN MELIHAT POLA SEBARAN PENGUNJUNG STUDI KASUS: TAMAN TABEBUYA, JAGAKARSA
Abstract
Abstrak_ Penyediaan ruang terbuka publik di dalam perkotaan terutama di kota metropolitan seperti Jakarta menjadi sebuah issue yang tidak pernah terselesaikan dengan baik. Terbatasnya lahan perkotaan dan juga area bebas yang seharusnya disediakan untuk ruang terbuka publik sangat sulit didapatkan.Saat ini sebagai salah satu solusinya, pemerintah daerah memiliki kemauan dalam memikirkan solusi masalah ini, dan mendorong otoritas daerah untuk menyediakan area ruang terbuka publik. Ruang terbuka public dapat didefinisikan sebagai taman, ruang terbuka hijau di dalam kota, yang menyediakan beberapa fasilitas di dalam area tersebut. Ruang terbuka public ini akan menjadi tempat yang penting bagi setiap orang yang tinggal di sekitarnya jika area ruang terbuka public tersebut dapat menyediakan fasilitas yang dapat digunakan sebagai tempat bersosialisasi, bertemu dengan orang baru (networking), sebagai titik kumpul ataupun untuk aktifitas lainnya. Ruang terbuka public ini juga dapat menjadi tempat yang menarik bila tempat tersebut menyediakan beberapa fasilitas pendukung bagi berbagai aktifitas baik untuk anak, dewasa maupun orang tua seperti fasilitas olahraga, fasilitas bermain anak, tempat pasif untuk relaksasi dan juga sebagai area konservasi untuk kawasan hijau.Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pola bagaimana orang-orang khususnya pengunjung ruang terbuka public tersebar di dalam area yang dikaitkan dengan posisi dari fasilitas-fasilitas tersebut. Taman Tabebuya yang berlokasi di Ciganjur Jagakarsa dipilih menjadi studi kasus, karena taman ini merupakan salah satu ruang terbuka publik yang dianggap indah di Jakarta Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan memberikan beberapa data yang dikumpulkan khususnya pada hari Sabtu dan Minggu sepanjang hari dengan waktu-waktu tertentu yaitu pagi, siang dan sore hari.
Kata kunci : ruang terbuka publik, Tabebuya, pola sebaran
Abstract. Providing public opening space inside city in Metropolitan city like Jakarta is becomes one of an issue. The limited land and area which should be provided for publicopening space, is very hard to find. Nowadays, local government is willing to think about this issue, and encourage local authority to provide the area for public opening space. Public opening space could be defined as a parks, green opening space within city which providing some facilities within the area. This public opening space will become an important place for people around if that area of public opening space can provide facilities than can be used as a place for socialization, for networking, for meeting point and for other activities. This public opening space will become more exciting place, if the place consists some of supporting facilities can be used for children, mature and elder people such as sport activities, playground facilities, passive place for relaxation, and as a conservation area for green area. This research is aimed to analyze the pattern of how people is distributed within area referring to the facilities existed. Taman Tabebuya which is located in Ciganjur Jagakarsa, has been chosen as a case study, because this place has been regarded as one of beautiful garden in South Jakarta. The method of this research is a quantitative method by providing some data which has been collected on Saturday and Sunday, during morning, noon and afternoon.
Keywords : public opening space, Tabebuya, distribution pattern
Downloads
Copyright (c) 2018 Ari Widyati Purwantiasning
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
By submitting your manuscript to our journal, you are following Copyright and License