Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb
<span>Prosiding Seminar Biologi merupakan kumpulan karya tulis dari hasil penelitian atau kajian pemakalah dari berbagai universitas di Indonesia pada acara Seminar Nasional Biologi yang dilaksanakan oleh Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, memiliki ISBN dan terbit satu kali dalam satu tahun.</span>en-US<p>This journal provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public supports a greater global exchange of knowledge.</p><p>All articles published Open Access will be immediately and permanently free for everyone to read and download. We are continuously working with our author communities to select the best choice of license options: Creative Commons Attribution (CC BY)</p><p>Authors and readers can copy and redistribute the material in any medium or format, as well as remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially, but they must give appropriate credit (cite to the article or content), provide a link to the license, and indicate if changes were made.</p><p>The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to Biogenesis: Jurnal Ilmiah Biologi as publisher of the journal.</p>[email protected] (Isna Rasdianah Aziz)[email protected] (Devi Armita)Mon, 15 Nov 2021 00:00:00 +0000OJS 3.1.2.4http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss60Hasil luaran wanita hamil dengan obesitas disertai diabetes dan hipertensi gestasional: Laporan kasus
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/16766
<p>Diabetes gestasional adalah kondisi dimana terjadi intoleransi kadar gula darah selama kehamilan. Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang ditemukan pertama kali pada masa kehamilan terutama ketika usia kehamilan tersebut mencapai 20 minggu atau lebih. Dilaporkan satu kasus wanita hamil yang mengelamai diabetes gestasional disertai hipertensi gestasional. Pengobatan secara komprehensif telah dilakukan dengan pemberian obat untuk mengontrol kadar gula darah dan tekanan darah pasien. Pasien mengalami persalinan sebelum usia kehamilan dikatakan cukup atau lahir prematur.</p>Rendy Singgih, Roy Jansen Sinaga, Yanto Hansitongan Sinaga
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/16766Mon, 15 Nov 2021 03:52:47 +0000Potensi fitoremediasi tanah tercemar arsenik koleksi tumbuhan paku kebun Raya Purwodadi
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/21166
<p>Berbagai aktivitas manusia seperti perindustrian, pertambangan, pertanian, dan sebagainya telah menyebakan peningkatan pencemaran logam berat pada lingkungan. Tanah merupakan komponen abiotik yang paling sering mengalami kontaminasi logam berat akibat aktivitas-aktivitas tersebut. Pencemaran arsenik (As) saat ini paling banyak disoroti di Asia Tenggara karena dapat mengganggu keseimbangan ekosistem dan mengancam kesehatan manusia. Fitoremediasi merupakan salah satu teknologi remediasi logam berat di lingkungan tercemar dengan memanfaatkan tumbuhan sebagai agen utamanya. Beberapa penelitian telah mengungkap bahwa tumbuhan paku dapat mengakumulasi As ke dalam jaringan tubuhnya. Sekitar 36 jenis tumbuhan paku telah dikonservasi secara <em>ex situ</em> di Kebun Raya Purwodadi (KRP). Namun saat ini belum terdapat informasi tentang potensi koleksi tersebut sebagai agen fitoremediasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap potensi fitoremediasi tanah tercemar As oleh koleksi tumbuhan paku KRP. Penelitian diawali dengan menginventarisasi data jenis koleksi tumbuhan paku KRP. Penelusuran informasi potensi akumulasi As dilakukan dengan metode studi pustaka. Sekitar tujuh jenis koleksi tumbuhan paku KRP diketahui berpotensi mengakumulasi As, yaitu <em>Asplenium nidus, Diplazium esculentum, Equisetum ramosissimum, Nephrolepis biserrata, N. cordifolia, Psilotum nudum, </em>dan <em>Pteris vittata</em>. Kemampuan fitoremediasi paling baik dimiliki oleh <em>P. vittata </em>karena mampu mengakumulasi As dengan konsentrasi mencapai 5877 mg/kg di bagian daun dan 2643 mg/kg di bagian akarnya. Proses akumulasi terjadi melalui penyerapan dan translokasi As pada vakuola sel akar maupun daun dengan mekanisme khusus yang melibatkan transporter spesifik. Oleh karena itu, <em>P. vittata </em>merupakan tumbuhan paku hiperakumulator yang patut direkomendasikan untuk kegiatan rehabilitasi, reklamasi, dan restorasi tanah tercemar As.</p>Elga Renjana
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/21166Mon, 15 Nov 2021 03:57:48 +0000Jerawat (Acne vulgaris): Review penyakit infeksi pada kulit
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/22212
<p>Kulit merupakan lapisan jaringan yang menyebar di seluruh permukaan tubuh. Di permukaan kulit, kelenjar keringat mengeluarkan produk limbah melalui pori-pori kulit berupa keringat. Jerawat (<em>Acne vulgaris</em>) merupakan suatu kondisi dimana pori-pori tersumbat dan menyebabkan kantong nanah menjadi meradang. Penyebab pasti dan patogenesis <em>A. </em><em>vulgaris</em> masih belum jelas. Namun, banyak faktor yang berhubungan dengan patogenesis jerawat, seperti peningkatan sekresi sebum, hiperkeratosis folikel rambut dan koloni bakteri <em>Propionibacterium acnes</em>, dan inflamsi serta faktor lain yaitu stres, iklim/suhu/kelembaban, kosmetik, diet dan obat-obatan. <em>Acne vulgaris</em> dipicu oleh <em>P</em><em>. </em><em>acnes</em> pada masa remaja, di bawah pengaruh sirkulasi normal <em>dehydroepiandrosterone</em> (DHEA). Mekanisme pembentukan jerawat (<em>A</em><em>. </em><em>vulgaris</em>), yaitu stimulasi pada kelenjar sebasea yang menyebabkan sebum berlebih biasanya dimulai pada masa puberta, proliferasi keratinosit yang abnormal, adhesi dan diferensiasi cabang bawah folikel folikel, dan pembentukan lesi inflamasi berperan pada bakteri <em>P</em><em>. </em><em>acnes</em>. Pengobatan jerawat (<em>A</em><em>.</em><em> vulgaris</em>) dilakukan dengan cara memperbaiki folikel yang abnormal, mengurangi produksi sebum, mengurangi jumlah koloni <em>P</em><em>. </em><em>acne</em><em>s</em> atau hasil metaboliknya, dan mengurangi peradangan pada kulit.</p>Nur Sifatullah, Zulkarnain Zulkarnain
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/22212Mon, 15 Nov 2021 03:58:15 +0000Pola persebaran marga bambu di Indonesia
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/22233
<p>Bambu di Indonesia sepintas memiliki pola persebaran marga yang unik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola persebaran marga bambu di Indonesia, sekaligus mengklarifikasi informasi marga bambu di Indonesia yang dilaporkan oleh Liana pada tahun 2020. Berdasarkan penelitian ini, terdapat 24 marga bambu di Indonesia yang terdiri dari 13 marga asli dan 11 marga introduksi. Marga asli Indonesia, seperti <em>Bambusa, Dendrocalamus, Gigantochloa</em>, dan <em>Schizostachyum</em> memiliki persebaran terluas mencakup semua kawasan di Indonesia, sementara <em>Chloothamnus </em>tersebar di wilayah selatan hingga timur Indonesia. <em>Fimbribambusa</em> dan <em>Neololeba</em> tersebar tidak merata. <em>Dinochloa</em> memiliki pola persebaran dari barat hingga tengah Indonesia, sementara <em>Racemobambos</em> tersebar cukup terbatas dari bagian utara hingga ke timur Indonesia. <em>Parabambusa</em>, <em>Pinga, Sphaerobambos</em>, dan <em>Widjajachloa</em> tersebar sangat terbatas hanya pada kawasan tertentu di Indonesia. Marga introduksi <em>Phyllostachys</em> dan <em>Thyrsostachys</em> memiliki persebaran yang paling luas di Indonesia, sementara marga introduksi lain, seperti <em>Chimonobambusa, Guadua, Melocanna, Otatea, Pleioblastus, Pseudosasa, Semiarundinaria, Shibataea</em>, dan ×<em>Thyrsocalamus</em> tersebar sangat terbatas di Indonesia.</p>I Putu Gede P Damayanto, Agusdin Dharma Fefirenta
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/22233Mon, 15 Nov 2021 03:58:55 +0000Paparan electric liquid vaporizer ekstrak daun salam terhadap durasi kematian nyamuk Aedes aegypti
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/22463
<p>Insidensi DBD di Indonesia dalam 50 tahun terakhir mengalami peningkatan dengan pola siklus puncak tiap 6-8 tahun. Fokus pengendalian vektor pada upaya kimiawi mengakibatkan resistensi nyamuk di sejumlah daerah sehingga perlu upaya biologis sederhana yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan daun salam sebagai obat nyamuk cair elektrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui paparan <em>electric liquid vaporizer</em> ekstrak daun salam <em>(Syzygium polyanthum)</em> terhadap durasi kematian nyamuk <em>Aedes aegypti</em>. Penelitian menggunakan sampel 150 ekor nyamuk dewasa yang dibagi dalam 5 perlakuan (kontrol, 20ml, 40 ml, 60 ml, dan 80ml) dan 3 kali pengulangan selama 30 menit durasi pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan efek tertinggi dalam membunuh 60% nyamuk <em>Ae. aegypti</em> terjadi pada durasi paparan 30 menit <em>electric liquid vaporizer</em> ekstrak daun salam <em>(Syzygium polyanthum)</em> di konsentrasi 80 ml. Sementara durasi paparan 10 menit tidak memberikan efek apapun bagi nyamuk. Besar konsentrasi uap dari ekstrak terhadap mortalitas nyamuk secara berurutan adalah 80 ml, 60 ml, 40 ml dan 20 ml mengakibatkan kematian 60%, 46,6%, 13,3%, dan 30%. Bagaimanapun penggunaan alat <em>electric liquid vaporizer</em> memiliki keuntungan dan kerugian yang harus diwaspadai. Disarankan untuk studi lanjutan pengendalian vektor antar jenis <em>electric vaporizer</em>, variasi dosis dan jenis tanaman.</p>Mimatun Nasihah, Nur Lathifah Syakbanah, Ana Windari
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/22463Mon, 15 Nov 2021 03:59:17 +0000Catatan tambahan keberadaan Strobilomyces di Indonesia
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/22494
<p class="PythagorasAbstractBodyEnglish">Strobilomyces merupakan kelompok boletoid yang unik karena memiliki sisik pada bagian atas tudungnya. Jamur ini merupakan genus kecil dari famili Boletaceae dan telah dilaporkan dari berbagai tempat di seluruh dunia. Namun informasi mengenai distribusi Strobilomyces di Indonesia masih sangat sedikit. Hanya ditemukan 3 laporan mengenai Strobilomyces hingga saat ini yakni pada tahun 1951, 1960 dan 2016 dari Kebun Raya Cibodas (Jawa Barat) dan Lembah Anai (Sumatera Barat) secara berurutan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi, membuat deskripsi, dan mendokumentasikan keberadaan Strobilomyces dari daerah lain di Indonesia. Penelitian dilakukan pada tahun 2018 di Bukit Peramun Pulau Belitong. Hasil identifikasi berdasarkan karakter makroskopik menunjukkan bahwa terdapat satu jenis Strobilomyces sect. Strobilomyces yang memiliki karakter berbeda dengan 3 jenis yang telah dilaporkan sebelumnya pada penelitian ini dan berpotensi menjadi spesies baru dari Indonesia. Pendekatan molekuler yang dilengkapi dengan data observasi mikroskopik perlu dilakukan untuk mengkonfirmasi posisi taksonomi dari jamur yang ditemukan pada penelitian selanjutnya. Informasi dari penelitian ini menambah catatan Strobilomyces di Indonesia.</p>Ivan Permana Putra, Ferry Augustinus
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/22494Wed, 17 Nov 2021 02:28:45 +0000Patofisiologi penyakit pada berbagai sistem organ manusia
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23060
<p>Sistem pertahanan tubuh yang gagal melawan agen infeksi akan menyebabkan patogen tersebut dapat tubuh dan berkembang di dalam tubuh, kemudian mengganggu sistem fisiologis tubuh yang telah tersusun secara sistematik. Kegagalan tersebut menimbulkan terjadinya penyakit bagi tubuh. Penyakit umumnya menyebabkan nyeri yang terjadi dari adanya jaringan dan organ tubuh yang rusak dan terganggu fungsi kerjanya. Patofisiologi berbagai penyakit yang menyerang sistem organ manusia, seperti penyakit penyebab infeksi (sifilis), autoimun (sistemik lupus eritomatosus), kardiovaskuler (kardiomiospati dilatasi), endokrin (diabetes melitus), keganasan (leukimia), dan sistem reproduksi (penyakit infeksi menular seksual). Penyakit-penyakit tersebut disebabkan oleh mikroorganisme patogen. Patogen merupakan agen infeksi yang membawa zat asing atau antigen ke dalam tubuh melalui berbagai transmisi. Patogen penyebab infeksi berasal dari mikroorganisme seperti virus, bakteri, fungi, dan protista.</p>Ni'ma Ainul Fuadi, St Aisyah Sijid
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23060Wed, 17 Nov 2021 02:29:02 +0000Review: Tinea Pedis
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23061
<p><em>Tinea pedis</em> merupakan salah satu penyakit dermatofitosis. <em>Tinea pedis</em> atau lebih sering disebut sebagai kutu air merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofita yang menginfeksi kulit pada bagian sela-sela jari kaki, telapak kaki dan bagian lateral kaki. <em>Trichopyton rubrum</em> menjadi spesies jamur utama penyebab <em>Tinea pedis</em>. Review ini menggambarkan bagaimana <em>T. rubrum </em>menginfeksi kulit melalui penghancuran keratin dengan produksi enzim oleh jamur yang kemudian menimbulkan berbagai masalah klinis seperti maserasi, gatal, bearair, menimbulkan bau, fisura, serta pada tingkat parah dapat menimbulkan komplikasi. Kebersihan, sosial ekonomi, pekerjaan dan pendidikan menjadi faktor pendukung terjadinya <em>Tinea pedis</em>. Menjaga kebersihan personal menjadi langkah pencegahan infeksi, pengobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan antijamur oral maupun tropikal.</p><p> </p><p> </p>Haerani Haerani, Zulkarnain Zulkarnain
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23061Wed, 17 Nov 2021 02:29:17 +0000Rancang bangun media pembelajaran etologi berbasis android
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23069
<p>Etologi merupakan cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari mengenai pengetahuan tingkah laku hewan. Mempelajari tingkah laku hewan (etologi) ini dapat ditemukan untuk studi pada jenjang perguruan tinggi. Dewasa ini, teknologi telah berkembang hingga dapat digunakan untuk sarana media pembelajaran di bidang biologi. Studi ini bertujuan untuk merancang dan membangun aplikasi media pembelajaran yang berbasis Android untuk pembelajaran Etologi. Metode penelitian yang digunakan untuk merancang dan membangun media pembelajaran berbasis Android dengan metode <em>system development life cycle</em> (SDLC) tipe <em>waterfall</em>. Tahapan dalam metode SDLC tipe <em>waterfall </em>terdiri atas analisis (<em>analysis</em>), desain (<em>design</em>), penulisan skrip (<em>coding</em>), dan pengujian sistem (<em>testing</em>). Hasil penelitian berupa desain <em>user-interface</em> (UI) media pembelajaran yang digunakan untuk penulisan skrip menjadi produk aplikasi Android (<em>Android</em> <em>mobile-app</em>). Aplikasi media pembelajaran ini dapat digunakan untuk sarana pembelajaran, karena dapat menggantikan buku ajar teks ataupun modul cetak karena sangat efisien bersifat digital dan dapat dibawa ke mana saja dan di mana saja.</p>Rosyid Ridlo Al Hakim, Islami Annisa, Erie Kolya Nasution, Rizaldi Rizaldi, Siti Rukayah
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23069Wed, 17 Nov 2021 02:29:24 +0000Review: Penyakit hipertensi pada sistem kardiovaskular
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23080
<p>Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem organ yang bertugas dalam hal pemindahan suatu zat yang ada pada tubuh kemudian diteruskan menuju ke sel-sel tubuh manusia. Penyakit kardiovaskular (PKV) merupakan sekumpulan gangguan atau penyakit yang disebabkan adanya gangguan pada organ jantung dan pembuluh darah. Salah satu penyakit pada sistem kardiovaskular yaitu hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit karena adanya pengaruh peningkatan tekanan darah di atas normal secara menetap, yang dimana pada penyakit ini tekanan darah mengalami peningkatan akibat terbentuknya angiotensi II. Penyakit hipertensi disebabkan oleh faktor gen, obesitas, jenis kelamin, stress, dan pola kebiasaan hidup. Pengobatan hipertensi bisa dengan non farmakologis dan farmakologis. Dilakukan review artikel ini bertujuan untuk mengetauhi bagaimana patofisiologi dari penyakit sistem kardiovaskular salah satunya yaitu pada penyakit hipertensi.</p>Nahda Syaidah Marhabatsar, St Aisyah Sijid
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23080Wed, 17 Nov 2021 02:29:56 +0000Vulvitis: Gambaran klinis, etiologi dan pilihan pengobatan (Tinjauan literatur)
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23101
<p>Vulvitis merupakan peradangan pada organ reproduksi vulva wanita yang ditandai dengan gejala gatal, perih dan keluarnya cairan kental dari kemaluan. Penyebab vulvitis dapat disebabkan karena iritasi kemudian menyebabkan infeksi, ataupun infeksi itu sendiri. Penyebab infeksi meliputi jamur, virus, bakteri dan parasit. Penyebab tersering dari infeksi adalah vulvovaginitis bakterialis dan penyebab tersering akibat non-infeksi adalah iritan dan alergi. Faktor risiko dari vulvitis antara lain usia muda, kondisi hormonal, aktivitas seksual yang sering bergonta-ganti pasangan, riwayat penyakit seperti diabete melitus, HIV ataupun alergi, penggunaan produk pembersih area kewanitaan yang dapat menyebabkan iritasi, kebiasaan <em>douching</em>, menggunakan pakaian dalam terlalu ketat, kebiasaan higiene<em> </em>buruk dan merokok. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk memastikan vulvitis dapat diarahkan dengan anamnesis, pemeriksan fisik terarah dan juga untuk membantu dapat dilakukan pemeriksan penunjang. Terapi untuk vulvitis antara lain dapat dilakukan terapi non farmakologis dan farmakologis, kunci dari terapi tersebut yaitu higienitas dari bagian organ reproduksi. Oleh karena kaum wanita perlu dibekali pengetahuan mengenai kondisi ini mengingat kejadiannya yang seringkali terjadi dan apabila sudah terjadi, penatalaksanaan yang tepat dapat mengurangi keparahan yang ada.</p>Eveline Widjaja, Rendy Singgih
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23101Wed, 17 Nov 2021 02:30:03 +0000Patofisiologi penyakit infeksi tuberkulosis
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23169
<p>Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh agen infeksi bakteri Gram positif <em>Mycobacterium tuberculosis</em> yang bersifat aerob obligat yang umumnya menyerang organ paru pada manusia. Penyakit ini ditularkan oleh penderita BTA positif yang menyebar melalui droplet nuclei yang keluar saat penderita batuk atupun bersin. Patofisiologi penyakit tuberkulosis dimulai dari masuknya bakteri ke dalam alveoli lalu Sistem imun dan sistem kekebalan tubuh akan merespon dengan cara melakukan reaksi inflamasi. Fagosit menekan bakteri, dan limfosit spesifik tuberculosis menghancurkan bakteri dan jaringan normal. Reaksi tersebut menimbulkan penumpukan eksudat di dalam alveoli yang bisa mengakibatkan bronchopneumonia. Selanjutnya terbentuk granulomas yang diubah menjadi fibrosa, Bagian sentral dari massa tersebut disebut ghon tuberculosis dan menjadi nekrotik membentuk massa seperti keju dan membentuk jaringan kolagen kemudian bakteri menjadi dorman. Penularan tuberkulosis dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin, kebiasan merokok, pekerjaan, status ekonomi dan lingkungan. Penderita tuberkulosis umumnya akan mengalami gejala seperti batuk lebih dari dua minggu, sesak nafas, mudah lelah, nafsu makan turun, dahak bercampur darah, demam, dan berat badan menurun.</p>Khusnul Mar'iyah, Zulkarnain Zulkarnain
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23169Wed, 17 Nov 2021 02:31:04 +0000Implementasi penatalaksanaan Hiperemesis gravidarum pada wanita hamil dengan keterbatasan sumber daya (Studi kasus)
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23219
<p>Kondisi mual dan muntah lumrah terjadi pada wanita hamil terutama pada usia awal kehamilan. Namun kondisi menjadi tidak baik apabila keluhan tersebut terus menetap dan menjadi memburuk sehingga kondisi kesehatan wanita hamil tersebut menjadi menurun. Kondisi ini dinamakan sebagai hiperemis gravidarum. Pada sebagian wanita hamil akan terjadi hiperemis gravidarum. Pada studi kasus ini dipaparkan bahwa wanita hamil dengan hiperemis gravidarum datang untuk mendapatkan penatalaksanaan segera di rumah sakit meskipun dengan keterbatasan yang ada. Penyebab pasti hiperemis hingga kini masih belum diketahui secara pasti, diduga multifaktorial. Pemeriksaan dari hiperemis gravidarum melibatkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang yang terarah serta derajat keparahan dari keluhan mual dan muntahnya perlu diperhatikan. Mengingat banyak penyebab lain yang keluhan dan gejalanya menyerupai hiperemis gravidarum sehingga diperlukan pemeriksaan yang terarah. Penatalaksaannya dapat dimulai dari perbaikan gaya hidup, diet yang sesuai dan medikamentosa. Pada kasus ini kondisi hiperemis gravidarum merupakan kondisi gawat darurat yang memerlukan penanganan segera, meskipun terdapat keterbatasan yang dimiliki.</p>Bambang Tri Margono, Rendy Singgih
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23219Wed, 17 Nov 2021 02:31:10 +0000Keragaman koleksi palem Kebun Raya Baturraden Jawa Tengah
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23232
<div class="WordSection1"><p>Famili Palem (Arecaceae) merupakan kelompok tumbuhan yang estetik, unik dan mempunyai banyak manfaat. Namun, kondisi sekarang populasi palem di habitat aslinya menghadapi ancaman kepunahan, sehingga perlu upaya konservasi. Kebun Raya (KR) Baturraden menjadi salah satu lokasi konservasi ex situ yang menjadikan famili palem menjadi koleksi. Namun, informasi detil mengenai koleksi palem KR Baturraden masih minim tersedia. Oleh karena itu, dilakukan penelitian ini untuk mengetahui potensi dan informasi ilmiah lainnya mengenai koleksi palemnya. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan metode <em>purposive</em> dengan melakukan inventarisasi semua koleksi palem. Analisis penelitian menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koleksi palem KR Baturraden berjumlah 377 spesimen yang didominasi oleh <em>Pinanga javana </em>(159), <em>Saribus rotundifolius </em>(59), <em>Areca triandra </em>(51), <em>Archontophoenix cunninghamiana</em> (23), dan <em>Licuala spinosa </em>(19). Sebagian besar koleksi palem KR Baturraden berpotensi menjadi tanaman hias. Selain itu, ada juga yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat, pangan, dan furnitur. Oleh karena itu, dalam praktik pemanfaatannya diperlukan upaya-upaya budidaya dengan memperhatikan jumlah populasi palem di habitat aslinya.</p><p> </p></div>Rizmoon Nurul Zulkarnaen, Nuri Jelma Megawati, Deni Irawan
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23232Wed, 17 Nov 2021 02:31:16 +0000Delima (Punica granatum L.): Salah satu koleksi Kebun Raya Purwodadi berpotensi obat
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23410
<p>Delima (<em>Punica granatum </em>L.) merupakan semak dengan tinggi mencapai 5 meter yang termasuk dalam suku Lythraceae. Tumbuhan ini berasal dari Iran dan kini tersebar hingga ke seluruh dunia. Pemanfaatan tumbuhan ini untuk pengobatan tradisional telah lama dikenal, termasuk oleh masyarakat di Indonesia. Kebun Raya Purwodadi sebagai salah satu kawasan konservasi ex situ juga mengoleksi tumbuhan ini. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan delima sebagai koleksi Kebun Raya Purwodadi, menelusuri pemanfaatan delima dalam pengobatan tradisional di Indonesia, dan memaparkan penelitian eksperimen ilmiah yang mendukung potensi delima sebagai obat. Data diperoleh melalui studi literatur dengan menelusuri katalog koleksi Kebun Raya Purwodadi sedangkan informasi mengenai pemanfaatan delima sebagai bahan obat tradisional dan penelitian eksperimen ilmiah mengenai manfaat delima secara medis diperoleh melalui jurnal-jurnal yang relevan. Kebun Raya Purwodadi memiliki empat nomor koleksi delima pada yaitu XIV.G.I. dan XXII.A.I. Delima telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional masyarakat Indonesia, terutama di daerah Madura, Luwu Timur, Baubau, dan Bima. Beberapa penyakit yang dapat diobati dengan delima di antaranya sariawan, demam, cacingan, hipertensi, dan batuk dengan bagian tumbuhan yang sering digunakan adalah buah dan biji. Penelitian-penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa delima memiliki aktivitas antibakteri mulut sehingga dapat menjaga kesehatan mulut dan memiliki potensi sebagai obat antikanker. Penggalian informasi ini diharapkan dapat meningkatkan nilai kemanfaatan delima dan mendorong masyarakat untuk ikut melestarikannya melalui upaya budidaya.</p>Elok Rifqi Firdiana
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23410Wed, 17 Nov 2021 03:41:59 +0000Pengaruh pemberian dosis ragi tapai terhadap sifat organoleptik dan pH tapai pisang gedah
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23412
<p>Salah satu jenis pisang yang banyak ditanam oleh petani di Sumatera Selatan adalah pisang gedah. Pisang gedah memiliki beberapa kelebihan seperti ketahanan perendaman, awet pada masa panen, dan ketahanan penyakit. Salah satu alternatif penggunaan pisang gedah adalah dengan membuat tapai pisang. Tapai merupakan salah satu makanan hasil fermentasi yang sangat populer di Indonesia. Pada penelitian ini bertujuan antara lain untuk melihat pengaruh pemberian dosis ragi tapai terhadap sifat organoleptik dan pH pada tapai pisang. Penelitian dilakukan pada bulan April tahun 2021 di rumah dan ruangan Laboratorium Mikrobiologi pada Laboratorium Terpadu Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang. Metode penelitian yang dilakukan ialah metode deskriptif. Penelitian ini melihat pengaruh pada pemberian dosis ragi pada tapai pisang. Perlakuan 1: dosis 2,5 gram, perlakuan 2: dosis 5 gram, perlakuan 3: 7,5 gram, perlakuan 4: 10 gram, perlakuan 5: 12,5 gram. Didapatkan hasil bahwa pemberian dosis ragi pada tapai pisang gedah yang terbaik adalah perlakuan 1 dosis 2,5 gram yakni aroma sangat beralkohol, warna tapai kuning muda, tekstur tapai lembut, rasa yang manis, serta nilai pH 4,3 yang menunjukkan tapai pisang tidak terlalu asam.</p>Cristin Tiara
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23412Wed, 17 Nov 2021 03:42:32 +0000Edible mushroom potency to alleviate stunting through gut microbiota modulation: A review
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23424
<p>Stunting telah menjadi hal yang patut diperhatikan bagi Indonesia, karena 30,8% balita di Indonesia mengalami stunting pada 2018. Stunting menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan, terutama kapasistas inteligensi, anak menjadi tidak optimal. Di kemudian hari, stunting akan memengaruhi produktivitas anak tersebut di masa dewasanya hingga kualitas sumber daya manusia nasional. Stunting menunjukkan tidak tercukupinya kebutuhan nutrisi anak terutama pada 1.000 hari pertama kehidupannya, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Asupan nutrisi yang tidak mencukupi dan terkena penyakit menular menjadi penyebab langsung seorang anak mengalami stunting. Penelitian terkini telah mempelajari bahwa mikroorganisme yang menghuni saluran pencernaan manusia dapat memengaruhi kesehatan tubuh manusianya itu sendiri. Kemudian, ditemukan perbedaan komposisi jenis-jenis mikroorganisme pada usus manusia yang sehat dan yang mengalami stunting. Sehingga, terdapat hipotesis bahwa stunting dapat ditanggulangi dengan mengubah komposisi mikrobiota usus. Di Indonesia, berbagai jenis jamur pangan telah umum dikonsumsi. Jamur pangan tidak hanya mengandung serat pangan, vitamin dan mineral yang tinggi, namun juga telah dikenal memiliki efek <em>immunomodulatory</em>. Jamur pagan juga mengandung berbagai jenis karbohidrat yang berpotensi memiliki aktifitas prebiotik, seperti kitin, hemiselulosa, β- dan α- glukan, manan, xylan, dan galaktan. Sehingga jamur pangan dapat berpotensi memodulasi mikrobiota usus dan memberikan efek kesehatan terhadap tubuh manusia. Artikel ini akan menunjukkan beberapa kajian potensi prebiotik dari jamur pangan, potensinya dalam mengubah komposisi mikrobiota usus dan menanggulangi stunting. Artikel ini juga akan tantangan dalam penggunaan jamur pangan untuk menanggulangi stunting untuk memberikan potensi penelitian lebih lanjut di bidang ini.</p>Ryan Haryo Setyawan, Rafli Zulfa Kamil
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23424Wed, 17 Nov 2021 03:52:26 +0000Deteksi gen nuc isolat bakteri Staphylococcus aureus dari pasien ulkus diabetikum dengan metode PCR
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23435
<p>Bakteri <em>Stapylococcus aureus</em> adalah salah satu bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada berbagai jaringan tubuh pada penderita ulkus diabetikum. Meluasnya infeksi <em>S. aureus</em>, maka alternatif diagnostik dini spesifik <em>S. aureus</em> sangat dibutuhkan. Salah satu teknik diagnostik yang cepat dan akurat yaitu dengan menggunakan PCR (<em>polymerase chain reaction)</em> dengan mendeteksi gen spesifik <em>S. aureus</em> yaitu gen <em>nuc. </em>Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi adanya gen <em>nuc</em> yang merupakan gen pengkode produksi Tnase (<em>Thermonuclease</em>) bakteri <em>S</em><em>. </em><em>aureus </em>yang menginfeksi luka pada pasien diabetes. Penelitian ini dilakukan dengan 3 tahapan yaitu pengambilan sampel swab luka pasien ulkus diabetikum, proses isolasi DNA, proses PCR dan elektroforesis serta didokumentasikan dengan UV transluminator. Berdasarkan hasil penelitian dihasilkan dari 2 sampel isolat bakteri pasien ulkus diabetikum yaitu sampel 1 dan sampel 4. Kedua sampel memiliki gen <em>nuc </em>yang ditandai dengan terbentuk pita DNA ukuran 278 bp.</p>Sugireng Sugireng, Rosdarni Rosdarni
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23435Wed, 17 Nov 2021 03:52:35 +0000Review: Anemia defisiensi besi
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23466
<p>Anemia defisiensi besi (ADB) merupakan jenis anemia gizi yang banyak diderita masyarakat dinegara-negara berkembang seperti Indonesia. Laporan WHO pada 2012 menyatakan sebanyak 35-75% wanita hamil di Indonesia mengalami anemia, mengikut hasil Riset Kesehatan Dasar Tahunan (Riskesdas) pada 2013 juga menyebutkan bahwa 17,3% remaja yang tinggal di perkotaan mengalami ADB. Penelitian yang dilakukan pada Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI menemukan sejumlah 75% anak dari total 47 sampel menderita ADB. Anemia ini dapat dialami oleh semua orang, namun risikonya meningkat khususnya bagi kelompok rentan seperti ibu hamil, remaja, serta bayi dan anak-anak yang sedang berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan. Anemia ini disebabkan kurangnya cadangan zat besi di dalam tubuh sehingga menghambat proses pembentukan sel darah merah. Faktor terkait yang menjadi penyebab terjadinya anemia defisiensi besi adalah konsumsi zat besi yang kurang, kebutuhan zat besi yang meningkat, kondisi kesehatan, pendarahan serta malabsorbsi zat besi. Penegakan diagnosa pasien dilakukan melalui pengamatan anamnesis serta pengujian hematologi dan biokimia darah pasien di dalam laboratorium. <strong></strong></p>Ayu Febriani, St Aisyah Sijid, Zulkarnain Zulkarnain
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23466Wed, 17 Nov 2021 03:52:45 +0000Respons pertumbuhan Mentha spp. terhadap penambahan air kelapa dan 6-Benzylaminopurine pada media in vitro
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23479
<p>Hingga saat ini sebanyak 600 kultivar mint telah berhasil dikembangkan dari 25 spesies <em>Mentha</em>, namun hanya empat spesies mint yang dibudidayakan secara komersial untuk produksi minyak esensial di dunia, dua diantaranya adalah peppermint (<em>Mentha</em> × <em>piperita</em> L.) dan spearmint (<em>M. spicata</em> L.). Tanaman mint umumnya dibudidayakan melalui perbanyakan secara vegetatif karena memiliki pollen yang steril dan tingkat ploidi yang tinggi sehingga metode perbanyakan secara generatif sering kali tidak berhasil. Oleh karena itu, dalam upaya mengoptimalkan perbanyakan vegetatif khususnya secara in vitro, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan tanaman mint, yaitu peppermint dan spearmint yang ditumbuhkan pada media pertumbuhan in vitro dengan penambahan air kelapa dan BAP secara tunggal maupun kombinasi. Eksplan buku batang dari planlet in vitro peppermint dan spearmint ditumbuhkan pada media in vitro dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok 1 faktor, yaitu media pertumbuhan dengan 4 taraf: 1) MS (kontrol, tanpa penambahan air kelapa dan BAP); 2) MS ditambah 50 mL air kelapa (MS + AK); 3) MS ditambah 0,25 mg/L BAP (MS + BAP); 4) MS ditambah 50 mL air kelapa dan 0,25 mg/L BAP (MS + AK + BAP). Masing-masing perlakuan terdiri atas 5 ulangan dan 5 eksplan setiap ulangan. Kultur diinkubasi selama delapan minggu dan diamati parameter pertumbuhan dan parameter fisiologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respons pertumbuhan biak in vitro peppermint terbaik pada media yang ditambah air kelapa, sementara pada biak spearmint penambahan air kelapa maupun BAP tidak memberikan pengaruh pada pertumbuhan. Air kelapa dan BAP meningkatkan kadar klorofil total daun biak peppermint maupun spearmint. Kombinasi penambahan air kelapa dan BAP secara simultan justru menghasilkan respons penghambatan pertumbuhan biak <em>in vitro</em> peppermint maupun spearmint.</p>Apriliana Dyah Prawestri, Resa Sri Rahayu, Indira Riastiwi
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23479Wed, 17 Nov 2021 03:52:58 +0000Review: Mengenal metode sample pooling untuk pemeriksaan spesimen SARS-CoV-2
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23642
<p>Pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 telah mengakibatkan kerugian hingga kematian di berbagai negara. Peningkatan metode tes untuk skrining COVID-19 merupakan suatu keharusan untuk mencegah penyebaran virus. Ulasan ini bertujuan untuk menjelaskan secara prinsip perbedaan antara metode uji individual dengan metode <em>sample pooling</em>, serta kelebihan dan manfaatnya. Terdapat beberapa uji yang umum digunakan untuk deteksi SARS-CoV-2 antara lain tes <em>rapid antibody</em>, tes <em>rapid antigen</em>, dan tes swab PCR. Tes swab PCR merupakan tes yang direkomendasikan oleh World Health Organization karena sensitivitas dan spesifisitasnya dapat mencapai 100%. Namun uji tersebut juga memiliki beberapa kekurangan yaitu biaya uji mahal, memerlukan fasilitas terstandarisasi, tingginya resiko paparan, serta preparasi dan prosedur pengujian sampel memerlukan sumber daya manusia terlatih. Metode <em>sample pooling</em> merupakan modifikasi dari uji individual karena pada prosesnya spesimen swab suatu individu dicampur dengan spesimen individu yang berbeda secara bersama-sama, kemudian dilakukan ekstraksi RNA dan diuji dengan RT-PCR. Menurut beberapa sumber referensi, hasil RT-PCR dengan metode <em>sample</em> <em>pooling</em> tetap mampu mendeteksi adanya gen SARS-CoV-2 meskipun terjadi pergeseran C<sub>T</sub> <em>value</em> yang tidak signifikan dengan kondisi tertentu. Metode ini terbukti mampu meningkatkan pengujian SARS-CoV-2 secara masif dan lebih efektif dari segi ekonomi.</p>Syaiful Rizal
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23642Wed, 17 Nov 2021 03:53:05 +0000Review: Perawatan stroke saat di rumah
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23688
<p>Penyakit stroke merupakan suatu penyakit serebrovaskuler atau pembuluh darah otak yang ditandai adanya gangguan disfungsi otak karena adanya kematian atau kerusakan jaringan otak yang disebabkan kurangnya asupan dara dan oksigen yang mengalir ke otak. Penyakit stroke sudah sangat familiar dan sudah tidak asing lagi karena sudah banyak masyarakat yang terserang penyakit ini. Stroke merupakan penyakit kronik dengan penyebab kematian tertinggi di Asia dan hal ini telah dikonfirmasi oleh World Health Organization. Gejala yang paling mudah untuk dikenali yaitu kelemahan atau kelumpuhan di salah satu bagian tubuh sehingga sulit untuk digerakkan dan bicara yang pelo. Salah satu upaya dalam menurunkan angka kematian penyebab stroke di Indonesia yaitu pentingnya pengetahuan, penatalaksana yang benar dan perawatan yang dapat dilakukan baik di rumah dan rumah sakit serta pentingnya pencegahan terjadinya stroke sekunder. Hal tersebut sesuai dengan imbauan atau anjuran petugas medis, kementerian kesehatan RI dan American Heart Association atau American Stroke Association.</p>Andi Rizki Berliana Zahra Wahab, St. Aisyah Sijid
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23688Wed, 17 Nov 2021 03:53:19 +0000Studi in silico DNA barcoding pada bunga soka (Ixora)
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23693
<p><em>Ixora</em> merupakan genus tumbuhan dari famili Rubiaceae yang memiliki lebih dari 500 spesies. Genus ini, tersebar di area tropis Asia dan Afrika dengan keragaman terbesar tersebar di Asia Tenggara. Di Indonesia, <em>Ixora</em> dinamakan juga bunga Soka dan populer sebagai tanaman hias. Bunga Soka memiliki bentuk yang menarik dan warna bunga yang bervariasi. Penelitian DNA barcoding mengenai tumbuhan <em>Ixora</em> belum banyak dilakukan, oleh karena itu diperlukan studi awal yang bertujuan menganalisis kekerabatan <em>Ixora</em> dengan menggunakan sekuen gen <em>rbc</em>L,<em>trn</em>L, dan <em>mat</em>K berbasis <em>in silico</em>. Metode yang dilakukan dalam DNA barcoding bunga Soka <em>Ixora</em> adalah dengan studi <em>in silico</em> menggunakan Genbank (NCBI). Sekuen DNA dikoleksi dari basis data NCBI dengan mencari nama spesies dan gen yang digunakan yaitu <em>mat</em>K, <em>rbc</em>L, dan <em>trn</em>L. Selanjutnya data dianalisis menggunakan CLUSTAL W untuk menentukan tingkat homologi antar sekuen melalui penjajaran sekuen, identifikasi sekuen yang berpotensi sebagai barcode, dan rekosntruksi pohon filogenetik menggunakan MEGA X. Hasil studi <em>in silico</em> menunjukkan bahwa penjajaran dengan menggunakan lokus <em>trn</em>L, <em>mat</em>K dan <em>rbc</em>L memiliki tingkat homologi yang relatif tinggi. Akan tetapi, gen <em>rbc</em>L memberikan gambaran yang informatif mengenai topologi pohon kekerabatan molekuler dari <em>Ixora</em> pada tingkat spesies dibandingkan dengan gen <em>trn</em>L dan gen <em>mat</em>K. Selain itu, gen <em>rbc</em>L diketahui dapat memperlihatkan karakter spesifik dari <em>Ixora</em> sehingga diduga dapat dijadikan sebagai barcode untuk mengidentifikasi spesies-spesies <em>Ixora</em> di Kebun Raya Bogor melalui pendekatan molekuler.<em> </em></p>Alifah Nur Anzani, Irfan Martiansyah, Nia Yuliani
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23693Tue, 23 Nov 2021 19:18:12 +0000Desain jalur interpretasi buah lokal koleksi Kebun Raya Purwodadi sebagai media belajar biologi
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23707
<p>Kebun Raya Purwodadi memiliki koleksi buah lokal Indonesia yang cukup lengkap, unik, dan langka. Informasi ini menarik namun belum banyak dikenal oleh masyarakat luas sehingga diperlukan upaya diseminasi. Salah satunya dengan cara mengembangkan desain pelayanan pendidikan lingkungan yang lebih atraktif dan edukatif melalui jalur interpretasi buah lokal Indonesia sebagai media belajar biologi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan desain pelayanan pendidikan lingkungan melalui jalur interpretasi buah lokal yang mengarah pada pengenalan koleksi Kebun Raya Purwodadi sehingga lebih dikenal oleh masyarakat luas. Selain itu, output penelitian ini diharapkan dapat menjadi pelengkap pembelajaran biologi sehingga lebih menarik dan mudah dipahami oleh peserta didik. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode <em>tracking </em>untuk mendapatkan titik koordinat buah lokal, sedangkan dokumentasi dan studi literatur dilakukan untuk lebih memperkaya pembahasan. Hasil penelitian dituangkan dalam pemetaan jalur interpretasi yang mencakup berbagai titik lokasi koleksi buah lokal Kebun Raya Purwodadi. </p>Melisnawati H Angio, Muhammad Rifqi Hariri
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23707Tue, 23 Nov 2021 19:18:19 +0000Mini Review: Pendekatan molekuler DNA barcoding: Studi kasus identifikasi dan analisis filogenetik Syzygium (Myrtaceae)
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23712
<p class="MsoNormal"><em><span style="font-family: 'Times New Roman'; background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial;">Syzygium</span></em><span style="font-family: 'Times New Roman'; background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial;"> adalah salah satu genus terbesar dalam famili Myrtaceae yang terdiri dari sekitar 1200-1800 spesies. Spesiesnya hanya diketahui sebanyak 1.123 spesies (81,7%) dan sebanyak 240 (17,5%) adalah sinonim dari nama spesies tersebut. Hal ini disebabkan sulitnya identifikasi spesies </span><em><span style="font-family: 'Times New Roman'; background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial;">Syzygium</span></em><span style="font-family: 'Times New Roman'; background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial;"> berdasarkan karakter morfologis. Beberapa spesies menunjukkan karakter yang tumpang tindih, terutama bunganya. Tingkat kepercayaan penempatan taksa untuk </span><em><span style="font-family: 'Times New Roman'; background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial;">Syzygium</span></em><span style="font-family: 'Times New Roman'; background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial;"> adalah 98,0%. Identifikasi berbasis karakter morfologis terkadang tidak dapat diandalkan, karena dapat dipengaruhi oleh lingkungan sehingga menyebabkan kesulitan dalam proses identifikasi. DNA barcoding sebagai salah satu pendekatan molekuler yang dapat diandalkan mampu mengidentifikasi spesimen menggunakan fragmen sekuen gen yang sangat pendek (gen penanda). Gen MaturaseK (</span><em><span style="font-family: 'Times New Roman'; background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial;">mat</span></em><span style="font-family: 'Times New Roman'; background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial;">K), Rubisco (</span><em><span style="font-family: 'Times New Roman'; background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial;">rbc</span></em><span style="font-family: 'Times New Roman'; background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial;">L), </span><em><span style="font-family: 'Times New Roman'; background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial;">internal transcribed spacer</span></em><span style="font-family: 'Times New Roman'; background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial;"> (ITS) adalah gen-gen penanda yang digunakan dalam DNA barcoding tanaman. Gen-gen tersebut memiliki peran penting dalam identifikasi spesies, distribusi genetik spesies serta dalam rekonstruksi filogenetik tanaman. Dalam ulasan ini, penggunaan gen-gen dalam pendekatan DNA barcoding di genus </span><em><span style="font-family: 'Times New Roman'; background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial;">Syzygium</span></em><span style="font-family: 'Times New Roman'; background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial;"> akan dipaparkan dengan jelas. Pada Myrtaceae</span><span style="font-family: 'Times New Roman';">, khususnya genus </span><em><span style="font-family: 'Times New Roman';">Syzygium</span></em><span style="font-family: 'Times New Roman';">, gen penanda daerah </span><em><span style="font-family: 'Times New Roman';">internal transcribed spacer</span></em><span style="font-family: 'Times New Roman';"> (ITS), ETS, </span><em><span style="font-family: 'Times New Roman';">trn</span></em><span style="font-family: 'Times New Roman';">L-</span><em><span style="font-family: 'Times New Roman';">trn</span></em><span style="font-family: 'Times New Roman';">F </span><em><span style="font-family: 'Times New Roman';">intergenic spacer</span></em><span style="font-family: 'Times New Roman';">, </span><em><span style="font-family: 'Times New Roman';">psb</span></em><span style="font-family: 'Times New Roman';">A-</span><em><span style="font-family: 'Times New Roman';">trn</span></em><span style="font-family: 'Times New Roman';">H </span><em><span style="font-family: 'Times New Roman';">intergenic spacer</span></em><span style="font-family: 'Times New Roman';">, </span><em><span style="font-family: 'Times New Roman';">mat</span></em><span style="font-family: 'Times New Roman';">K, </span><em><span style="font-family: 'Times New Roman';">rbc</span></em><span style="font-family: 'Times New Roman';">L, dan </span><em><span style="font-family: 'Times New Roman';">ndh</span></em><span style="font-family: 'Times New Roman';">F telah berhasil diaplikasikan. Meskipun tidak ada satu sekuen spesifik penanda</span><em><span style="font-family: 'Times New Roman';"> </span></em><span style="font-family: 'Times New Roman';">(</span><em><span style="font-family: 'Times New Roman';">barcode</span></em><span style="font-family: 'Times New Roman';">) yang relatif cocok dan direkomendasikan sebagai standar untuk DNA barcoding </span><span style="font-family: 'Times New Roman'; background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial;">genus </span><em><span style="font-family: 'Times New Roman'; background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial;">Syzygium</span></em><span style="font-family: 'Times New Roman'; background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial;">. Namun demikian, ada beberapa kandidat sekuen yang menjanjikan, seperti yang disebutkan di atas yang telah terbukti bermanfaat dalam beberapa kondisi.</span></p><div><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPS-ItalicMT;">Syzygium </span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">adalah salah satu genus terbesar dalam famili Myrtaceae yang terdiri dari sekitar 1200-1800 </span></div><div><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">spesies. Spesiesnya hanya diketahui sebanyak 1.123 spesies (81,7%) dan sebanyak 240 (17,5%) adalah </span></div><div><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">sinonim dari nama spesies tersebut. Hal ini disebabkan sulitnya identifikasi spesies </span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPS-ItalicMT;">Syzygium </span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">berdasarkan </span></div><div><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">karakter morfologis. Beberapa spesies menunjukkan karakter yang tumpang tindih, terutama bunganya. </span></div><div><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">Tingkat kepercayaan penempatan taksa untuk </span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPS-ItalicMT;">Syzygium </span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">adalah 98,0%. Identifikasi berbasis karakter </span></div><div><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">morfologis terkadang tidak dapat diandalkan, karena dapat dipengaruhi oleh lingkungan sehingga </span></div><div><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">menyebabkan kesulitan dalam proses identifikasi. DNA barcoding sebagai salah satu pendekatan molekuler </span></div><div><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">yang dapat diandalkan mampu mengidentifikasi spesimen menggunakan fragmen sekuen gen yang sangat </span></div><div><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">pendek (gen penanda). Gen MaturaseK (</span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPS-ItalicMT;">mat</span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">K), Rubisco (</span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPS-ItalicMT;">rbc</span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">L), </span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPS-ItalicMT;">internal transcribed spacer </span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">(ITS) adalah </span></div><div><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">gen-gen penanda yang digunakan dalam DNA barcoding tanaman. Gen-gen tersebut memiliki peran </span></div><div><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">penting dalam identifikasi spesies, distribusi genetik spesies serta dalam rekonstruksi filogenetik tanaman. </span></div><div><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">Dalam ulasan ini, penggunaan gen-gen dalam pendekatan DNA barcoding di genus </span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPS-ItalicMT;">Syzygium </span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">akan </span></div><div><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">dipaparkan dengan jelas. Pada Myrtaceae, khususnya genus </span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPS-ItalicMT;">Syzygium</span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">, gen penanda daerah </span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPS-ItalicMT;">internal </span></div><div><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPS-ItalicMT;">transcribed spacer </span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">(ITS), ETS, </span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPS-ItalicMT;">trn</span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">L-</span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPS-ItalicMT;">trn</span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">F </span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPS-ItalicMT;">intergenic spacer</span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">, </span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPS-ItalicMT;">psb</span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">A-</span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPS-ItalicMT;">trn</span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">H </span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPS-ItalicMT;">intergenic spacer</span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">, </span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPS-ItalicMT;">mat</span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">K, </span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPS-ItalicMT;">rbc</span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">L, dan </span></div><div><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPS-ItalicMT;">ndh</span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">F telah berhasil diaplikasikan. Meskipun tidak ada satu sekuen spesifik penanda (</span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPS-ItalicMT;">barcode</span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">) yang relatif </span></div><div><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">cocok dan direkomendasikan sebagai standar untuk DNA barcoding genus </span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPS-ItalicMT;">Syzygium</span><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">. Namun demikian, </span></div><div><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">ada beberapa kandidat sekuen yang menjanjikan, seperti yang disebutkan di atas yang telah terbukti </span></div><div><span style="font-size: 9.96pt; font-family: TimesNewRomanPSMT;">bermanfaat dalam beberapa kondisi. </span></div>Irfan Martiansyah
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23712Tue, 23 Nov 2021 19:18:28 +0000Sebaran jenis tanaman Terminalia catappa L. beserta potensi benihnya di Kebun Raya Purwodadi
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23716
Kebun Raya Purwodadi adalah lembaga yang bergerak di bidang konservasi ex situ. Salah satu koleksi jenis tanaman yang ada di Kebun Raya Purwodadi adalah <em>Terminalia catappa </em>L. atau sering dikenal di Indonesia dengan sebutan ketapang. Jenis tanaman ini termasuk dalam famili <em>Combretaceae</em> yang sering tumbuh didaerah beriklim tropis terutama didaerah pinggir pantai dan dikenal mempunyai kemampuan untuk beradaptasi pada berbagai kondisi lingkungan, hal ini sangat cocok dengan kondisi kebun raya yang berada pada dataran rendah kering sehingga secara ekologis dapat memperkuat fungsi dari kebun raya itu sendiri. Di sisi lain <em>T. catappa</em> ini juga banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai pohon peneduh di taman-taman, area rumah, maupun di pinggir jalan. Dikarenakan banyaknya masyarakat menggunakan pohon ini sebagai pohon peneduh sehingga selain daunnya yang mudah sekali berguguran, buah dan benihnya ketapang juga banyak berjatuhan dan berserakan di area tersebut serta belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Apalagi pemanfaatan benih ketapang masih minim karena banyak masyarakat belum mengetahui potensi benih ketapang yang terkandung di dalamnya. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran jenis <em>T. catappa</em> di kawasan Kebun Raya Purwodadi beserta potensi benihnya. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan (Juni-Juli 2021) dengan menggunakan metode observasi deskriptif dan didukung dengan studi literatur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat enam spesimen koleksi tanaman <em>T. catappa</em> yang tersebar di tiga titik lokasi lingkungan yaitu berada di lingkungan I, IV, dan VI. Sedangkan potensi benih pohon ketapang antara lain dapat sebagai sumber nutrisi atau gizi yang tinggi, sumber energi, sumber makanan, sumber minyak nabati, dan sumber olahan pangan. Adanya informasi terkait sebaran <em>T. catappa</em> beserta potensi benih yang terkandung di dalamnya, harapannya nantinya dapat menjadi salah satu pengetahuan masyarakat sehingga peran Kebun Raya Purwodadi dalam meningkatkan pendidikan lingkungan kepada masyarakat terus meningkat dan potensi yang ada pada sebuah tanaman dapat terus dimanfaatkan oleh masyarakat.Linda Wige Ningrum
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23716Tue, 23 Nov 2021 19:18:55 +0000Aplikasi mikroba pada upaya peningkatan kualitas bahan baku pakan ikan melalui fermentasi
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23839
<p>Kemajuan teknologi budidaya telah membuat industri akuakultur berkembang sangat dinamis dan peningkatan produktivitas budidaya tersebut sejalan dengan kebutuhan terhadap konsistensi pasokan pakan. Di sisi lain, harga pakan yang terus meningkat menjadi masalah yang krusial. Keterbatasan ketersediaan tepung ikan yang merupakan bahan baku sumber protein utama, merupakan salah satu faktor penyebab tingginya harga pakan. Upaya pencarian bahan baku non konvensional dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Bahan baku non konvensional memang relatif ekonomis, tetapi penggunaannya secara langsung dalam pakan terkendala oleh beberapa faktor yang berpengaruh buruk terhadap kecernaan, pemanfaatan nutrien, pertumbuhan hingga kesehatan ikan. Perbaikan kualitas diperlukan agar pemanfaatan bahan baku non konvensional di dalam pakan bisa optimal dan aplikasi mikroba melalui metode fermentasi menjadi salah satu pilihan. Tulisan ini bertujuan untuk mengulas pemanfaatan bahan baku non konvensional hasil fermentasi dalam mendukung kegiatan akuakultur berkelanjutan. </p>Lusi Herawati Suryaningrum
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23839Tue, 23 Nov 2021 19:19:05 +0000Inventarisasi tumbuhan paku (Pteridophyta) pada Arboretum (Forested Area) Kebun Raya Purwodadi
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24033
<p>Botanical Gardens is one of the ex situ plant conservation areas, one of them is Purwodadi Botanic Garden (PBG). One of the roles as an inventory is an important basis for assessing biodiversity in a particular area. PBG has a land that is intentionally forested, namely an arboretum (forested area). One of the plant groups that can be found in the PBG’s Arboretum is ferns (Pteridophyta). This study aimed to inventory of ferns in the PBG’s Arboretum completed with their conservation status. The method used in this study was the explorative method by exploring an area followed by observing the target plants. Furthermore, environmental data measurements were also carried out, including temperature, humidity, light intensity and soil pH. Based on the results of the study, were found 11 species, 8 genera, and 7 family of ferns in the PBG’s Arboretum. A total of 8 species of them are Indonesia's native species. Furthermore, two species have been recorded on the IUCN Red List site with the least concern (LC) category, which are <em>Christella dentata</em> and <em>Tectaria. polymorpha</em>. Therefore, it is necessary to conserve ferns, both in situ and ex situ.</p>Jocelin Andiana, Elga Renjana
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24033Tue, 23 Nov 2021 19:19:15 +0000Pengaruh model pembelajaran Giving Question and Getting Answer terhadap hasil belajar biologi konsep sistem sirkulasi darah pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Makassar
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24180
<p>Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang bertujuan untuk (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran <em>Giving Question and Getting Answer</em> terhadap hasil belajar biologi konsep sistem sirkulasi darah pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Makassar; (2) Mengetahui hasil belajar biologi konsep sirkulasi darah pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Makassar. Penelitian ini menggunakan desain penelitian “<em>Pretest Posttest Control Group Design</em>”. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 2 Makassar dan sampel penelitian yaitu XI MIPA 3 sebagai kelompok eksperimen dan XI MIPA 4 sebagai kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel dengan cara<em> </em>sampling<em> </em>jenuh<em>. </em>Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas yaitu model <em>Giving Question and Getting Answer</em> sedangkan variabel terikat yaitu hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dari hasil tes belajar siswa melalui <em>pretest </em>dan <em>posttest, </em>yang kemudian dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Uji hipotesis yang digunakan adalah <em>Normalitas Gain </em>dan <em>Independent Sample t-Test</em>.<strong> </strong>Hasil menunjukkan nilai rata-rata pada kelompok eksperimen yaitu 77,04 sedangkan pada kelompok kontrol yaitu 65,45. Hasil uji analisis <em>Independent Samples T-Test, </em>diperoleh nilai signifikan p = 0,002 < α = 0,05. Hal ini berarti bahwa H<sub>0 </sub>ditolak dan H<sub>1</sub> diterima, dengan demikian model <em>Giving Question and Getting Answer </em>berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Makassar.<strong></strong></p>Muhammad Wajdi, Dian Firdiani
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24180Tue, 23 Nov 2021 19:19:38 +0000Kajian etnobotani untuk menggali potensi tanaman obat
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24201
<p>Etnobotani merupakan salah satu ilmu yang dapat digunakan untuk mempelajari hubungan antara manusia, tumbuhan dan lingkungan tumbuhan. Studi ilmu ini bersifat interdisipliner, melibatkan banyak cabang ilmu pengetahuan, seperti botani, biokimia, farmakologi, toksikologi, kedokteran, nutrisi, ekologi, evolusi, hukum, ekonomi sumber daya, sosiologi, antropologi dan lainnya. Selain itu, tujuannya adalah untuk mengeksplorasi pengetahuan masyarakat dalam pemanfaatan tumbuhan dalam berbagai aspek kehidupan diantaranya aspek kebutuhan kesehatan, ekonomi, budaya dan agama. Hasilnya juga bermanfaat ganda tidak hanya bagi manusia, tetapi juga bermanfaat terhadap keberlangsungan biodiversitas sumber daya alam flora. Selain itu, juga bermanfaat dalam perlindungan pengetahuan dengan menggunakan jenis tanaman. Salah satu hasil penelitian etnobotani yang berfungsi untuk meningkatkan kehidupan manusia adalah pengetahuan umum tanaman obat untuk kesehatan. Metode penelitian yang digunakan dalam penggumpulan data menggunakan <em>literatur review method</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat memanfaatkan tumbuhan diklasifikasikan berdasarkan nilai guna sebagai tanaman obat baik digunakan secara langsung maupun diolah dengan tanaman lainnya. Berdasarkan sumbernya tanaman yang dimanfaatkan berasal dari tanaman yang dibudidaya dan juga dari tumbuhan liar. Bagian yang dimanfaatkan antara lain akar, batang, daun, getah, bunga dan buah. Selain itu tumbuhan juga dimanfaatkan sebagai pangan, kesehatan, pakan ternak, tanaman hias, kelengkapan acara adat dan potensi ekonomi.</p><p>Kata Kunci: Etnobotani, tanaman obat, kesehatan</p>Rusmadi Rukmana, Musdalifah Mukhtar, Zulkarnain Zulkarnain
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24201Tue, 23 Nov 2021 19:19:45 +0000Diabetes Melitus: Review etiologi, patofisiologi, gejala, penyebab, cara pemeriksaan, cara pengobatan dan cara pencegahan
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24229
<p>Diabetes melitus atau yang biasa masyarakat pada umumnya menyebutnya dengan penyakit kencing manis merupakan penyakit menahun yang dapat diderita seumur hidup. Diabetes memiliki 2 tipe yakni diabetes melitus tipe 1 yang merupakan hasil dari reaksi autoimun terhadap protein sel pulau pankreas, kemudian diabetes tipe 2 yangmana disebabkan oleh kombinasi faktor genetik yang berhubungan dengan gangguan sekresi insulin, resistensi insulin dan faktor lingkungan seperti obesitas, makan berlebihan, kurang makan, olahraga dan stres, serta penuaan. Review ini membahas mengenai etiologi, patofisiologi, gejala, penyebab, cara pemeriksaan, cara pengobatan serta cara pencegahan penyakit diabetes melitus.<strong></strong></p>Lestari Lestari, Zulkarnain Zulkarnain, St. Aisyah Sijid
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24229Tue, 23 Nov 2021 19:19:51 +0000Karakterisasi stomata daun pada tanaman hias familia Araceae
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24241
<p>Familia <em>Araceae </em>banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias, karena memiliki bentuk dan corak daun yang bervariasi. Di Indonesia terdapat 25% marga <em>Araceae</em> dari keseluruhan marga <em>Araceae</em> di dunia. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis karakter stomata daun pada tanaman hias familia <em>Araceae</em> di Kelurahan Ngaliyan. Pengamatan karakter stomata menggunakan metode replika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 17 spesies dari 10 genus familia <em>Araceae</em>. Pada spesies <em>Homalomena cordata</em>, <em>Aglaonema simplex</em>, <em>Anthurium hookeri</em>, <em>Phlodendron billietiae</em>, <em>Amorphophallus variabilis</em>, dan <em>Monstera dubia </em>stomata hanya ditemukan di permukaan bawah dan tipe penyebaran apel. Sedangkan spesies lainnya stomata ditemukan di permukaan bawah dan atas serta tipe penyebaran potato. Seluruh spesies memiliki bentuk sel penutup tipe halter. <em>A</em><em>. </em><em>hookeri</em>,<em> P</em><em>. </em><em>billietiae</em>, dan <em>C.</em><em> </em><em>bicolor red rhapsody </em>memiliki 4 sel tetangga, sedangkan 14 sel lainnya 2 sel tetangga. Ukuran stomata berbeda pada setiap spesies yang diamati. Ditemukan 3 tipe stomata yaitu tipe anomositik, tipe tetrasitik, dan tipe parasitik.</p>Lailatul Qodriyah, Baiq Farhatul Wahidah, Saifullah Hidayat, Rizkiati Khasanah
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24241Tue, 23 Nov 2021 19:19:58 +0000Potensi enam tanaman buah lokal terpilih koleksi Kebun Raya Purwodadi
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24274
<p>Indonesia berkontribusi 25% kategori tumbuhan berbunga di tingkat dunia dengan jumlah mencapai 30.000 spesies. Tanaman buah lokal Indonesia adalah jenis tanaman berbuah yang tumbuh secara alami di wilayah Indonesia dan pada umumnya dibudidayakan oleh masyarakat. Pemanfaatan potensi dari tingginya keanekaragaman jenis dan sumber plasma nutfah buah-buahan asli Indonesia dinilai belum optimal. Tujuan penulisan ini adalah untuk memperkenalkan morfologi dan potensi enam buah lokal terpilih koleksi Kebun Raya Purwodadi (K.R. Purwodadi) (<em>Garcinia dulcis</em>, <em>Diospyros discolor</em>, <em>Stelechocarpus burahol</em>, <em>Flacourtia rukam</em>, <em>Eugenia uniflora</em>, dan <em>Muntingia calabura</em>). Pengumpulan data dilakukan pengamatan langsung di lapang. Potensi dan pemanfaatan berdasarkan studi literatur. Bentuk buah lokal memiliki bentuk yang beragam, seperti buah berbentuk apel dan berbulu halus, berbentuk kantong, dan buah berbentuk bunga dengan kulit buah tebal. Tanaman buah lokal berpotensi anti kanker, anti inflamasi, antioksidan, antidiare, analgesik, dan dapat meredakan beberapa penyakit. Banyak potensi yang didapat dari tanaman buah lokal oleh masyarakat. Perlu adanya upaya konservasi dalam menjaga kelestarian.</p>Agustin Dinda Prameswary, Melisnawati H. Angio
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24274Tue, 23 Nov 2021 19:20:06 +0000Keragaman makrofungi di lingkungan Universitas Diponegoro dan potensi pemanfaatannya
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24392
<p>Universitas Diponegoro (UNDIP) merupakan salah satu kampus di Indonesia yang di lingkungannya masih hijau dan banyak terdapat pepohonan. Kondisi ini sangat mendukung pertumbuhan makrofungi. Jamur merupakan organisme penting bagi ekosistem berkat peranannya sebagai dekomposer. Namun, keragaman makrofungi di lingkungan UNDIP belum pernah dilaporkan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi keragaman makrofungi di lingkungan UNDIP dan menyediakan deskripsi tubuh buahnya. Metode yang digunakan adalah <em>purposive sampling</em> di pinggir jalan, taman, kebun, dan gedung UNDIP. Jamur yang didapatkan kemudian diidentifikasi berdasarkan karakter makroskopis dengan beberapa literatur yang terkait. Hasil penelitian mengkonfitmasi sebanyak 16 genus jamur diantaranya <em>Auricularia</em><em> auricula-judae</em><em>, Trametes</em><em> </em>sp.<em>, Daldinia</em> sp.<em>, Cyathus </em>sp.<em>, Lentinus </em>sp.<em>, Ganoderma </em>sp.<em>, Coprinus </em>sp.<em>, Coprinellus </em>sp.<em>, Marasmius </em>sp.<em>, Marasmiellus </em>sp.<em>, Schizophyllum</em><em> commune</em><em>, Oudemansiella </em>sp.<em>, Tremella</em> sp.<em>, Xylaria </em>sp.<em>, Collybia</em> sp., dan <em>Parasola </em>sp<em>.</em><em> </em>Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan kampus UNDIP memiliki keragaman makrofungi yang tinggi. Laporan ini merupakan informasi pertama mengenai keragaman jamur di lingkungan kampus UNDIP. Upaya monitoring berkala masih perlu dilakukan pada berbagai wilayah lainnya di lingkungan kampus UNDIP.</p>Wahyu Aji Mahardhika, Mada Triandala Sibero, Lutfi Hanafi, Ivan Permana Putra
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24392Tue, 23 Nov 2021 19:20:33 +0000Eksplorasi biji di Kawasan Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Pananjung Pangandaran Jawa Barat
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24403
<p>Eksplorasi biji merupakan bagian dari kegiatan konservasi secara ex situ yang hasilnya dapat disimpan pada bank biji. Bank biji memiliki beberapa keunggulan sebagai salah satu metode konservasi yang efektif. Kegiatan eksplorasi flora dan pengayaan koleksi bank biji dilakukan di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) dan Cagar Alam (CA) Pananjung Pangandaran pada tanggal 2 April 2019 sampai dengan 15 April 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mencari dan mengumpulkan biji tumbuhan serta mengetahui keanekaragaman jenis dari tumbuhan yang berbuah. Metode yang digunakan pada ekplorasi flora ini yaitu metode jelajah. Metode pemanenan buah dilakukan dengan cara memanen langsung dari pohon yang berbuah. Setiap spesimen buah dan biji dilakukan karakterisasi, pengukuran kadar air dan pemeriksaan viabilitasnya untuk mengetahui karakter simpan biji tumbuhan tersebut. Berdasarkan penelitian ini didapatkan 34 nomor koleksi selama 14 hari di dua lokasi dalam kawasan TWA dan CA Pananjung Pangandaran. Biji-biji yang didapatkan di kawasan TWA dan CA Penanjung Pangandaran adalah biji-biji orthodok 85,29%, intermediate 2,94 %, dan sebanyak 11,76 % adalah biji-biji rekalsitran.</p>Irvan Fadli Wanda, Ade Ayu Oksari, Mimin Mimin
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24403Tue, 23 Nov 2021 19:20:41 +0000Short communication: First report of Long-tailed Macaque (Macaca fascicularis) at Logending Beach, Indonesia
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24409
<p>This short communication study reports the first report of the latest condition of long-tailed macaques in Logending Beach (Pantai Logending), Indonesia. Observations were carried out in August 2021. The observation location is close to several community stalls selling around the beach and the leading portal to enter the Logending Beach area. The long-tailed macaque found by observers is still within a distance (<1 km) from the primary forest bordering the Logending Beach. Several long-tailed macaque individuals encountered during the findings and field observations may be separated from the leading group. The body condition of some long-tailed macaques found during the observation seems to be quite good, but the findings have been that there has been human-primate interaction in the form of provisioning food. These observations and findings are still not sufficient to prove the original habitat of long-tailed macaques, so to prove the size of the long-tailed macaque group in Logending Beach and its surroundings, further research is needed as well as to confirm the food diet and anthropogenic influences that occur between long-tailed macaques and residents around at Logending Beach. <em></em></p>Rosyid Ridlo Al Hakim, Rizaldi Rizaldi, Erie Kolya Nasution, Siti Rukayah
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24409Tue, 23 Nov 2021 19:20:49 +0000Isolasi DNA tumbuhan hasil eksplorasi di Nusakambangan dengan metode kit di Laboratorium Treub, Kebun Raya Bogor
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24513
<p>Konservasi genetik merupakan suatu tindakan untuk menjaga, mendokumentasikan dan mengarsipkan spesimen tertentu dalam bentuk koleksi hidup maupun koleksi genom. Pendekatan molekuler sebagai alternatif dalam konservasi genetik, umumnya dilakukan dengan mengisolasi organ tertentu hingga diperoleh materi genetiknya. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk melaporkan hasil isolasi DNA dari beberapa sampel tumbuhan yang terdapat di Laboratorium Treub, Kebun Raya Bogor. Isolasi DNA mendukung metode konservasi genetik dari koleksi herbarium dan Bank Biji di Kebun Raya Bogor yang sudah ada sebelumnya. Metode isolasi DNA yang dilakukan berbasis pada penggunaan 2 kit DNA khusus untuk tumbuhan dengan protokol baku pada masing-masing kit. Adapun hasil isolasi DNA dari 32 sampel menunjukkan bahwa pita DNA yang muncul menjadi tanda dari keberhasilan konservasi genetik secara molekuler. Dari 29 yang diisolasi menggunakan Kit #1. Hanya 1 sampel yang muncul pita DNA.<strong> </strong>Kemudian 5 sampel lainnya berhasil terisolasi menggunakan Kit #2. Dari 32 sampel yang diisolasi, 13 sampel muncul pita dan 19 (tidak muncul pita) dengan variasi konsentrasi DNA. Hal tersebut diasumsikan beberapa kesalahan teknis penanganan dalam proses laboratorium.</p>Devi Octavia, Arnia Sari Mukaromah, Irfan Martiansyah, Mimin Mimin, S Ma'mun, Herman Rukmanto
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24513Tue, 23 Nov 2021 19:21:00 +0000Analisis fisika kimia perairan industri Panply terhadap kerapatan mangrove dan kepadatan kepiting bakau
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24532
<p>Ekosistem <em>mangrove</em> berperan penting dalam ekologi laut dan pesisir, salah satunya adalah sebagai tempat pemijahan dan pembesaran (<em>nursery ground</em>) bagi kepiting bakau. Kepiting bakau merupakan salah satu fauna akuatik yang hidup di sekitar hutan <em>mangrove</em>. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis <em>mangrove</em> dan jenis kepiting bakau yang ada di sekitar perairan PT Panply dan pengaruh parameter lingkungan terhadap kerapatan mangrove dan kepadatan kepiting bakau di perairan industri Panply. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kuantitatif dengan teknik jejajah atau eksplorasi yaitu terjun langsung di lapangan dalam melakukan pengamatan dan pengambilan sampel. Pengambilan sampel dilakukan pada 2 stasiun, stasiun I berada tepat di belakang PT Panply sedangkan stasiun II berada sekitar 100 meter dari PT Panply. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di area industri Panply ditemukan 4 jenis <em>mangrove</em> yang terdiri dari <em>Rhizophora mucronata</em>,<em> R</em><em>.</em><em> apiculata</em>,<em> Avisennia alba</em>,<em> dan Sonneratia alba</em>. Serta 3 jenis kepiting bakau yang terdiri dari <em>Scylla serrata</em>,<em> S. olivacea</em>,<em> </em>dan <em>S. tranquebarica</em>. Terdapat korelasi antara kerapatan <em>mangrove</em> dengan suhu 0,667 (kuat). Korelasi antara kerapatan <em>mangrove</em> dengan pH 0,179 (sangat rendah). Korelasi antara kerapatan <em>mangrove</em> dengan salinitas, tidak dapat ditentukan nilai korelasinya karena data yang ada seragam. Korelasi antara kerapatan <em>mangrove</em> dengan kecerahan 0,148 (sangat rendah). Selain itu, didapatkan hubungan antara kepadatan kepiting bakau dengan fisika kimia air yaitu korelasi antara kepadatan kepiting bakau dengan suhu 0,879 (sangat kuat). Korelasi antara kepadatan kepiting bakau dengan pH 0,407 (sedang). Korelasi antara kepadatan kepiting bakau dengan salinitas 0,667 (kuat). Korelasi antara kepadatan kepiting bakau dengan kecerahan 0,333 (rendah).</p>Tri Sutriani Syam, Pauline Destinugrainy Kasi, Sunarti Cambaba, Syarif Hidayat Amrullah
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24532Tue, 23 Nov 2021 19:21:44 +0000Analisis morfologi dan kadar protein ikan bandeng (Chanos chanos) dari tambak budidaya monokultur dan polikultur (Gracilaria sp.) di Kecamatan Bua Kabupaten Luwu
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24534
<p><em>Chanos chanos</em> alias ikan bandeng populer di Indonesia sebab mempunyai daging yang pulen serta harga terjangkau. Mudahnya pembudidayaan pada tambak monokultur serta polikultur menjadi salah satu penyebab melimpahnya ikan bandeng di Indonesia. Tujuan penelitian ini guna mengetahui (1) perbandingan morfologi dan parameter abiotik habitat (fisiko–kimia); (2) kandungan protein ikan bandeng yang dibudidayakan secara monokultur serta polikultur (<em>Gracilaria</em> sp.) di Kecamatan Bua Kabupaten Luwu. Penelitian ini menggunakan prosedur deskriptif kuantitatif dengan membandingkan morfologi dan abiotik habitat (fisiko–kimia; pH, salinitas, suhu) serta kandungan protein ikan bandeng dengan analisis metode Kjeldahl. Hasil penelitian pada ikan bandeng (umur 6 bulan dan berat 1 kg) diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Perbedaan hanya pada sisi dorsal tubuh berwarna hitam kebiruan dan sisi ventral tubuh berwarna putih bersih serta warna nampak berkilau (dari budidaya monokultur) dengan pH 6,2–6,3, salinitas 3,6‰–3,9‰ dan temperatur 29,3℃–31,3℃, sedangkan sisi dorsal tubuh ikan bandeng yang nampak berwarna coklat kekuningan dan sisi ventral tubuh berwarna putih kekuningan serta warna nampak pucat (dari budidaya polikultur) disertai pH 6,0–6,5, salinitas 2,8‰–3,0‰ dan temperatur 29,0℃–33,0℃. Protein total tertinggi pada ikan bandeng budidaya monokultur yakni 23,20% dan polikultur yakni 23,12%. Besar kandungan protein total tersebut membuktikan bahwa ikan bandeng yang berasal dari habitat tambak budidaya secara monokultur maupun polikultur sama baiknya untuk dikonsumsi sebagai sumber protein untuk tubuh manusia.</p><p> </p>Lilis Minarseh, Suhaeni Suhaeni, Syarif Hidayat Amrullah
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24534Tue, 23 Nov 2021 19:21:51 +0000Tingkat kesejahteraan burung paruh bengkok di Taman Satwa Taru Jurug Surakarta
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24671
<p class="Normal1">Burung paruh bengkok sebagian besar sudah termasuk dalam daftar satwa yang rentan terhadap kepunahan, sehingga perlu dilakukan upaya konservasi baik secara in situ maupun ex situ<em> </em>untuk melindungi satwa dari ancaman kepunahan. Tingkat keberhasilan konservasi tolok ukurnya berupa peningkatan jumlah satwa yang bertahan hidup dengan tingkat kesejahteraan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan status konservasi, serta tingkat kesejahteraan burung paruh bengkok di Taman Satwa Taru Jurug Surakarta. Pengumpulan data berupa jenis dan status konservasi serta tingkat kesejahteraan burung paruh bengkok dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan studi literatur. Penilaian tingkat kesejahteraan burung paruh bengkok dilakukan oleh kedua pihak yaitu peneliti dan pengelola. Langkah yang dilakukan yaitu memberikan skor untuk setiap aspek kesejahteraan satwa dan menghitung nilai akhirnya, tingkat kesejahteraan satwa diklasifikasikan berdasar Perdirjen Nomor P.6/IV-SET/2011. Hasil akan dianalisis secara kualitatif dan dijabarkan dalam narasi deskriptif untuk setiap aspek kesejahteraan satwa burung paruh bengkok di TSTJ. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu satwa koleksi burung paruh bengkok di TSTJ terdiri dari 4 spesies dengan total 24 individu, spesies tersebut termasuk satwa yang dilindungi menurut Peraturan Menteri LHK No. 106 tahun 2018. Tingkat kesejahteraan burung paruh bengkok di TSTJ berdasarkan penilaian peneliti menunjukkan nilai akhir 71,35 dan pengelola 71,95. Hal tersebut menunjukkan hasil akhir tingkat kesejahteraan satwa burung paruh bengkok di TSTJ dari kedua pihak masuk ke dalam kategori “Baik”. Aspek kesejahteraan satwa yang perlu ditingkatkan adalah bebas dari ketidaknyamanan dan bebas berperilaku normal.</p>Binar Anggita Sari, Nariswari Salsabiela, Ontowiryo Muhammad Panrus, Nalia Yustika Indani, Adi Laksono, Bambang Agus Suripto
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24671Tue, 23 Nov 2021 19:21:58 +0000Analisis aktivitas inhibisi kuersetin pada bawang merah (Allium cepa L.) terhadap penetrasi SARS-CoV-2 menggunakan metode molecular docking
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24679
<p>Pada penelitian ini, bawang merah (<em>Alium cepa </em>L.) diekstraksi untuk mengeluarkan senyawa flavonoid yaitu kuersetin yang akan digunakan sebagai inhibitor penetrasi SARS-CoV-2 terhadap dalam reseptor ACE2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas inhibisi yang terjadi antara senyawa flavonoid kuersetin dengan protein S pada SARS-CoV-2 sebagai pencegahan penetrasi SARS-CoV-2 pada ACE2. Dengan melakukan kajian naratif serta penelitian <em>in silico </em>diketahui bahwa senyawa kuersetin memiliki afinitas ikatan yang tinggi dan memiliki interaksi ikatan yang baik dengan protein <em>spike </em>pada SARS-CoV-2. Kemudian dilakukan penelitian <em>in silico </em>untuk mengetahui aktivitas inhibisi kuersetin. Proses <em>Molecular Docking </em>antara kuersetin (CID: 5320844) dan protein spike SARS-CoV-2 (PDB ID:6VSB) dilakukan dengan menggunakan aplikasi PyRx yang terintegrasi dengan Vina Wizard. Grid. Visualisasi hasil docking dilakukan melalui aplikasi <em>Discovery Studio Visualizer</em>. Kuersetin menunjukan hasil energi ikat terendah dan identik sebesar -7.5 kkal/mol Merujuk hal tersebut, kuersetin membentuk ikatan hidrogen dengan asam amino PRO 1057, SER 730, THR 778, GLN 853. Selain itu membentuk ikatan Pi-Alkyl dengan asam amino VAL 860 dan ALA 956. Ikatan Pi-cation juga ditemukan pada asam amino HIS 1058 pada gugus aktif untai Aprotein spike SARS-CoV-2. Hasil nilai RMSD sebesar 1,896 menunjukkan bahwa hasil <em>Molecular Docking </em>yang dilakukan adalah valid. beserta latar belakangnya, tujuan penelitian, temuan dan kesimpulan.</p>Syifa Zahara Kultsum Azmi, Sinta Aulia Rahmah, Melisa Andriani, Reza Lailul Farobi, Azlya Luke Nur Ahlina, Sunarno Sunarno
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24679Tue, 23 Nov 2021 19:22:05 +0000Kadar hormon estradiol dan testosteron ikan Ringau (Datnioides microlepis) serta sifat monomorfisme
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24688
<p>Ikan ringau atau tigerfish (<em>Datnioides microlepis</em>) merupakan ikan yang belum dapat ditentukan jenis kelaminnya secara morfologi (monomorfik). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi hormon estradiol dan testosteron dalam darah ikan ringau berkaitan dengan jenis kelamin. Enam ekor ikan ringau dengan panjang total 20-25 cm dan bobot 121-260 yang terdiri dari 2 jantan, 2 betina dan 2 yang belum diketahui seksnya. Untuk identifikasi masing-masing ikan diberi <em>tag chip</em> yang diimplan pada bagian punggung. Analisis hormon estradiol-17β dan testosteron dalam darah ikan dilakukan dengan teknik ELISA menggunakan kit komersil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik jantan maupun betina memiliki hormon estradiol dan testosteron dengan pola yang tidak beraturan. Adapun pada ikan yang diberi rangsangan hormon estradiol terjadi penurunan testosteron. Hasil ini menguatkan dugaan sebelumnya bahwa ikan ini bersifat monomorfik</p>Ahmad Musa, Mochammad Zamroni
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24688Tue, 23 Nov 2021 19:22:26 +0000Optimasi pembentukan biofilm Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa melalui penambahan glukosa dan NaCl
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24700
<p>Biofilm merupakan bentuk agregasi sel mikroorganisme yang terbentuk dan terorganisir guna membuat lingkungan mikro dari mikroorganisme tersebut. Biofilm pada umumnya juga digunakan sebagai mekanisme bertahan pada suatu kondisi lingkungan, sehingga pada biofilm tersebut mikroorganisme dapat memerangkap nutrisi memanfaatkannya. Selain itu biofilm berkontribusi pada peningkatan resistensi terhadap antimikroba. Pada penelitian ini dilakukan pengujian pembentukan biofilm secara in-vitro dengan suplementasi glukosa dan NaCl sehingga dapat diketahui kondisi optimum dalam pembentukan biofilm tersebut. Tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui kondisi optimum pembentukan biofilm pada bakteri <em>S. aureus</em> InaCC B4 dan <em>P. aeruginosa</em> InaCC B3, sehingga kedepannya dapat digunakan sebagai kondisi acuan dalam pengujian karakteristik biofilm maupun senyawa anti-biofilm. Uji pembentukan biofilm dilakukan pada <em>96-well</em> <em>microtiter plate</em>, dengan menggunakan media <em>trypticase soy agar</em> (TSB) yang disuplementasi glukosa dan NaCl dengan rentang konsentrasi 0-2% untuk glukosa dan 0-4% untuk NaCl. Pengujian dilakukan dengan tiga ulangan dalam satu <em>plate. </em>Hasil pengujian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 595 nm menggunakan <em>multimode microplate reader</em>. Hasil pengujian menunjukkan penambahan 1% glukosa memberikan hasil terbaik untuk pembentukan biofilm <em>S. aureus</em> InaCC B4. Adapun pada <em>P. aeruginosa</em> InaCC B3, suplementasi glukosa 0,125, 0,5 dan 1 % tidak memberikan pengaruh nyata pada pembentukan biofilm, jika dibandingkan dengan kontrol (suplementasi 0%). Selain itu, secara umum suplementasi NaCl tidak memberikan pengaruh nyata pada pembentukan biofilm <em>S. aureus</em>, sedangkan ada <em>P. aeruginosa </em>suplementasi<em> </em>NaCl dengan konsentrasi 0,125, 0,25 dan 1 % dapat meningkatkan pembentukan biofilm, sehingga perlu dilakukan konfirmasi lebih lanjut.</p>Masrukhin Masrukhin, Ruby Setiawan, Mia Kusmiati, Sugiyono Saputra
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24700Tue, 23 Nov 2021 19:22:33 +0000Peran relaksasi otot progresif untuk penurunan kadar glukosa darah
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24701
<p>Diabetes melitus merupakan penyakit yang sering dijumpai di Indonesia. Berbagai penelitian dilakukan untuk mencari obat yang tepat bagi penyakit ini. Kombinasi terapi obat-obatan dengan perubahan gaya hidup dan relaksasi otot progresif akan memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan hanya dengan obat-obatan saja. Namun, teknik relaksasi otot progresif ini belum diketahui secara luas. Tujuan penulisan <em>paper</em> adalah menjelaskan bagaimana relaksasi otot progresif untuk menurunkan kadar glukosa darah. Metode yang digunakan adalah <em>narrative literature review</em>. Artikel didapatkan dari <em>database Science Direct, PubMed, </em>dan <em>Google Scholar. </em>Kriteria inklusi adalah artikel tinjauan pustaka dan penelitian. Kriteria eksklusi adalah tidak terdapatnya artikel lengkap dan belum dilakukan penilaian sejawat. Hasil telaah pustaka menunjukkan bahwa relaksasi otot progresif dapat menurunkan kadar glukosa darah pada sebagian pasien. Teknik untuk melakukan relaksasi otot progresif dengan cara melakukan perubahan kontraksi dan relaksasi secara bergantian dan bertahap pada otot. Teknik ini dapat memperbaiki kesehatan fisik dan mental. Aksis glukosa dari hipotalamus, pituitari, adrenal, dan sistem saraf simpatis mengalami perubahan. Kedua aksis tersebut bereaksi terhadap perubahan fisik atau psikologis, sehingga menyebabkan penurunan kadar glukosa darah. Kesimpulan: Teknik relaksasi otot progresif dapat menurunkan kadar glukosa darah jika dikombinasi dengan terapi farmakologi dan perubahan gaya hidup. Teknik ini dapat dilakukan dengan kontraksi serta relaksasi secara bergantian pada otot dengan tujuan untuk mengatur akses hipotalamus, pituitari, dan adrenal.</p>Yuliana Yuliana
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24701Tue, 23 Nov 2021 19:22:40 +0000Ekspresi gen Bax pada kultur in vitro Inner Cell Mass (ICM) mencit
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24702
<p><em>Inner Cell Mass</em> (ICM) merupakan sumber sel punca embrionik (ESC, <em>embryonic stem cell</em>). <em>Inner Cell Mass</em> dapat diisolasi dari embrio tahap blastosis yang kemudian dikultur secara <em>in vitro</em> untuk mendapatkan koloni ESC. Penelitian-penelitian untuk menggali potensi ESC terus dilakukan, mengingat terbatasnya sumber tersebut maka perlu pengembangan teknologi penyimpanan sel punca atau (<em>stem cell banking</em>) seperti vitrifikasi. Efektifitas vitrifikasi pada embrio memberikan peluang terhadap penggunaan metode ini untuk simpan beku pada ICM. ICM merupakan sekumpulan beberapa sel sehingga viabilitas pasca simpan beku merupakan hal penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas metode vitrifikasi pada ICM dengan mengamati viabilitas dan ekspresi gen Bax ICM pasca vitrifikasi. Penelitian dilakukan di Laboratorium stem cell Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Badan Litbangkes. Kegiatan diawali dengan melakukan isolasi ICM dari embrio blastosis, vitrifikasi menggunakan <em>ethylen glycol</em> (EG) dan <em>dimethyl sulphoxide </em>(DMSO) masing-masing 15% dalam mPBS FBS 20% + sukrosa 0,5 M. <em>T</em><em>hawing </em>dilakukan secara bertahap menggunakan menggunakan 0,5 M, 0,25 M dan 0,125 masing-masing selama 2 menit. Selanjutnya ICM dikultur dan diamati ekspresi gen Bax dengan melakukan ekstraksi mRNA terhadap gen Bax dilanjutkan dengan <em>real time</em> PCR. Hasil menunjukkn bahwa viabilitas ICM pasca vitrifikasi lebih rendah dibandingkan kontrol (p<0,05) dan terjadi peningkatan ekspresi gen Bax pasca vitrifikasi pada hari ke 7 kultur (p>0,05). Pada penelitian ini vitrifikasi dapat digunakan untuk simpan beku ICM.<strong><em></em></strong></p>Ratih Rinendyaputri, Holy Arif Wibowo
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24702Tue, 23 Nov 2021 19:22:46 +0000Analisis kadar air, bobot isi dan porositas tanah pada beberapa penggunaan lahan
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24703
<p>Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar air, bobot isi dan porositas tanah pada penggunaan lahan tegalan/lading, kebun campuran, perkebunan teh, semak belukar dan hutan tanaman di DAS Ciliwung Hulu. Penelitian dimulai dari survei pendahuluan di lapangan untuk menentukan lokasi serta melakukan penentuan titik-titik pengamatan pada setiap penggunaan lahan. Pengambilan sampel tanah dilakukan untuk analisis kadar air, bobot isi dan porositas tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan lahan hutan tanaman merupakan penggunaan lahan yang baik dengan nilai kadar air tanah yang tinggi yaitu sebesar 85,88%, bobot isi tanah 0,59 g/cm<sup>3</sup> dan porositas tanah 77,78% yang menunjukkan bahwa lahan hutan tanaman porous.</p>Nuraida Nuraida, Nurmaranti Alim, Muh. Arhim
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24703Tue, 23 Nov 2021 19:23:10 +0000Analisis functional feeding group pada makrozoobentos di Situ Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24706
<p>Makrozoobentos merupakan biota yang berperan dalam fungsi ekosistem perairan dan umumnya digunakan dalam bioasesmen. Peranan dari makrozoobentos dalam fungsi ekosistem perairan dapat diketahui dengan menggunakan analisis <em>Functional Feeding Group</em> (FFG). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis <em>Functional Feeding Group </em>pada makrozoobentos di Situ Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2019 di lima stasiun meliputi inlet dari kawasan industri dan pemukiman, <em>midlet</em>, kawasan pertanian, dan <em>outlet</em>. Pengambilan sampel makrozoobentos dilakukan dengan menggunakan Ekman grab sebanyak tiga kali dikompositkan. Selain itu, dilakukan pula pengukuran parameter fisik kimiawi perairan dan substrat dasar. Berdasarkan hasil penelitian, secara keseluruhan ditemukan 22 spesies makrozoobentos yang tergolong ke dalam tiga kelompok FFG meliputi <em>scrapers, collector gatherer</em>, dan <em>collector filterers. </em>Kelompok<em> scrapers</em> memiliki kelimpahan tertinggi di semua stasiun pengamatan, diikuti kelompok <em>collector gatherers</em> dan <em>collector filterers. </em>Hasil analisis korelasi Spearman menunjukkan bahwa<em> k</em>elompok <em>collector gatherers</em> memiliki korelasi yang sangat kuat dengan parameter kedalaman perairan, turbiditas, dan oksigen terlarut (r > 0,7).</p>Aiman Ibrahim, M. Faisal Rapsanjani, Isni Nurruhwati, Zahidah Zahidah
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24706Tue, 23 Nov 2021 19:23:16 +0000Eksplorasi biji di Pulau Karimunjawa, Taman Nasional Karimunjawa
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24707
<p>Ekosistem laut dan terrestrial Kepulauan Karimunjawa membentuk hubungan yang kompleks, dinamis, sekaligus rawan. Aktivitas masyarakat lokal seperti pemanfaatan lahan untuk pertanian, pemanfaatan sumber daya hutan, pembangunan jalan dan pariwisata, mengancam kelestarian tumbuhan di Kepulauan Karimunjawa. Salah satu strategi dalam konservasi ex situ yaitu melalui pengoleksian dan penyimpanan biji (bank biji). Eksplorasi biji di Pulau Karimunjawa, Taman Nasional Karimunjawa adalah bertujuan untuk mengoleksi material tumbuhan berupa biji dari flora Kepulauan Karimunjawa. Pencatatan jenis flora, data lingkungan dan analisis lanjutan mengenai karakter biji dan penyimpanannya juga akan memperkaya informasi ilmiah yang kelak akan bermanfaat baik bagi kegiatan penelitian bidang botani, konservasi, maupun pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa. Hasil eksplorasi biji menemukan 27 jenis tumbuhan yang berbunga dan berbuah pada kegiatan eksplorasi biji pada bulan Oktober–November di Pulau Karimunjawa, yang didominansi biji berkarakter ortodok. Eksplorasi di hutan primer di bagian timur Pulau Karimunjawa lebih direkomendasikan karena diduga memiliki keragaman jenis yang lebih tinggi.</p>Prima Hutabarat, Dian Latifah, Mimin Mimin, Harto Harto, Kuswadi Kuswadi
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24707Tue, 23 Nov 2021 19:23:23 +0000Inventarisasi tumbuhan dan struktur vegetasi di Kawasan Hutan Ledug, Tahura R. Soerjo
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24708
<p>Taman Hutan Raya atau Tahura R. Soerjo merupakan ekosistem hutan pegunungan yang masih tersisa di Pulau Jawa, menjadi salah satu habitat alami tumbuhan dilindungi yaitu bunga edelweis, <em>Anaphalis javanica</em>. Secara hidrologis, kawasan Tahura menjadi sumber mata air yang mengaliri beberapa daerah kabupaten di Jawa Timur. Beberapa kawasan Tahura R. Soerjo telah dipilih sebagai lokasi penanaman kembali atau area rehabilitasi, salah satunya Ledug. Kawasan Ledug berada di lereng Gunung Arjuno dan secara administrasi masuk Kelurahan Ledug, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Kawasan Ledug diketahui rentan mengalami kerusakan hutan yang diakibatkan berbagai faktor, terutama adanya kebakaran hutan. Mengingat pentingnya kawasan Tahura bagi masyarakat Jawa Timur, maka upaya untuk memperbaiki kawasan Tahura yang mengalami kerusakan habitat, perlu dilakukan. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan kegiatan inventarisasi dan pendataan vegetasi di wilayah-wilayah yang masih belum terganggu kondisinya atau area hutan alami. Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan dan struktur vegetasi di kawasan Ledug. Kegiatan eksplorasi tersebut berhasil diperoleh sebanyak 44 suku, 67 marga dan 75 spesies tumbuhan. Berdasarkan zona ketinggian, kawasan hutan Ledug termasuk dalam zona submontana dengan karakter umum vegetasi mendekati hutan dataran rendah. Area hutan memiliki struktur vegetasi yang lengkap meliputi strata pohon, tiang dan tumbuhan bawah, keragaman jenis tumbuhan yang sedang serta kerapatan vegetasi pohonnya cenderung jarang dengan dominasi pohon anggrung (<em>Trema orientalis</em>)<em> </em>dan iprek (<em>Ficus virens</em>). Sedangkan pada area rehabilitasi memiliki keragaman tumbuhan rendah dan struktur vegetasi yang didominasi tumbuhan bawah dari suku rumput-rumputan (Poaceae).</p>Apriyono Rahadiantoro
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24708Tue, 23 Nov 2021 19:23:30 +00001-dehydrogingerdione, Senyawa volatil jahe sebagai agen sedatif subtitutif γ-aminobutyrate (GABA); Kajian biokomputasi
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24709
<p>Gamma aminobutyrate (GABA) merupakan molekul penting dalam sistem saraf pusat. Ekspresi GABA yang tinggi menyebabkan abnormalitas sel saraf dan mengakibatkan beberapa penyakit termasuk penyakit mental. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi tiga senyawa volatil yang terkandung di dalam jahe sebagai penenang melalui kajian biokomutasi. Pendekatan <em>in silico </em>digunakan dalam penelitian ini. Struktur senyawa volatil jahe didapatkan dari database PubChem dan struktur protein diperoleh dari database Protein Data Bank. Senyawa jahe, GABA diinteraksikan dengan protein target<em> </em>aminobutyrate aminotransferase dengan program Molegro virtual Docker 5 dan dianalisis menggunakan Discovery Studio ver 21.1.1. Senyawa 6-paradol, 6- gingerdione, dan 1-dehydrogingerdione berinteraksi dengan aminobutyrate aminotransferase pada beberapa sisi aktif, residu Phe217 teridentifikasi pada ketiga interaksi dan menunjukkan energi ikatan lebih rendah dari interaksi GABA dengan protein target. Jenis ikatan antara senyawa volatil jahe dan protein aminobutyrate aminotransferase yaitu ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik. Penelitian ini disimpulkan bahwa senyawa 1-dehydrogingerdione merupakan inhibitor aminobutyrate aminotransferase yang paling baik dan menunjukkan ikatan yang lebih kuat dari kompleks GABA-aminobutyrate aminotransferase. Kajian in vitro<em> </em>dan in vivo<em> </em>perlu dilakukan untuk analisis lebih lanjut.</p>Dewi Ratih Tirto Sari, Gabriella Chandrakirana Krisnamurti
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24709Tue, 23 Nov 2021 19:23:45 +0000Aplikasi ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmanii) sebagai anti kontaminan pada kultur Stevia (S. rebaudiana) secara in vitro
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24711
<p>Stevia (<em>S. rebaudiana</em>)<strong> </strong>merupakan salah satu tanaman pemanis alami yang memiliki tingkat kemanisan lebih tinggi dibandingkan dengan pemanis alami lainnya, kandungan pemanis stevia yaitu senyawa <em>stevioside </em>(4-15%)<em> </em>dan <em>rebaudioside </em>(2-4%)<em> </em>dan dulkosida A (0,4-0,7%). Karena adanya potensi sebagai pemanis yang lebih baik dibandingkan pemanis alami lainnya sehingga stevia ini lebih potensial untuk diperbayak, namun perbanyakan melalui konvensional memiliki beberapa faktor pembatas ketersediaan tanaman stevia, sehingga diperlukan Teknik kultur jaringan untuk mengatasi masalah ketersediaan tanaman stevia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak kayu manis (<em>Cinnamomum burmanii</em>) dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur pada kultur jaringan stevia (<em>S. rebaudiana</em>) dan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak kayu manis (<em>Cinnamomum burmanii</em>) yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan Stevia (<em>S. rebaudiana</em>). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan 5 perlakaun yaitu K0: Kontrol (Media MS), K1: Media MS + Novachlor (kontrol posistif), K2: Media MS + Kayu manis 0.5 ml/liter K3: Media Kayu manis 1.0 ml/l dan K4: Media Kayu manis 1.5 ml/l. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak kayu manis pada perlakuan K4 merupakan konsentrasi terbaik untuk memberikan zona hambat pertumbuhan bakteri dan jamur pada kultur jaringan tanaman stevia serta memberikan pengaruh nyata terhadap pertambuhan tinggi tanaman stevia (<em>S. rebaudiana</em>) tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun.</p>Marliana Marliana, Hafsan Hafsan, Masriany Masriany, Fatmawati Nur
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24711Tue, 23 Nov 2021 19:24:05 +0000Survei pangan nabati berpotensi sebagai galaktogogum
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24726
<span>Breast milk is an ideal food for babies because of its unique nutritional content. So, every baby should be sought to get exclusive breastfeeding until the age of 6 months. To achieve this, the baby's mother must try to increase the volume and quality of her milk. These efforts must be supported by providing appropriate nutritional intake for breastfeeding mothers. This study is a survey study to determine the type of food consumed by mothers as galactogogums. Questionnaires were distributed openly to breastfeeding mothers and the breastfeeding community. There are 50 respondents who are breastfeeding mothers who have filled out the survey. Respondents came from 17 cities in Indonesia. The data obtained were analyzed descriptively to reveal the types of food used as galactogogums by breastfeeding mothers in Indonesia. The survey results show that there are 15 plant foods consumed by breastfeeding mothers as galactogogums. The dominant vegetable foods consumed are katuk leaves, nuts, moringa leaves, spinach leaves, and banana blossoms. Other types of food, although they are not widely consumed by the community as galactogogums, these foods should still receive the attention of researchers for further study.</span>Alin Liana
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24726Tue, 23 Nov 2021 19:24:12 +0000Identifikasi keanekaragaman lalat pada peternakan unggas pedaging (Studi kasus: Teaching farm UIN Alauddin Makassar)
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24729
<p>Lalat memiliki peranan yang penting dalam penyebaran penyakit hewan menular pada ternak yaitu sebagai vektor mekanik yang mampu memindahkan mikroorganisme pathogen dari ternak yang sakit ke ternak yang sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman lalat pada peternakan unggas pedaging yang berada pada area <em>Teaching Farm</em> UIN Alauddin Makassar, yang diharapkan dapat dijadikan acuan dalam pencegahan lalat sebagai vektor penyebaran penyakit pada peternakan unggas pedaging. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil identifikasi dan keanekaragaman lalat ditemukan Genus Haematobia di dalam kandang unggas, Genus Musca di luar kandang unggas, Genus Musca pada feses, Genus Tachinid pada pohon sekitar kandang, dan Genus Stomoxys di tempat sampah.</p>Aminah Hajah Thaha, Jumriah Syam, Muhammad Arsan Jamili, Suci Ananda, Syamsinar Sidik, Sartika Sartika, Mawar Anwar, Andi Anisa Nisda, Agung Utama
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24729Tue, 23 Nov 2021 19:24:18 +0000Traditional production landscapes for sustainable development mainstreaming agricultural biodiversity in East Java Indonesia
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24739
<p>Mainstreaming biodiversity in production landscapes ensures conservation and sustainable use of agricultural biodiversity. Mainstreaming integrates biodiversity in existing or new programs and policies, both cross-sectoral and sector-specific. The conventional model of agricultural production with limited diversity in production systems and use of high chemical input has taught us a valuable lesson as it is adversely impacting the environment, the essential ecosystem services, the soil health and the long term sustainability of our food systems. Using a qualitative participant observation approach, our study investigated four distinct traditional East Java production landscapes to gage (i) the farming communities’ response to institutional policies, programs and agricultural biodiversity-related activities in traditional East Java production landscapes and (ii) opportunities and challenges for sustainable development in smallholder traditional East Java farming systems. Results indicate that the top-down decision-making regime is the least effective towards achieving sustainable development in traditional East Java farming landscapes and that farmers’ experiential knowledge on participatory biodiversity management, maintenance and use for sustainable development are of critical importance to East Java’s agriculture and economy. Reclaiming agriculture’s spiritual roots through organic farming and locally grown food emerged as key, including the need for designing and implementing a more sovereign food system. Revisiting traditional smallholder farming under the COVID-19 pandemic and lessons learned for repurposing East Java’s agricultural policy are also highlighted.</p><p> </p>Permata Ika Hidayati
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24739Tue, 23 Nov 2021 19:24:38 +0000Menilik potensi biologi sebagai peluang usaha di masa pandemi
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24913
Dampak kebijakan pemerintah bagi masyarakat mengenai adanya pandemi COVID-19 salah satunya adalah pemutusan hubungan kerja. Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi biologi sebagai peluang usaha di masa pandemi dan jenis usaha yang dapat dilakukan sesuai dengan ilmu biologi. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskripsi yang menjabarkan setiap potensi usaha yang dapat dilakukan sesuai dengan keilmuan biologi. Usaha bidang biologi atau disebut dengan <em>bioentrepreneurship</em> menjadi jawaban dari permasalahan ekonomi ini, beberapa usaha yang dapat dilakukan dan menguntungkan diantaranya, usaha budikdamber (budidaya ikan dalam ember) berbasis aquaponik dimana usaha ini mencakup dua aspek yaitu budidaya ikan dan sayuran, usaha tanaman hias dapat dijadikan salah satu usaha yang termasuk dalam hortikultura tanaman hias atau disebut florikultur, usaha obat-obatan herbal untuk meningkatkan imun, usaha makanan berbasis biologi yang mudah untuk dilakukan, serta usaha pembuatan pupuk kompos dari limbah rumah tangga. Pembuatan kompos ini selain bermanfaat untuk tanaman sekaligus mengurangi sampah di lingkungan tempat tinggal.Riski Apriliyani, Septi Lailia Suknia, Tara Puri Ducha Rahmani
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24913Tue, 23 Nov 2021 19:24:51 +0000Kajian budidaya tanaman anggrek Dendrobium sp. menggunakan teknik kultur meristem serta pengaruh penambahan berbagai ekstrak terhadap pertumbuhannya
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24915
<p>Produksi budidaya anggrek <em>Dendrobium</em> sp di Indonesia relatif lambat, sedangkan peminatnya selalu meningkat pada setiap tahunnya. Perbanyakan tanaman anggrek dengan cara konvensional memerlukan waktu yang cukup lama untuk memperoleh hasil anakan tanaman dalam jumlah yang banyak, oleh karena itu dibutuhkan alternatif budidaya menggunakan teknik kultur jaringan. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan sel, jaringan atau organ tanaman dengan ditumbuhkan pada medium buatan (<em>in vitro</em>) secara aseptik. Salah satu teknik dalam kultur jaringan tanaman adalah kultur meristem. Kultur meristem ini menggunakan eksplan yang terdapat pada jaringan meristem. Pada teknik kultur meristem dapat menggunakan meristem tunas aksilar atau meristem pada pucuk terminal. Pemilihan ekstrak suplemen pertumbuhan yang tepat sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan <em>planlet</em>. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji mengenai pengaruh penambahan ekstrak ragi, ekstrak jagung (<em>Zea mays</em> L.), ekstrak air kelapa (<em>Cocos nucifera</em> L.), ekstrak tomat (<em>Solanum lycopersicum</em> L.) pada pertumbuhan kultur anggrek <em>Dendrobium</em> sp. Metode yang dilakukan yaitu studi literatur dan pengumpulan data dari berbagai sumber artikel terdahulu. Dari hasil studi literatur, didapatkan bahwa pemberian ekstrak ragi yang mengandung nutrisi dapat memberikan pengaruh pada jumlah daun dan tinggi <em>planlet</em>. Pada penambahan ekstrak jagung terdapat pengaruh pada jumlah daun, tinggi <em>planlet </em>dan jumlah tunas. Pemberian air kelapa memberi pengaruh yang efektif pada pertumbuhan jumlah tunas <em>planlet</em>, tetapi tidak mempengaruhi banyaknya jumlah daun dan tinggi <em>planlet</em>. Sedangkan pada penambahan ekstrak tomat memberikan hasil terbaik untuk meningkatkan tinggi <em>planlet</em>, jumlah daun, dan pertumbuhan tunas. Pemilihan bahan organik untuk regenerasi tanaman anggrek <em>Dendrobium</em> sp dipilih berdasarkan jenis tanaman anggrek <em>Dendrobium</em> sp yang akan ditanam dengan tujuan untuk mendapatkan jumlah tunas planlet yang diinginkan. Hal tersebut disebabkan karena penggunaan bahan organik tertentu memberikan hasil yang spesifik dan bisa berbeda hasilnya saat diaplikasikan pada jenis anggrek <em>Dendrobium</em> sp lainnya.</p>Syifara Chika, Feby Kurniawati, Tara Puri Ducha Rahmani
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24915Tue, 23 Nov 2021 19:24:59 +0000Epidemiologi hantavirus di Indonesia mengenai struktur serta perkembangannya
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24922
<p>Hantavirus merupakan Infeksi virus terbaru yang sedang berkembang saat ini. Penularan hantavirus melalui udara tercemar yang disebabkan oleh urine dan saliva dari hewan rodensia (tikus) yang terinfeksi, serta kontak langsung dengan hewan rodensia (tikus). Di Indonesia hantavirus masih belum banyak diketahui, terutama pada lingkungan yang padat penduduk. Infeksi hantavirus menyebabkan penyakit ringan hingga fatal. Dua gejala infeksi hantavirus yakni, HFRS (<em>Hemorrhagic Fever With Renal Syndrom</em>) yang menyebabkan kerusakan ginjal dan HPS (<em>Hantavirus Pulmonary Syndrome</em>) yang menyebabkan kerusakan paru-paru dan limfa. Metode penelitian ini menggunakan studi literatur perbandingan yang berkaitan dengan metode pengamatan struktur hantavirus serta perkembangan hantavirus di Indonesia. Hasil yang diperoleh adalah struktur dari hantavirus yaitu memiliki bentuk lingkaran atau oval dengan diameter 80-120 nm., dan perkembangan hantavirus di Indonesia yaitu ada tersebar di Pulau Jawa, Sulawesi dan Denpasar.</p><p> </p>Dewi Nur Anggraeni, Eti Sumiati
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24922Tue, 23 Nov 2021 19:25:07 +0000Gambaran kualitas bakteri koliform air bersih pada sumur gali di Desa Tongute Ternate Kecamatan Ibu Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24972
<p>The World Health Organization (WHO) in the Director General of Disease Eradication and Environmental Health states that the average volume of clean water needs for the world's population is different. In developed countries, the water required is approximately 500 liters/or/day. Meanwhile, big cities in Indonesia need 200-400 liters of water/or/day. One of the bacteria that can contaminate water quality is coliform bacteria, which is a group of intestinal bacteria that live in the human digestive tract. And the purpose of this research is to find out the description of Coliform bacteria in clean water of dug wells in Tongute Village, Ternate District, Ibu Subdistrict, West Halmahera Regency, Maluku Province. This research was conducted at the Laboratory of Microbiology, Faculty of Medicine, Hasanuddin University Makassar. The method used in this research is an experimental design with descriptive observation totaling 5 samples of dug wells, carried out with the Most Probable Number (MPN) in the Estimating Test and Confirmation Test for Dug Well Water Samples and Testing on Complementary Tests Using Eosyn Methylene Blue Agar (EMBA) Media Growth Media ). The results showed that in the examination of the estimator test using lactose Broth (LB) media, the 5 samples in the estimator test were marked by a change in the solution to yellow color and the appearance of gas bubbles in the Durham tube so that it was suspected that it contained coliform bacteria contamination. In the confirmation test examination using Brilliant Green Lactosa Broth (BGLB) media, a positive test result in the estimator test is continued to the confirmation test to confirm coliform In the confirmation test using the EMBA medium, the positive test result is confirmed by a confirmation test to determine the type of coliform bacteria his. The result is called fecal coliform if the colonies that grow in the medium are metallic green, if the colonies that grow are brick red, it is called non-fecal coliform. It was concluded that there were coliform bacteria in the five dug wells by showing a metallic green color indicator.</p>Andi Muhammad Munawir Usman, Andi Ernawati
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Biologi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24972Tue, 23 Nov 2021 19:25:13 +0000