TINJUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI MANGDOJA DALAM UPACARA KEMATIAN
Abstract
Abstrak
Pokok penelitian ini adalah prosesi acara pasca kematian dan prespektif hukum Islam dalam tradisi Mangdoja di Kelurahan Malua Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang. Pokok permasalahan terdiri dari dua sub masalah yaitu: bagaimanakah prosesi dalam tradisi Mangdoja yang dilakukan oleh masyarakat di Kelurahan Malua Kecamtan Malua Kabupaten Erekang ?, dan bagaimanakah Pandangan Hukum Islam Terhadap Tradisi Mangdoja pasca Kematian di Kelurahan Malua Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang? Adapun hasil dari peneletian ini menunjukkan beberapa faktor masyarakat masih melaksanakan tradisi mangdoja di kelurahan malua kecamatan malua kabupaten enrrekang adalah tradisi Mangdoja ini belum ada hadis yang menguatkan bahwa tradisi ini adalah sesuatu yang bid`ah atau haram dilakukan karena sebab dan landasan hukumnya yang belum jelas. Bahwa tradisi Mangdoja merupakan suatu tradisi yang harus tetap di lakukan karena kesemuanya itu atau rangkaiaan kegiatan yang di laksanakan di tradisi inilah yang membawa roh ke alam surga dan juga manfaatnya yang diantaranya yaitu untuk belajar mengikhlaskan dosa-dosa yang di dilakukan mayit selama hidup di dunia. Tradisi Mangdoja tidak lepas dengan kaidah ushul fiqih yaitu االموربمقاصدها al-Umuru bi Maqasidiha menegaskan bahwa semua urusan dengan maksud pelakunya kaidah itu berbunyi “segala perkara tergantung kepada niatnya”.
Kata Kunci: Tradisi, Hukum Islam, Hukum Adat
Abstract
The subject of this research is the post-death procession and the perspective of Islamic law in the Mangdoja tradition in Malua Village, Malua District, Enrekang Regency. The main problem consists of two sub-problems, namely: Processions in the Mangdoja tradition carried out by the community in Malua Village, Malua District, Erekang Regency?, and What is the View of Islamic Law on the Mangdoja Tradition after Death in Malua Village, Malua District, Enrekang Regency? The results of this research show that several factors in the community that still carry out the Mangdoja tradition in the village of malua, the sub-district of malua, the district of Enrrekang are Mangdoja, there is no hadith that confirms that this tradition is something that is heresy or forbidden to do because of the unclear legal basis. The Mangdoja tradition is a tradition that must be carried out because all of it or the series of activities carried out in this tradition brings the spirit to the heavenly realm and also benefits, including learning to let go of the sins committed while living on earth. The Mangdoja tradition cannot be separated from the rules of ushul fiqh, namely االموربمقاصدها al-Umuru bi Maqasidiha that all matters with the intent of the perpetrators as "everything depends on the intention".
Keywords: Tradition, Islamic Law, Customary Law
References
Buku
Abbas, Syahrizal, Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah, Hukum Adat & Hukum Nasional. Jakarta: Kencana, 2009
Abd.Shomad. Penerapan Prinsip Syariah Dalam Hukum Indonesia. ( Jakarta : Kharisma Putra Utama 2018 ). Hal 1-4
Alfian. Persepsi Masyarakat Tentang Kebudayaan. (PT.Gramadia.Jakarta.1985) hal.100
Alfian. Persepsi Masyarakat Tentang Kebudayaan. (PT.Gramadia.Jakarta.1985) hal.111
digillib.uinsby.ac.id.bab2.pdf
Alsyuutty, Imam Jalaluddin, Spritualisma Kematian (Yogyakarta : Diva Press,2007 ), hal.9
Badan Pusat Statistik Kabupaten Enrekang Tahun 2016
Faiz el Muttaqiem. Kaidah Ushul Fiqih (Surabaya: Ampel Mulia Surabaya 2008) hal 30
Fauzu. Sejarah Hukum Islam. ( Rawamangun: Prenada Media Group 2018 ), hal 2-4
Rahmat, Jalaluddin, memaknai kematian (Bandung: Pustaka II Man,2016), hal 15
Rahmat, Jalalududin. Memahami Kematian, ( Bandung:Pustaka II Man, 2016) hal.5
Rohidin. Pengantar Hukum Islam. ( Yogyakarta: Lintang Rasi AksaraBooks ), hal 2-4
Waristo, Antropologi Budaya (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012) hal.58
Jurnal
Wiah, Al, and Lomba Sultan. "Tinjauan Hukum Islam tentang Kawin Hamil karena Siri’(Studi Kasus KUA Kec. Pallangga Kab. Gowa)." Qadauna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Hukum Keluarga Islam 2.2: hal. 410.
Salam, Nursalam, and Halim Talli. "TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAPAN TRADISI ANRONG BUNTING DALAM UPACARA PERNIKAHAN (Studi Kasus Kelurahan Tetebatu Kec. Pallangga Kab. Gowa)." Qadauna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Hukum Keluarga Islam 1.3: hal. 113
Narasumber
Ambe Lobo`o/ Pande Gere`e , Wawancara Enrekang 12 september 2019
ABD Hamid masyarakat , wawancara Enrekang 8 0ktober 2019
Dr.Nurhayati,M.ag Fiqih dan Ushul Fiqih(Rawamangun.Prenada Media 2018).hal 34
Faiz el Muttaqiem. Kaidah Ushul Fiqih(Surabaya:Ampel Mulia Surabaya 2008
Ibu Damasiah/ indo Ada`a , wawancara Enrekang 9 oktober 2019
Noval liata /literature Agama Islam dan Sekta Sektanya
Nurman kamase/ketua adat, wawancara Enrekang 10 September 2019
Waristo,2012Antropologi Budaya(Yogyakarta:Penerbit Ombak)hal 101