https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/ruangkomunitas/issue/feedRuang Komunitas : Jurnal Pengabdian Masyarakat2024-11-28T08:24:07+00:00Abu Bakar[email protected]Open Journal Systems<p style="text-align: justify;">Ruang Komunitas: Jurnal Pengabdian Masyarakat is a scientific journal that is published twice a year, namely April and October and is published by the Departemen of Political Science in collaboration with the Departement of International Relations, Faculty of Ushuluddin, Philosophy and Politics, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. This journal contains articles in the field of social humanities adopted from experiences or community service activities. Ruang Komunitas: Jurnal Pengabdian Masyarakat accepts manuscripts of community-based quantitative and qualitative scientific research articles into community service formats that cover relevant scientific fields.</p> <p style="text-align: justify;">Ruang Komunitas: Jurnal Pengabdian Masyarakat adalah jurnal ilmiah yang terbit dua kali dalam setahun, yakni April dan Oktober dan diterbitkan oleh Program Studi Ilmu Politik bekerjasama Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Jurnal ini memuat artikel di bidang sosial humaniora yang diadopsi dari pengalaman atau kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Ruang Komunitas: Jurnal Pengabdian Masyarakat menerima naskah artikel hasil penelitian ilmiah kuantitatif maupun kualitatif berbasis komunitas ke dalam format pengabdian masyarakat yang mencakup bidang keilmuan yang relevan.<br><br></p> <p style="text-align: justify;"> </p>https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/ruangkomunitas/article/view/51140Revitalisasi Budaya Lokal dalam Bingkai Moderasi Beragama2024-09-06T02:23:35+00:00Mubarak[email protected]Nurman Said[email protected]Emily Nur Saidy[email protected]<p><em>Artikel ini berangkat dari penelitian problematika pergesaran budaya lokal dari penerapan masyarakat khususnya di Desa Marannu, Kecamatan Mattirobulu, Kabupaten Pinrang. Hal ini disebabkan munculnya pemahaman agama dan budaya tidak tersinkronisasi, sehingga artikel ini berupaya menggali pemahaman masyarakat terkait budaya serta berupaya menanamkan nilai moderasi pada Masyarakat. Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif lapangan dengan menggunakan pendekatan Community Based Researc yang terdiri dari empat fase laying foundation, planning, information gathering and analysis dan acting on finding. Data dari penelitian ini berupa data primer yang bersumber wawancara, FGD, observasi dan data pendukung. Hasil penelitian ini menemukan, masyarakat Desa Marannu masih terbatas dalam memahami relasi budaya dengan agama, tentu dipengaruhi kualitas pendidikan serta adanya pola al-warasah seperti: mappanre temme, mappalili dan lain-lain. Bahkan berimplikasi pada pergeseran budaya masyarakat. Adapun upaya penguatan pemahaman budaya dalam bingkai moderasi beragama dengan memberi stimulan berupa transformasi pemikiran melalui diskusi terkait moderasi beragama khususnya dalam tinjauan teks agama yang terdiri dari tawassut, tawazun, tasamuh, i’dal, musawah, dan syura serta contoh budaya dan agama yang saling bersinergi dalam tradisi masyarakat Bugis.</em></p>2024-09-06T02:23:01+00:00Copyright (c) 2024 Mubarak, Nurman Said, Emily Nur Saidyhttps://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/ruangkomunitas/article/view/51459Membangun Ekosistem Kewirausahaan Remaja: Sinergi Kebijakan Publik dan Inisiatif Pendidikan Kewirausahaan di Tingkat SMA/SMK2024-09-27T08:06:12+00:00Novayanti Sopia Rukmana[email protected]Herman[email protected]Muhammad Nur Yamin[email protected]Febrianto Syam[email protected]Sulmiah[email protected]<p><em>Penelitian ini mengkaji pengembangan ekosistem kewirausahaan remaja di SMA 1 Majene melalui program pengabdian masyarakat yang dilaksanakan pada 11 Mei 2024. Dengan pendekatan kualitatif dan desain studi kasus, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi eksisting ekosistem kewirausahaan remaja dan mengoptimalkan sinergi antara kebijakan publik dan inisiatif pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan adanya kesenjangan signifikan antara minat siswa terhadap kewirausahaan (65%) dan kesiapan mereka untuk memulai usaha (20%). Faktor-faktor seperti kurikulum yang terlalu teoretis, keterbatasan pengalaman praktis guru, dan infrastruktur pendukung yang belum memadai berkontribusi pada kesenjangan ini. Untuk mengoptimalkan pengembangan ekosistem kewirausahaan, diperlukan pendekatan holistik yang mencakup pengembangan kurikulum terpadu, peningkatan kapasitas guru, penguatan infrastruktur, dan implementasi model kemitraan penta helix. Dengan strategi yang tepat, SMA 1 Majene berpotensi meningkatkan persentase siswa dengan proyek bisnis aktif dari 15% menjadi 40% dalam tiga tahun, serta menciptakan 100 lapangan kerja baru di Kabupaten Majene dalam lima tahun mendatang.</em></p>2024-09-27T08:06:11+00:00Copyright (c) 2024 Novayanti Sopia Rukmana, Herman, Muhammad Nur Yamin, Febrianto Syam, Sulmiahhttps://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/ruangkomunitas/article/view/51648Penguatan Kepemimpinan Generasi Z Melalui Pembinaan Lintas Wilayah di Era Industri 4.02024-10-27T07:40:31+00:00Kaslam[email protected]<p>The era of Industry 4.0 brings new challenges in learning and leadership development for the younger generation, particularly Generation Z, known as digital natives. The Cross Activist Coaching program is a cross-regional initiative designed to strengthen leadership values, life skills, and a growth mindset among students benefiting from the Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA) scholarship. This program was conducted across 13 regions, involving 52 student activists from 15 major universities in Indonesia. It emphasizes inclusivity through cross-program and cross-regional collaboration, with intensive interaction between participants and regional managers. Over two days, participants received leadership reinforcement, leadership project development, and guidance in facing global challenges. Evaluations of the program demonstrated improvements in leadership skills, collaboration, and cross-cultural communication among participants. This program is expected to serve as an active learning model that is adaptive and relevant to 21st-century demands.</p> <p> </p>2024-10-27T07:38:47+00:00Copyright (c) 2024 Kaslamhttps://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/ruangkomunitas/article/view/51793Pemberdayaan Spiritual Anggota Majelis Taklim Darul Falah Melalui Pembelajaran Al-Quran2024-10-27T08:05:14+00:00Suriyani[email protected]<p><em>Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan pemberdayakan spiritual anggota Majelis Taklim Darul Falah Makassar melalui pembelajaran Al-Quran, yang diharapkan dapat meningkatkan kehidupan religius dan sosial mereka. Metode pengabdian yang digunakan adalah pelatihan membaca Al-Quran dengan tajwid yang benar, dilaksanakan setiap malam Jumat setelah salat Maghrib di Masjid Darul Falah. Peserta terdiri dari 15 orang anggota Majelis Taklim, dibimbing oleh Dr. Hj. Suriyani, M.Pd. Hasil pengabdian menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan membaca Al-Quran serta pemahaman makna dan konteks ayat-ayat yang dibaca. Peserta juga melaporkan peningkatan dalam kehidupan religius dan interaksi sosial mereka. Kesimpulannya, pembelajaran Al-Quran ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga memperkuat spiritualitas dan solidaritas di antara anggota Majelis Taklim. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian ini sangat penting untuk dilanjutkan guna membangun masyarakat yang lebih berdaya dan religius</em></p>2024-10-27T08:05:13+00:00Copyright (c) 2024 Suriyanihttps://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/ruangkomunitas/article/view/52158Pemberdayaan Partisipatif Komunitas Perempuan Penggerak Untuk Perubahan di Kepulauan Tanakeke, Takalar2024-11-28T08:24:07+00:00Imamul Hak[email protected]Kusnadi Umar[email protected]Aspin Nur Arifin[email protected]Surahmat Tiro[email protected]Saenal Supandi[email protected]<p><em>Artikel ini membahas tentang suatu praktik pemberdayaan masyarakat pada komunitas perempuan penggerak untuk perubahan-Passereanta di Kepulauan Tanakeke Takalar. Praktik pemberdayaan komunitas perempuan ini sudah dilakukan sejak tahun 2022 dan telah tumbuh sebagai organisasi rakyat dengan pencapaian-pencapaiannya. Misalnya, memiliki produk olahan yang bahan-bahan dasarnya diperoleh dari pulau sendiri seperti, VCO, Kripik Sukun dan Salonde. Metode yang digunakan yaitu </em><em>Community-Based Participatory Research </em>(<em>CBPR), yang dalam praktiknya</em>, <em>kata </em><em>partisipatif pada program pemberdayaan masyarakat sejak fase penelitian, perencanaan, hingga tindakan dilakukan bersama dengan masyarakat atau komunitas. Aspek peningkatan kapasitas anggota komunitas ditumbuhkan bersama melalui pendidikan atau lokakarya kampung, dimana tema lokakarya hampir selalu berangkat dari persoalan atau masalah yang paling meresahkan bagi komunitas (hadap masalah), yang bertujuan untuk menumbuhkan inisiatif dan kepercayaan diri bagi komunitas untuk menyelesaikan sendiri masalah-masalah tersebut tanpa menciptakan relasi ketergantungan pada pihak tertentu. </em></p>2024-11-28T08:24:06+00:00Copyright (c) 2024 Imamul Hak, Kusnadi Umar, Aspin Nur Arifin, Surahmat Tiro, Saenal Supandi