Konsep Penciptaan Bumi dalam al-Qur’an (Studi Terhadap QS. al-Anbiya’ [21]: 30) Menurut Hamka dalam Tafsir al-Azhar

  • Mersi Hendra IAIN Bukittinggi
    (ID)
  • Muhamad Rezi IAIN Bukittinggi
    (ID)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep penciptaan bumi dalam al-Qur’an (studi terhadap QS. al-Anbiya’[21]: 30) menurut Hamka dalam Tafsir al-Azhar. Konsep penciptaan bumi selalu mengalami perkembangan dari masa kemasa. Pada abad ke-20 terdapat beberapa konsep penciptaan bumi yang dikemukakan oleh para ahli astronomi yaitu, yang dimulai dari pemikiran yang bersifat spekulatif yang mengembangkan gagasan bahwa alam semesta mengikuti hukum-hukum yang bersifat kuantitatif. Kemudian muncul teori big bang (ledakan besar), setelah itu muncul teori osilasi (ekspansi) yang lahir akibat perbedaan pendapat antara model alam semesta statis dan big bang yang menyatakan alam semesta mengembang lalu mengerut, lalu mengembang lagi dan seterusnya. Sedangkan al-Qur’an telah lama menginformasikan tentang penciptaan bumi, salah satunya terdapat dalam QS. al-Anbiya’[21]: 30. Ayat inilah yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini, karena ayat ini menggambarkan sejumlah fakta yang telah dibuktikan dengan sains dan teknologi tentang adanya ledakan yang memisahkan langit dan bumi. Selanjutnya ayat ini dihubungkan dengan teori big bang, karena terdapat kemiripan antara ayat al-Qur’an dengan teori big bang tersebut. Penelitian ini hanya membahas bagaimana penafsiran Hamka terhadap QS. al-Anbiya’[21]: 30, dan bagaimana relevansi penafsirannya dengan teori big bang.

Hamka dalam tafsirnya menjelaskan mengenai QS. Al-Anbiya’[21]: 30 yaitu pada awalnya alam semesta ini merupakan satu kesatuan yang berpadu satu, kemudian Allah memisahkan antara langit dan bumi, setelah peristiwa pemisahan tersebut maka langit itu berupa asap atau gas. Setelah peristiwa pemisahan tadi, maka langit dan bumi terus-menerus mengembang dan bergerak. Mengenai proses pemisahan tersebut Hamka tidak menjelaskan secara detail di penelitian ini penulis menguraikan pendapat mufassir lain untuk menjelaskan proses pemisahan tersebut. Sedangkan awal penciptaan bumi dalam teori big bang dijelaskan bahwa seluruh ruang angkasa terjadi dari satu ledakan raksasa. Jadi, awal penciptaan yang dimaksud Hamka disini sejalan dengan awal penciptaan bumi yang terdapat dalam teori big bang, yaitu alam ini terjadi setelah ledakan raksasa (big bang). Dari ledakan tersebut tercipta lah planet-planet salah satunya planet bumi. Kemudian Allah menciptakan segala sesuatu yang hidup dari air, dan seterusnya.

Published
2021-06-30
Section
Artikel
Abstract viewed = 1434 times