Jurnal Tafsere
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/tafsere
<p>Tafsere is a peer-reviewed journal dedicated to publishing the scholarly study of the Qur’an from many different perspectives. Particular attention is paid to the works dealing with: Qur’anic Studies, Qur’anic sciences, Living Qur'an, Qur’anic Studies across different areas in the world , Methodology of Qur’an and Tafsir studies. Tafsere was published by the Department of Qur’anic and Tafsir Studies, Faculty of Ushuluddin and Philosophy, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Indonesia. </p>Universitas Islam Negeri Alauddinen-USJurnal Tafsere2355-2255Hubungkait Antara Neurosains Dan Kaedah Hafazan Al-Qur’an Siyaq Dan Peranannya Dalam Peningkatan Prestasi Hafazan
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/tafsere/article/view/49850
<div class="page" title="Page 1"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p><em>Kajian ini adalah mengenai peranan Neurosains dalam pembelajaran hafazan Al-Qur’an dan hubungannya dalam kaedah hafazan Al-Qur’an Siyaq. Namun begitu masih didapati kebanyakkan para penghafaz kurang mengambil berat tentang kegunaan Neurosains dalam pembelajaran hafazan Al-Qur’an. Selain daripada itu, kaedah hafazan yang digunakan sekarang tertumpu kepada kaedah hafazan Al- Qur’an sahaja tanpa dihubungkaitkan dengan Neurosains. Oleh itu, tujuan kajian ini dijalankan adalah untuk mengenal pasti hubungkait antara Neurosains dan kaedah hafazan Al- Qur’an Siyaq. Selain daripada itu, kajian ini adalah untuk mengkaji peranan Neurosains dalam peningkatan prestasi hafazan. Bagi mencapai tujuan tersebut, kajian ini dijalankan dalam reka bentuk kajian kualitatif dengan menggunakan metodologi kajian kepustakaan untuk menjawab objektif kajian ini. Hasil daripada kajian ini mendapati bahawa terdapat hubungkait antara Neurosains dan kaedah hafazan Al-Qur’an Siyaq. Dengan memahami hubungkait antara neurosains dan hafazan Al-Qur’an dapat membantu penghafaz untuk meningkatkan lagi mutu hafazan.</em></p> </div> </div> </div>Nurbazilah Sakynah TahirMuhammad Zakir HusainAhmad Baha'Khairun NaqibahYusfariza YussopSarinah Yahya
Copyright (c)
2024-07-152024-07-15121125Infiltrasi Kisah Israiliyat Dalam Tafsir Era Modern: Studi Kisah Tabut Surat Al-Baqarah Ayat 248
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/tafsere/article/view/49884
<div class="page" title="Page 1"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p><em>Penukilan riwayat Israiliyat yang dilakukan oleh ulama modern saat ini masih banyak menukil serta mengutip riwayat Israiliyat dalam karya tafsirnya , dalam kitab tafsirnya terdapat posisi ulama tafsir modern akan fenomena Israiliyat dalam mulai dari penolakan hingga menerima akan riwayat Israiliyat tersebut. Artikel ini berupaya untuk melakukan kajian terhadap riwayat Israiliyat yang terdapat dalam surat al- Baqarah ayat 248 dan mengkaji bagaimana posisi ulama tafsir modern terhadap riwayat Israiliyat tersebut. Pemilihan surat al-Baqarah ayat 248 dikarenakan dalam ayat ini merupakan salah satu ayat yang mengisahkan sebuah kisah Israiliyat yang populer dikalangan bani Israil yaitu tentang kisah ‘Tabut’ adalah sebuah benda berbentuk kotak yang menjadi barang keramat bagi kaum bani Israil. Analisis ini menggunakan beberapa kitab tafsir era modern yang populer dikalangan pengkaji Tafsir Al-Qur’an, yaitu M.Quraish Shihab, Hamka, dan Wahbah Az-Zuhayli. Hasil analisis menunjukkan bahwa beberapa posisi mufasir dalam meriwayatkan kisah Israiliyat M. Quraish Shihab dan Wahbah Az-Zuhayli berposisi cenderung menganggapnya sebagai sumber dan hanya mencantumkan kisah Israiliyat tersebut. Hamka menyikapinya riwayat Israiliyat dengan kritis.</em></p> </div> </div> </div>Aminatul KhusnahSalamah Noorhidayati
Copyright (c)
2024-07-152024-07-151212645Wakalah Dan Kafalah Dalam Lingkup Tafsir Ahkam Muamalah
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/tafsere/article/view/49885
<div class="page" title="Page 1"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p><em>Aktivitas ekonomi dalam dunia Islam dikenal dengan sebutan muamalah, yang meliputi beberapa kegiatan jual beli, sewa menyewa, hutang piutang dan sebagainya. Seiring berjalannya waktu, masyarakat sudah semakin meningkatnya peminat yang beralih pada kegiatan ekonomi yang berprinsip syari’ah, hal ini dikarenakan terbukti lebih dirasa memihak pada keadilan. Dalam penulisan ini, penulis meneliti dengan menggunakan metode studi kepustakaan (library research), yaitu dengan cara mengumpulkan dan mempelajari literatur yang telah ada dari berbagai sumber. Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 126/DSN-MUI/2019 menyebutkan pengertian definisi Wakalah adalah akad pemberian kuasa dari muwakil kepada wakil untuk melakukan perbuatan hukum tertentu. Dan wakalah juga dapat diartikan sebagai penjagaan/pelindung (al-hifzh) (Q.S.Ali-Imran 3/173), tanggungan (al-dhamah), penyerahan/pendelegasian (al- tafwidh) (Q.S An-Nisa 4/35) (Q.S. Al-An’am 7/89) (Q.S. Al- Sajdah 32/11), Pencukupan (al-kifayah). Kafalah berarti al- dhamm (genggaman atau pegangan), dan al-dhamm (tanggungan atau penjaminan). Ia disebut juga al-dhamanat (penjaminan), al hamalat (denda, tanggungan), dan al-za’amat (penjaminan, dan harta yang paling utama).</em></p> </div> </div> </div>Raja MunajatAh. FathonihMohamad Athoillah
Copyright (c)
2024-07-152024-07-151214671Kajian Lafaz Dari Segi Penggunaan Makna Sharih Dan Kinayah (Makna Penerapan Dalam Nash Dan Implikasi Hukumnya)
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/tafsere/article/view/49886
<div class="page" title="Page 1"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p><em>Secara arti kata Sharih berasal dari kata sharah yang berati ‟terang‟ dan menjelaskan apa yang ada dalam hatinya terhadap orang lain dengan ungkapan yang seterang mungkin. Menurut abdul azhim bin badawi al-khalafi, bahwa yang dimaksud dengan sharih adalah suatu kalimat yang langsung dapat dipahami tatkala diucapkan dan tidak mengandung makna lain dalam pengertian istilah hukum, sedangkan Kinayah adalah lafadz yang memerlukan penjelasan. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kajian lafaz dari segi penggunaan makna sharih dan kinayah makna penerapan dalam nash dan implikasi hukumnya. Al- Sharih adalah suatu pengertian yang secara nyata dapat diambil dari ungkapan tersebut karena pemakaiannya yang banyak baik pemakaian itu haqiqah maupun arti majaz. Jadi, pengertian al-Sharih itu adalah pengertian yang sudah jelas bagi si pendengar tanpa membutuhkan berpikir tentang maksud ungkapan tersebut. Sedangkan Al-Kinayah adalah suatu lafal yang tersembunyi maksudnya, tak bisa difahami tanpa adanya qarinah yang menunjukkan makna yang sebenarnya baik makna itu dimaksud kan sebagai makna haqiqat atau makna majazi.</em></p> </div> </div> </div>Muhammad TahirAbdul SyatarDarmawati
Copyright (c)
2024-07-152024-07-151217285Tafsir Surat Al-Waqiah ayat 20-21 : Mendahulukan Konsumsi Buah daripada Nasi
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/tafsere/article/view/49888
<div class="page" title="Page 1"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p><em>Pembahasan terkait makan buah sebelum makan nasi terlihat menarik, sekan-akan melawan kebiasan rakyat Indonesia yang biasanya menyantab buah setelah makan nasi dan diibaratkan sebagai ikon cuci mulut. Malah kadang ketika ada orang yang mendahulukan makan buah, mereka akan dikomentar. Padahal Dalam Al-Qur’an surat Al-Waqi’ah ayat 20 – 21 dijelaskan “Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih. Dan daging dari apa yang mereka inginkan”. Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa didahulukan lafaz Buah dari pada lazaz Daging (Nasi) menunjukkan anjuran untuk mengkonsumsi buah terlebih dahulu kemudian diikuti oleh nasi. Maka penulis dalam journal ini bertujuan ingin mendeskripsikan maksud dari ayat ini. Melalui metode library research dengan merujuk pada tafsir sains sebagai sumber utama.Hasil dari penelitian tersebut ternyata banyak manfaat dari mendahulukan konsumsi buah dari pada nasi .</em></p> </div> </div> </div>AriansyahAisyah
Copyright (c)
2024-07-152024-07-151218697Historis Medusa Dan Kaitannya Dengan Feminisme Dan Tafsir Feminisme
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/tafsere/article/view/49890
<div class="page" title="Page 1"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p><em>Tulisan ini dilatar belakangi oleh usaha penulis memandang suatu permasalahan dari sudut pandang tertentu. Tegasnya, tulisan ini mencoba untuk mengkaji tentang kisah mitologi Yunani yaitu Medusa berdasarkan sudut pandang feminis dan tafsir feminisme. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih banyak lagi tentang suatu kajian historis sehingga dapat menambah wawasan penulis dan para pembaca. Riset ini mendapati bahwa kisah medusa sebagai wanita yang tertindas memiliki hubungan dengan feminisme dan dapat dikaji lagi berdasarkan tafsir feminisme apabila memang benar-benar ingin dikaji berdasarkan perspektif tersebut. Dari kisah medusa tersebut didapati gambaran bahwa Posisi perempuan yang selalu dianggap rendah, Perempuan yang selalu menyuarakan agar diberikan kesempatan dan perlakuan yang sama dengan laki-laki sehingga perempuan bisa mendapatkan perlakuan yang lebih baik lagi dalam menjalani kehidupan sehari-hari, Medusa dianggap sebagai seorang wanita yang tertindas namun masih berjuang agar hak hak kaum wanita setara dengan pria.</em></p> </div> </div> </div>Nur Afdal Purnama Putra
Copyright (c)
2024-07-152024-07-1512198126