GENDER PERSPEKTIF HADIS
Abstract
Gender merupakan bahasan aktual dan menjadi bahan diskusi di setiap pertemuan ilmiah. Para pemikir atau kaum feminis khususnya “mengabdikan diri” untuk menjadikannya sentral kajian dan memperkenalkannya secara luas. Sebahagian masyarakat tidak tahu dan tidak ingin mengetahuinya, sementara sebahagian lainnya mendalaminya dan tidak jarang “kebablasan” dalam memaknai makna gender dalam menjalani kehidupan. Bahasan tentang gender bukanlah sesuatu yang baru, melainkan telah diungkap dalam al-Qur’an, misalnya dalam persamaan keimanan, ibadah dan beberapa aktifitas lainnya. Lebih spesifik, nabi Muhammad saw. memisi misi tentang gender. Ia hadir untuk mengangkat derajat sekaligus memuliakan kaum wanita. Memberikan peran dalam berbagai lini kehidupan, memberikan hak yang diiringi dengan kewajiban. Wanita harus memiliki peran dalam segala lini kehidupan selama tidak menyimpang dari kodratya sekaligus tidak menghianati penghormatan yang telah diberikan oleh nabi Muhammad saw. melauli tetesan air mata dan aliran darah. Oleh karenanya, tulisan ini lahir untuk menginformasikan bahwa perdebatan gender dewasa ini merupakan salah satu konsen Nabi saw. dalam menebar kedamaian di alam ini dan menggunakan hak serta melaksanakan kewajiban masing-masing dengan tidak melampau batas sesuai dengan keinginan syahwat dan akal-akalan belaka.References
Al-Qur’an al-Karim
Ahmad ‘Abd al-‘Aziz al-Husain, al-Mar’ah wa Makanatuh fi al-Islam. Kairo. Maktabah al-Iman. 1981.
Yusuf al-Qardawi, Khitabuna al-Islam fi Ashr al Aulamah, terj. Abdullah Noor Ridho: Retorika Islam; Bagaimana Seharusnya Menampilkan Wajah Islam. Jakarta. Pustaka al-Kautsar. 2007.
Abu Daud Sulaiman bin Asy’as al-Sajastani, Sunan Abi Daud. Suriah. Dar al-Hadis. tt.
Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, al Musnad. Riyad. Maktabah al-Turas al-Islami. 1994.
Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Saurah, Sunan al-Turmuzi. Beirut. Dar al-Fikr. 1994.
Abu ‘Ula Muhammad ‘Abdurrahman Ibn ‘Abdurrahim al-Mubarakfuri, Tuhfah al-Ahawazi bi Syarh Jami’ al-Turmudzi. Beirut. Dar al-Fikr. 1995.
uhammad Syams al-Haq al-‘Azim ‘Abad Abu al-Tayyib, ‘Aun al-Ma’bud Syarh Sunan Abi Daud. Beirut. Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah. 1994.
Syihabuddin al-Sayyid Mahmud al-Alusi, Ruh al-Ma’ani fi Tafsir al-Qur’an al-‘Azim. Beirut. Dar al-FIkr. 1993.
Fakhruddin al-Razi, al-Tafsir al-Kabir wa Mafatih al-Ghaib. Beirut. Dar al-Fikr. 1994.
Muhammad bin Ahmad Isma’il al-Muqaddim, al Mar’ah Bain Takrim al-Islam wa Ihanat al-Jahiliyah. Kairo. Dar Ibni al Jauzi. 2005.
Abu ‘Abdullah Muhammad bin Isma’il al-Bukhari, Sahih al-Bukhari. Beirut. Dar al-Kutub al-Ilmiah. 1992.
Abu Husain Muslim bin al-H{ajjaj al-Qusyairi al-Naisaburi, Sahih Muslim. Riyad. Dar Alam al-Kutub. 1996.
Abu ‘Abdillah Muhammaad bin Yazid Ibn Majah al-Qazwini, Sunan Ibni Majah. Semarang. Karya Toha Putra. tt.
Juhaya S. Praja, Tafsir Hikmah ; Seputar Ibadah, Muamalah, Jin dan Manusia. Bandung. Remaja Rosdakarya. 2000.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
(1) Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
(2) Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
(3) Authors should sign copyright transfer agreement when they have approved the final proofs sent by Biogenesis prior the publication.