Penerapan arsitektur brutalisme pada Urban Cinemaspace di Kota Makassar
Abstract
Kota Makassar merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki potensi sebagai pusat perfilman Indonesia bagian timur. Kota Makassar merupakan episentrum kawasan timur Indonesia, dalam hal ini turut memengaruhi pertumbuhan gedung dan layar bioskop. Industri kreatif di Kota Makassar terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data statistik dari Badan Negara Non Kementerian BEKRAF (Badan Industri Kreatif) bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS), pelaku industri kreatif di Kota Makassar kurang lebih 37.375 yang bergerak di berbagai sektor, di antaranya lima subsektor terbesar aktif di subsektor kuliner sebanyak 24.490 usaha kreatif, subsektor fashion 7.952 perusahaan kreatif, subsektor kerajinan dengan 3.189 perusahaan kreatif, subsektor penerbitan dengan 849 perusahaan kreatif, dan subsektor fotografi dengan 287 perusahaan kreatif. Gaya arsitektur brutalisme berfokus pada optimalisasi material ekspos yang merepresentasikan deklarasi jiwa dalam massa yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Makassar Urban Cinemaspace merupakan sebuah mixed use cultural space yang ditujukan untuk menarik komunitas kreatif perfilman di Kota Makassar dan bertindak sebagai laboratorium budaya. Mengambil latar pusat kota Makassar dalam perancangan ini, penerapan teori film di eksperimenkan guna memunculkan diskusi mengenai arsitektur ruang kota.
Copyright (c) 2025 Nuryuningsih Nuryuningsih, Aznan Nazzer, Nursyam Nursyam

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
This license allows authors to copy, redistribute, remix, transform, and build upon the Work, in any format or medium, for any purpose including commercial purpose, on a perpetual basis provided they credit the Work and the authors. Authors
must explain any changes that were made from the original and may not suggest the authors endorse the use. The resultant work must be made available under the same terms, and must include a link to the CC BY 4.0 International License.