Dari Lamatta ke Batavia: Rekam Jejak Kehidupan Arung Palakka Sebelum Menjadi Penguasa Tunggal di Jazirah Selatan Sulawesi
Abstract
Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan rekam jejak kehidupan Arung Palakka dari Bumi Lamatta sampai ke Kota Batavia. Arung Palakka berasal dari keturunan darah biru, ia lahir pada tanggal 15 September 1634 di Lamatta, Mario ri Wawo, Soppeng dengan nama kecilnya La Tenritatta, To Unru. Sosok yang kelak menjadi penguasa tunggal di jazirah selatan Sulawesi pasca perang Makassar ini dalam perjalanan hidupnya selalu menuai pujian dan terkadang juga diwarnai oleh terpaan ujian. Sejak berumur 11 tahun, La Tenritatta, To Unru bersama kelurganya ditawan oleh pihak kerajaan Gowa pasca Pasempe. Sesampainya di kerajaan Gowa, ia diangkat menjadi pengawal pribadi Karaeng Pattingalloang. Peristiwa memilukan bagi Arung Palakka ketika menyaksikan Ayahanda dibunuh oleh pengawal kerajaan Gowa, kematian ayahnya menyimpan suasana haru dan sedih bagi keluarga besar Arung Palakka. Hal inilah yang memicu hasratnya untuk meloloskan diri dan membebaskan tahanan lainnya dari jeratan kekuasaan kerajaan Gowa. Sepekan pasca meloloskan diri, ia dinobatkan menjadi Arung di Palakka, namun karena kejaran dan serangan dari pasukan kerajaan Gowa mengharuskan dirinya bertolak ke Negeri Buton dan Batavia.