Peta Politik di Sulawesi Selatan pada Awal Islamisasi
Abstract
Tujuan kajian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisa peta politik di Sulawesi Selatan pada awal islamisasi, baik situasi sosial kultural masyarakat Sulawsi Selatan; peta politik sebelum dan setelah Islam diterima sebagai agama resmi kejaan di Sulawesi Selatan; maupun akibat yang ditimbulkan panetrasi Penjajah Barat terhadap peta politik di Sulawesi Selatan. Pembahasan kajian ini menggunakan metodologi sejarah. Sumber yang digunakan adalah data kepustakaan. Data kepustakaan meliputi data konsepsi dan data penelitian. Data yang diperoleh dipaparkan secara deskriptif-naratif dan dianalisa secara analitis. Sebagai hasil pengkajian ini: Pertama, situasi sosial kultural masyarakat Selatan dapat dilihatat dari tiga suku bangsa yang ada di Sulawesi Selatan, yaitu Bugis, Makassar, dan Toraja. Ketiga suku yang mendiami pulau Sulawesi bagian selatan itu, memiliki latar sosial kultural yang berbeda, akan tetapi, pada hal-hal tertentu memiliki kesamaan. Kedua, Sebelum kedatangan Islam, di Sulawesi Selatan terdapat beberapa kerajaan, kerajaan-kerajaan itu membentuk persekutuan dan tetap berlanjut pada masa kedatangan Islam, meskipun latar belakang dan bentuk persekutuan yang berbeda. Ketiga, Kedatangan bangsa Barat, khususnya VOC membawa panetrasi di berbagai aspek kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan, khusus aspek politik, Belanda menciptakan hegemoni, antara satu kekuatan politik dengan kekuatan lainnya di perhadapkan pada komplik yang semakin meruncing, khususnya antara Kerajaan Gowa dengan Kerajaan Bone. Kajian tentang sejarah politik pada awal Islam di Sulawesi Selatan sangat penting dilakukan, selain untuk mengetahui kesinambungan politik di masa lalu, kini, dan masa yang akan datang tetapi juga dapat dijadikan sebagai salah satu bahan penetaan kebijakan politik. Oleh karena itu bagi mereka yang berkecimpung di dunia politik perlu mempelajari kondisi-kondisi politik di masa lalu