Islamisasi di Kedatuan Sawitto Pada Abad XVI-XVII

  • Susmihara UIN Alauddin Makassar
    (ID)
  • Muh. Hidayat Bakri UIN Alauddin Makassar
    (ID)
Keywords: Islamisasi, Kedatuan Sawitto.

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tentang islamisasi di Ajatappareng pada abad XVI-XVII. Pokok permasalahannya adalah: (1) Bagaimana kondisi Kedatuan Sawitto pra Islam, (2) Bagaimana proses islamisasi di Kedatuan Sawitto dan (3) Bagaimana implementasi Islam dalam kehidupan masyarakat di kedatuan Sawitto. Untuk mengungkapkan permasalahan tersebut, penulis menggunakan metode sejarah yang meliputi empat tahapan kritis (heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi). Hasil kajian menunjukkan bahwa islamisasi di Kedatuan Sawitto telah berlangsung semenjak abad ke XVII. Hal tersebut dapat dilihat pada, pertama; ketika terjadi kontak hubungan antara Sawitto dan Gowa, kedua; kedatangan tiga Datuk dari Minangkabau yaitu Datuk ri Bandang, Datuk Pattimang dan Datul ri Tiro dan memiliki saingan dari bangsa Portugis. Namun, agama Islam baru diterima secara resmi oleh raja setempat pada awal abad ke XVII pasca kedatangan Portugis, dari Kota Tengah, Minangkabau. Islam diterima secara resmi di kedatuan Sawitto pada abad 1609 M di Sidenreng ketika Datu Sawitto ke-8 di Islamkan Oleh Datuk ri Bandang yang disaksikan oleh Sultan Alauddin Setelah masuknya agama Islam di Ajatappareng, maka hampir seluruh tingkah laku serta langkah gerak masyarakat dipengaruhi oleh Islam. Hal tersebut dapat dilihat pada struktur pemerintahan yang ditambah satu yakni Qadhi, yang diberikan wewenang oleh raja untuk menjalankan syariat Islam kepada masyarakat

Published
2024-05-25
How to Cite
Susmihara, & Bakri, M. H. (2024). Islamisasi di Kedatuan Sawitto Pada Abad XVI-XVII. Tumanurung: Jurnal Sejarah Dan Budaya, 1(02). Retrieved from https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/tumanurung/article/view/47337
Abstract viewed = 12 times