Anrong Bunting dalam Tradisi Pernikahan Masyarakat di Tamanroya, Kabupaten Jeneponto

  • Aksa
    (ID)
  • Chairunnisa Azriani. M UIN Alauddin Makassar
    (ID)
Keywords: Anrong Bunting, Tradisi, Pernikahan

Abstract

Tulisan ini membahas mengenai tradisi Anrong Bunting pada upacara perkawinan di Tamanroya, Jeneponto. permasalahan yang diangkat dalam tulisan ini adalah; 1.Bagaimana Asal-usul Munculnya Anrong Bunting dalam tradisi pernikahan masyarakat di Desa Tamanroya Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto?, 2. Bagaimana Akulturasi Budaya Islam dengan budaya lokal dalam Pernikahan di Desa Tamanroya Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto?. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan Sosiologi, Agama, Historis, Antropologi. Sumber data penelitian ini adalah data primer dan sumber data sekunder. Selanjutnya, metode pengumpulan data yang dilakukan dengan melalui empat tahapan, yaitu : reduksi kata, penyajian data, analisis perbandingan, dan penarikan kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Tradisi Anrong Bunting dalam adat pernikahan di Desa Tamanroya dipercaya telah ada sejak masa kerajaan di Sulawesi Selatan. Orang yang memiliki pengetahuan mengenai tata rias dan persiapan pengantin disebut Anrong Bunting. Anrong Bunting selain memiliki pengetahuan mengenai tata rrias pengantin, ia juga  memiliki mantra-mantra yang disebut Doangang, mantra tersebut dipercaya dapat mempengaruhi sukses tidaknya jalannya pernikahan di Desa Tamanroya. Mantra tersebut dipercaya dapat membuat wajah serta tubuh pengantin menjadi bercahaya dan memesona.

Published
2024-05-20
How to Cite
Aksa, & Chairunnisa Azriani. M. (2024). Anrong Bunting dalam Tradisi Pernikahan Masyarakat di Tamanroya, Kabupaten Jeneponto. Tumanurung: Jurnal Sejarah Dan Budaya, 2(02). Retrieved from https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/tumanurung/article/view/47398
Abstract viewed = 59 times