Implementasi Budaya Sibaliparriq Dalam Pembuatan Parang Dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Di Desa Pamboborang Kecamatan Banggae Kabupaten Majene
Abstract
Penelitian tentang implementasi budaya sibaliparriq dalam pembuatan parang serta peranannya dalam peningkatan ekonomi di Desa Pamboborang Kecamatan Banggae Kabupaten Majene. Dalam penelitian ini akan menguraikan Eksistensi sibaliparriq dalam pembuatan parang di Desa Pamboborang serta peranannya dalam peningkatan ekonomi. tatacara pembuatan parang di Desa Pamboborang sebagai bentuk pengaplikasian sibaliparriq. nilai-nilai budaya sibaliparriq dalam proses pembuatan parang di Desa Pamboborang serta peranannya dalam peningkatan ekonomi masyarakat. penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang datanya diperoleh dari penelitian lapangan (Field Research) dan menerapkan pendekatan history, pendekatan antropologi, pendekatan sosiologi, dan pendekatan ekonomi. Adapun sumber data penelitian menggunakan data primer (hasil wawancara dengan tokoh masyarakat, dan para pekerja pandai besi, serta observasi lapangan) sedangkan data sekunder dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui kajian literatur, buku, dan penelitian terdahulu dan selanjutnya peneliti mengolah dan menganalisis data yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan pandai besi pertama kali berada di Desa Salogang sering dikenal dengan Desa Baruga Dhua, Sekitar Abad ke 17 kerajinan pandai besi dibawa oleh seseorang dari arah selatan tanah mandar yang ingin datang berguru keagamaan di salah satu kerajaan yang ada di tanah mandar,Orang yang dikenal dengan nama “To Buluang Pale’limanna” yang jika diterjemahkan dalam bahasa indonesia yaitu “orang yang telapak tangannya berbulu” di karenakan pada bagian telapak tangannya di tutupi bulu yang lebat, dia memiliki kemampuan membuat pisau dengan cara menekan besi menggunakan tangannya. Kedua, proses pembuatan parang yang dilakukan para penempa besi Pamboborang mempunyai beberapa tugas ada yang duduk dekat dengan pembakaran yang bertugas untuk membolak-balik pisau (kowiq) kedalam pembakaran kemudian di tempa menggunakan palu oleh beberapa penempa untuk menyempurnakan pisau sampai pada tahap yang diinginkan oleh pembeli. Ketiga, budaya sibaliparriq menjadi model kehidupan keluarga masyarakat mandar, untuk membangun keluarga siasayangi dan mewujudkan keluarga yang harmonis, budaya sibaliparriq dalam kehidupan keluarga masyarakat penempa besi di Pamboborang di masa lalu dalam keluarga, suami dan istri saling membantu dan bekerjasama dalam melakukan aktifitas sebagai penempa besi bekerja sama menjalankan peran masing-masing.