Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Cacing Pada Pekerja Armada Mobil Sampah Di Kota Makassar
Abstract
Penyakit infeksi cacing yang ditularnya melalui tanah (STH) menjadi salah satu sumber kerugian ekonomi secara tidak langsung dikarenakan oleh menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktifitas kerja penderitanya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian infeksi cacing pada pekerja armada mobil sampah di Kota Makassar. Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatid dengan desain cross sectional study. Responden berjumlah 73 orang diambil dengan metode total sampling. Hasil uji chi-square menunjukkan hubungan sikap terhadap kejadian infeksi cacing pekerja armada truk sampah di Kota Makassar dan hubungan kepatuhan terhadap kejadian infeksi cacing pekerja armada truk sampah di Kota Makassar. Pada hubungan pengetahuan terhadap kejadian infeksi cacing pekerja armada truk sampah di Kota Makassar dan hubungan sarana dan prasarana terhadap kejadian infeksi cacing pekerja armada truk sampah di Kota Makassar. Diperlukan intervensi berupa upaya yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan para pekerja armada truk sampah agar kejadian infeksi cacing pada pekerja armada truk sampah di Kota Makassar.
Downloads
References
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, 2016, Prevalensi Kecacingan Sulawesi Selatan 2016.
de Vlas, S. J. et al, 2016, ‘Concerted Efforts to Control or Eliminate Neglected Tropical Diseases: How Much Health Will Be Gained?’, PLoS Neglected Tropical Diseases, 10(2), pp. 1–14. doi: 10.1371/journal.pntd.0004386.
Roebiakto E, Supriyadi Y J, 2016, Risiko Infeksi Kecacingan pada Penambang Intan Tradisional di Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru. Medical Laboratory Technology Journal, 1-5.
Siregar I, Zulkarnain, Anita S, 2013, Hubungan Personal Hygiene dengan penyakit cacing (Soil Transmitted helminth) pada Pekerja Tanaman Kota Pekanbaru. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Riau, 93-98.
Kementerian Kesehatan, 2012, Pedoman Pengendalian Kecacingan Retrieved fromhttp://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMKPPedomanPengendalianCacingan.pdf. November,2016
Islami L N, Sulastrianah, Udu W O S A, 2015, Hubungan Penggunaan APD dengan Kejadian Infeksi Cacing pada Pekerja Sampah. Medula. 2 : 109-110.
Mulasari dan Ma’ani, 2013, Hubungan Antara Kebiasaan Penggunaan Alat Pelindung Diri dan Personal Hygiene dengan Kejadian Infeksi Kecacingan pada Petugas Sampah di Kota Yogyakarta. Jurnal Ekologi Kesehatan, 12 : 161-170.
Paniker, CK, Ghosh Sougata, 2013, Paniker’s Textbook of Medical Parasitology 7th Edition. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher (P) Ltd.
Ali R U, Zulkarnaini Z, Affandi D, 2016, Hubungan Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Angka Kejadian Kecacingan (Soil Transmitted Helminth) Pada Petani Sayur di Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru. Dinamika Lingkungan Indonesia, 3: 24-32. http://dx.doi.org/10.31258/dli.3.1.p.24-32
Rahayu M K, 2016, Hubungan Antara Personal Hygiene Dan Pemakaian Alat Pelindung Diri Dengan Kejadian Kecacingan (Soil Transmitted Helminth) pada Pemulung di Tpa Tanjung Rejo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Sary R M, Haslinda L, Ernalia Y, 2014, Hubungan Higien Personal Dengan Infestasi Soil Transmitted Helminths Pada Ibu Hamil Di Kelurahan Sri Meranti Daerah Pesisir Sungai Siak Pekanbaru. JOM SK, 1: 1-11.
Ottay R I, 2010, Hubungan Antara Perilaku Pemulung dengan Kejadian Penyakit Cacingan di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Sumompo Kota Manado. Manado: Universitas Sam Ratulangi.
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
Authors are permitted to publish their work online in third parties as it can lead to wider dissemination of the work.