Jargon Remaja di Media Sosial Snapchat
Jargon by Teenagers
Abstrak
Snapchat telah menjadi salah satu platform media sosial paling populer di kalangan remaja, serta penggunaannya yang sering disertai dengan istilah atau jargon yang nyentrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bentuk dan fungsi dari jargon tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan melakukan observasi partisipan dimana peneliti berperan sebagai partisipan dalam kegiatan atau situasi yang diamati dan menggunakan dua teori; Teori Halligan (2004) sebagai bentuk jargon yang menunjukkan bahwa penggunaan jargon pada remaja dapat mencerminkan upaya mereka untuk menyampaikan identitas kelompok mereka dan menunjukkan rasa kedekatan dalam komunitas Snapchat dan teori Jakobson (1960) sebagai fungsi bahasa untuk menganalisis istilah jargon dalam komunikasi remaja di Snapchat sesuai konteks percakapan. Data diperoleh dari percakapan Snapchat yang terdapat jargon. Peneliti menemukan 37 item jargon di sepuluh akun dengan pembagian rata antara lima laki-laki dan lima perempuan dari berbagai negara, Malaysia, Filipina, Indonesia, Inggris, Norwegia, New York, Amerika Serikat, dan Finlandia, dengan usia pengguna yang teridentifikasi berkisar dari 18 sampai 24 tahun. Bentuk jargon yang ditemukan peneliti dikategorikan menjadi kata (8), frase (7), akronim (5), dan singkatan (17), sedangkan fungsinya diidentifikasi sebagai Referensial (9), Puitis (1), konatif ( 9), emosional (7), fatis (8), dan metalingual (3).
Kata Kunci: Jargon, Snapchat, Sosial Media
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
1) Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
2) Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
3)Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).