Kedudukan Pancasila Sebagai Dasar Negara Pasca TAP MPR No.I/MPR/2003
Abstract
This paper tries to see the position of Pancasila in the reality of nation and state. Pancasila is basically not just a blank slog that appears suddenly, but has the importance of trying to bring together universal values with local wisdom excavated by founding fathers as inclusive core values. That Pancasila is needed for a society that is highly fragmented by tribe, religion, language, and custom, besides the position of Pancasila as the legal norm and the ethics of state administration. No less important is that Pancasila also has significance as a national identity which then differentiates it from other nations. However, this seems to be considered reduced by some circles, especially after the issuance of MPR Decree No. I / MPR / 2003.
Keywords: Pancasila, Basic Country and Ideology of the Nation
Tulisan ini mencoba melihat kedudukan Pancasila dalam realitas berbangsa dan bernegara. Pancasila pada dasarnya bukan hanya sekedar semboyan kosong yang muncul secara tiba-tiba, akan tetapi memiliki arti penting yang mencoba untuk mempertemukan nilai-nilai universal dengan kearifan lokal yang digali oleh para founding fathers sebagai core values inklusif. Bahwa Pancasila dibutuhkan untuk masyarakat yang sangat terfragmentasi oleh suku, agama, bahasa, maupun adat-istiadat, di samping kedudukan Pancasila sebagai norma hukum dan etika penyelenggaraan negara. Tidak kalah pentingnya adalah bahwa pancasila juga memiliki arti penting sebagai identitas nasional yang kemudian membedakan dari bangsa yang lainnya. Namun, hal ini tampaknya dianggap tereduksi oleh sebagian kalangan terlebih setelah dikeluarkannya TAP MPR No. I/MPR/2003.
Kata kunci : Pancasila, Dasar Negara dan Ideologi Bangsa
References
Darmaputra, eka, pergulatan kehadiran kristen di indonesia: teks-teks terpilih eka darmaputera, jakarta: bpk gunung mulia, 2001
Kaelan, problem epistemologis empat pilar berbangsa dan bernegara, dalam mpr ri, prosiding focus group discussion pakar i: kajian ilmiah masalah perbedaan pendapat 4 pilar kehidupan berbangsa dan bernegara (kerjasama pusat studi pancasila universitas gadjah mada dan masyarakat pengawal pancasila joglo-semar, bulaksumur ugm yogyakarta, 14 september 2013), h. 38-39
Madjid, nurcholish, islam doktrin dan peradaban, jakarta: yayasan wakaf paramadina, 1992
Majelis permusyawaratan rakyat ri, k e t e t a p a n majelis permusyawaratan rakyat republik indonesia nomor xviii/mpr/1998 tentang pencabutan ketetapan majelis permusyawaratan rakyat republik indonesia nomor ii/mpr/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila (ekaprasetia pancakarsa) dan penetapan tentang penegasan pancasila sebagai dasar negara
Prosiding focus group discussion pakar i: kajian ilmiah masalah perbedaan pendapat 4 pilar kehidupan berbangsa dan bernegara (kerjasama pusat studi pancasila universitas gadjah mada dan masyarakat pengawal pancasila joglo-semar, bulaksumur ugm yogyakarta, 14 september 2013)
Ronto, pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, jakarta: pt. Balai pustaka 2012
Somantri, gumilar rusliwa, pancasila dalam perubahan sosial-politik indonesia modern,” dalam restorasi pancasila: mendamaikan politik identitas dan modernitas, jakarta: brighten press,2006
Suseno, frans magnis, etika politik. Prinsip-prinsip moral dasar kenegaraan modern, jakarta:gramedia,1987
Suwarno, p.j., pancasila budaya bangsa indonesia, yogyakarta: kanisius,1993
Once an article was published in the journal, the author(s) are:
- to retain copyright and grant to the journal right licensed under Creative Commons License Attribution that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship.
- permitted to publish their work online in third parties as it can lead wider dissemination of the work, with an acknowledgement of its initial publication in this journal
- continue to be the copyright owner and allow the journal to publish the article with the CC BY-NC-SA license
- receiving a DOI (Digital Object Identifier) of the work.