Pola Komunikasi Ammatoa dalam Melestarikan Kearifan Lokal Melalui Nilai Kamase-Masea di Kajang
Abstract
The purpose of this research is to find out the communication patterns carried out by Ammatoa to the Kajang community, as well as to know the Kamase-masea value system in maintaining the Kajang cultural value. This study uses qualitative research with a symbolic interactional approach. The author uses a purposive sampling technique to obtain informants. Data used through in-depth interviews, literature study, observation and internet searching, with data analysis techniques using the Miles & Huberman model, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of this study indicate that Ammatoa communicates with the Kajang Dalam community face to face and without restrictions because in the area they are not permitted to use communication media, especially mass communication media. However, when Ammatoa wants to communicate with the Kajang Luar community, Ammatoa is assisted by customary stakeholders (Galla), meaning that communication takes place through intermediaries by word of mouth, in this case the communication pattern used by Ammatoa is to use circular communication patterns. While the communication process carried out by Ammatoa to the general public is to use direct communication, but usually through intermediaries for language translators for those who do not understand the Konjo language used by Ammatoa. The application of the kamase-masea value system in the Kajang culture can be seen from the simple lifestyle adopted by the Kajang Dalam community, such as not using sandals, and limiting the entry of modernization in the customary area. This can also be seen from residential areas, household appliances, and clothing used. Ammatoa and the community in the Kajang Customary Area are communities that limit the entry of all things that have the smell of technology so that the preservation of their customs is still maintained today. This can be an example for other communities so that they are also able to limit the entry of technology that can fade customs.
References
Al-Majid, Mushaf. Al-Qur’an dan Terjemah Untuk Keluarga. Jakarta: Pustaka Al-Mubin, 2013
Akib Yusuf. Potret Manusia Kajang. Makassar: Pustaka Refleksi, 2003.
-------. Ammatoa Komunitas Berbaju Hitam. Makassar: Pustaka Refleksi. 2008.
Ardawati, “Perilaku Masyarakat terhadap Budaya Gotong Royong (studi di Desa Dwitiro Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba)”. Skripsi. Makassar: Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2013.
Bugin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2006.
-------. Penelitian Kualitatif. Cet.2, Jakarta: Kencana, 2008.
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Cet.11 Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta, Balai Pustaka, 2005.
Dedi, Syaputra. “Sistem Pemerintahan Adat Suku Kajang Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan dalam Persfektif Fiqih Siyasah”. Jurnal. Yogyakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009.
Elly, Setiadi, Hakam Kama, dkk.Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Kencana, 2006.
Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1989.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Jakarta: Andi offset, 1993.
Hafid, Abdul. Ammatoa dalam Kelembagaan Komunitas Adat Kajang. Makassar: De La Macca, 2013.
Hefni, Harjani. Komunikasi Islam. Jakarta: Kencana, 2015.
Katu, Alim. Kearifan Manusia Kajang. Makassar: Pustaka Refleksi. 2008
Kriyantono, Rahmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi Cet. II. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007
Lexy, Moleong J. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Refisi. Cet, 3; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.
Littlejohn Stephen W, dan Karen A Foss. Teori Komunikasi Teories Of Human Communication. Jakarta: Salemba Humanika, 2012.
Morissan. Teori Komunikasi Individu hingga Massa. Jakarta: Kencana, 2013.
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008.
-------. Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013.
Narbuko cholid dan H. Abu Achmad. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
Nassution, Metode Research Penelitian Ilmiah, Edisi I, Cet. III. Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Nurudin. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta : Rajawali Persn, 2007.
Nopitasari, Evi. “Perilaku komunikasi Verbal dan Nonverbal Masyarakat Etnik Kajang (Studi Etnografi Komunikasi)”. Skripsi. Makssar: Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar , 2014.
Nurdiansah. Pemilihan dan Peranan Kepala Adat (Ammatoa) dalam Masyarakat Hukum Adat Kajang. Jurnal. Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar, 2014.
Sihabudin Ahmad. Komunikasi Antar Budaya Satu Perspektif Multidimensi. Jakarta : Bumi Aksara, 2011.
Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2009.
Syamsuddin AB, Paradigma Metode Penelitian (Kualitatif dan Kuantitatif), Makassar: Shofia, 2016.
Takwin, Supriadi. “Kearifan Lokal Suku Kajang dalam Penataan Kajang”. Jurnal. Universitas Gadjah Madah, 2013.
Wibowo. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers, 2015.
Sumber Online:
Bima Archami ”Pola komunikasi orang tua dan anak dalam keluarga ”http://menggapairidhotuhan.blogspot.co.id/2013/08/pola-komunikasi-orang-tua-dan-anak.html. (diakses pada tgl 17 November 2016).
Faisal Wibowo, Komunikasi dalam Islam http://www.kompasiana.com/faisalwibowo/komunikasi-dalam-perspektifislam.html. (diakses pada tanggal 27 November 2016).
Kangnas, Pengertian Komunikasi Efektif Menurut Para Ahli, http://mbegedut.blogspot.com/p/contact.html, (diakses pada tanggal 16 Desember 2016)
Muchsin Hidayat, Kearifan Lokal Budaya Kajang Ammatoa Kab. Bulukumba. http://sintalarasunm.blogspot.com/2012/04/kearifan-lokal-budaya-kajang-ammatoa.html. (diakses pada tanggal 11 Desember 2016).
Siahaan “Empat Pola Komunikasi Dalam Proses, ”http:www.blogguru.web.id/2009/empat-pola-komunikasi-dalam-proses.html. (diakses pada tanggal 26 november 2016).