PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING DAN PENDEKATAN SAINTIFIK SISWA KELAS VII DI SMP WAHYU MAKASSAR
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan komunikasi matematis pada peserta didik kelas VII di SMP Makassar dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan Saintifik. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Wahyu Makassar yang terdiri dari 5 kelas, dengan penyebaran yang homogen. Teknik pengambilan sampel dari penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik random sampling. Dimana kelas yang menjadi sampel adalah kelas VIIC dengan pendekatan inkuiri terbimbing dan kelas VIIB dengan menggunakan pendekatan saintifik. Instrumen penelitian ini berupa tes essai dengan jumlah 5 soal. Tekhnik pengolahan data dan analisis data adalah statistik deskriptif dan statistk inferensial. Setelah diberikan perlakuan pada kedua kelompok diperoleh hasil analisis statistika deskriptif rata-rata komunikasi matematis kelompok yang diajar dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing sebesar = 73,5 sedangkan rata-rata komunikasi matematis kelompok yang diajar dengan menggunakan pendekatan saintifik sebesar = 69,25. Hasil analisis inferensial data menunjukkan bahwa nilais ignifikansi yang diperoleh thitung 2,58 >ttabel 2,024 dan signifikansi (0,000 < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing dengan pendekatan saintifik terhadap kemampuan komunikasi matematis peserta dididk pada kelas VII di SMP Wahyu Makassar.
Downloads
References
Brenner. (1998). Development of mathematical communication in problem solving groups by language minority students.
Clark. (2005). Strategies for building mathematical communication in the middle school classroom: modeled in professional development, implemented in the classroom.CIME (Current Issues in Middle Level Education,).
Cooney. (1975). Dynamics of teaching secondary school mathematics; U.S.A; Houghton Mifflin Company.
Gani. (2006). Pengaruh pembelajaran metode inkuiri model alberta terhadap kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematika siswa Sekolah Menengah Atas.
Huggins. (1999). Communication in mathematics. Master's Action Research Project, St. Xavier University & IRI/Skylight.
NCTM. (2000). Principles and standards for school mathematics.
Ruseffendi. (2006). Pengantar kepada membantu guru mengembangkan kompetensinya dalam pengajaran matematika untuk meningkatkan CBSA.
Shadiq. (2004). Pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi. Yogyakarta: PPPG Matematika.
Slameto. (2009). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Soedjadi. (2000). Kiat pendidikan matematika di Indonesia; Konstatasi Keadaan
Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan (Jakarta).
Tim MKPBM. (2001). Strategi pembelajaran matematika kontemporer. Toward a theory of instruction.
Tiro, A. (2008). Dasar-dasar statistik Edisi III, Cet. I. Makassar: Adira Publisher.
Voigt. (1996). Theories of mathematical learning; New Jersey; Lawrence Erlbaum Associates Publishers.
Weren, C. (1821). Intellectual arithmetic upon the inductive method of instruction.