Makna Konotatif La`ib dan Lahwu dalam Konsep Al-Qur`an
Abstract
Kata la’ib dan lahwu dalam konsep al-Qur`an yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti bermain-main dan bersenda gurau ini seringkali dijadikan sebagai penggambaran kehidupan dunia. Bahkan kedua kata tersebut diasosiasikan sebagai bentuk kebiasaan orang-orang kafir. sehingga dalam konsep al-Qur`an kedua kata tersebut memiliki konotasi lain selain makna dasar yang dimilikinya. Untuk memahami lebih jauh makna konotatif dalam kedua kata tersebut penulis menggunakan pendekatan referensial semantik guna mengetahui acuan yang digunakan oleh kata la’ib dan lahwu itu sendiri dalam konsep al-Qur`an. Adapun hasil yang ditemukan penulis adalah kata la’ib dan lahwu memiliki gejala pengonotasian karena adanya acuan dari hasil pengamatan terhadap fakta yang dimiliki al-Qur`an perihal dunia dan orang-orang kafir. Dalam konsep al-Qur`an, kata la’ib dan lahwu diasosiasikan sebagai kebiasaan orang-orang kafir dan pengibaratan atas kehidupan dunia dengan jangka waktu pendeknya. Kata la’ib dan lahwu mengacu pada kegiatan yang sia-sia dan hanya membuat pelakunya lengah terhadap hal yang lebih penting, sehingga kedua kata ini memiliki makna konotatif yang negatif dalam al-Qur’an.
References
Ahmad, Abi Husain. Mu’jam Muqayisil Lughah. Mesir: Dar al-Fikr. 1979.
Al-Thabathabai, Muhammad Husain. Al-Mizan fi Tafsiril Qur’an, jilid VII. Libanon: Muasassah
al A’la. 1971.
Al-Qurtubi, Abu Abdullah Muhammad Ibn Ahmad al-Ansari. al-Jami’ li Ahkam al-Qur`an, jilid
-8. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah. 1993.
Al-Qurtubi, Imam. Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an. Lebanon: Dar al-kotob Al-Ilmiyah. 2010.
Al-Ashfihani, Al-Raghib. Mu’jam Mufradat al-Qur’an. Beirut: Dar al-‘Ilm al-Dar al-Syamiyah.
H.
Aminuddin. Semantik, Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Penerbit Sinar Baru
Algensindo. 2008.
Baalbaki, Rohi. Al-Mawrid: A Modern Arabic-English Dictionary. Libanon: Daar El-Ilm
Lilmalayin. 1995.
Bustaniy, Abdullah. Al-Busthan Mu’jam Lughawiy Mutawwal Juz’an fi Mujallad Wahid. Beirut:
Maktabah Libnan. 1992.
Chaer, Abdul. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. 1989.
Ibn-Zakariyya, Abi Al-Husayn Ahmad Ibn Faris. Mu’jam al-Maqayis fi al-Lughah. Beirut: Dar
al-Fikr. 1994.
Mandzur, Ibnu. Lisanul ‘Arab. Kairo: Dar al-Ma’arif. 1119.
Munawwir, A. W. Al-Munawwir; Kamus Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka Progresif. 1997.
Nursi, Said. Menjawab yang tak terjawab menjelaskan yang tak terjelaskan, penj. Sugeng
Hariyanto, dkk. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2003.
Pateda, Mansoer, Semantik Leksikal (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010).
Setiawan, M. Nur Kholis. Al-Qur`an Kitab Sastra Terbesar. Yogyakarta: Penerbit eLSAQ Press.
Shihab, M. Quraish. Kaidah Tafsir. Tangerang: Lentera Hati. 2013.
________________, Tafsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran. Jakarta:
Lentera Hati. 2002.
Kaelan. Filsafat Bahasa, Masalah dan Perkembangannya. Yogyakarta: Penerbit
PARADIGMA. 1998.
Quthb, Sayyid. Tafsir fi zhilalil-Qur`an, penj. As’ad Yasin, dkk. jilid 11. Jakarta: Gema Insani
Press. 2004.