Sifat Fisik dan Organoleptik Es Krim dengan Penambahan Labu Siam (Sechium edule)
Physical and Organoleptic Properties of Ice Cream with the Addition of Chayote (Sechium edule)
Abstrak
Es krim selama perkembangannya sangat diminati oleh masyarakat terutama kalangan anak-anak. Labu siam, selain memiliki nutrisi yang tinggi juga mudah didapatkan, sehingga digunakan untuk penambahan Es krim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik (overrun dan resistensi pelelehan) dan organoleptik/daya terima (warna, aroma, tekstur, rasa dan kesukaan) es krim dengan penambahan labu siam. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 taraf penambahan labu siam (0%, 10%,20% dan 30% penambahan labu siam) dengan 3 kali ulangan untuk uji fisik (overrun dan resistensi pelelehan) sedangkan uji organoleptik (warna, aroma, tekstur, rasa dan kesukaan) dengan pengulangan sebanyak 25 kali menggunakan panelis semi terlatih. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan labu siam pada es krim berpengaruh nyata terhadap sifat fisik yaitu overrun dan resistensi pelelehan juga berpengaruh nyata pada uji organoleptik meliputi warna, aroma, rasa dan kesukaan namun tidak berpengaruh nyata pada tekstur es krim.
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Referensi
Ahanian, B., Pourahmad, R., & Mirahmadi, F. (2014). Effect of subtituting soy milki instiated of skim milk on physichochemical and sensory properties of sesame ice cream. Indian.J.Sci.Res, 7(1), 1134-1143.
Bekti, K.E., Haryati, S., & Putri, A.S. (2017). Sifat fisikokimia dan organoleptik leather labu siam (Sechium edule) dengan berbagai konsentrasi gula dan CMC. Pengembangan Rekayasa dan Teknologi 13(2).
Daryono, E.D. (2012). Ekstraksi pektin dari labu siam. Jurnal Teknik Kimia, 7 (01).
Eastisih, Teti, Harijono, Waziiroh, E., & Fibrianto, K. (2016). Kimia dan fisik pangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Goff, H. D., & Hartel, R. W. (2013). Ice Cream (7th ed.). New York: Springer.
Haryanti N. & Zueni A. (2015). Identifikasi mutu fisik, kimia dan organoleptik es krim daging kuit manggis (garcinia mangostana l.) dengan variasi susu krim. AGRITEPA 1(2).
Malaka, R. (2010). Pengantar teknologi susu. Masagena Press: Makassar.
Maryam (2009). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Nasiru (2014). Analisis dan aspek kesehatan bahan tambahan pangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurwantoro (2009). Bahan ajar dasar teknologi hasil ternak. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Semarang.
Razak, Q.A., Faridah, R., & Syamsuryadi B., (2021). Penambahan madu sebagai pemanis alami untuk meningkatkan nilai organoleptik, overrun dan daya leleh pada es krim. TarjihTropical Livestock Journal 1(1).
Sari D.K. Rosidi A, Rahmawati H & Candra. (2017). Characteristic organoleptic properties of instant baby porridge high in protein and betacarotene. Pakistan Journal of Nutrition. 16(6): 400-405
Sulistyorini & Aprianawati, (2010). Jurnal uji organoleptik mie basah berbahan dasar tepung talas beneng (xantoshoma undipes) untuk meningkatkan nilai tambah bahan pangan lokal banten. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Banten.
Tala, Z.Z. (2009). Manfaat serat bagi kesehatan. Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.
Wahyu D.P.E, Razak M & Suwita I.K. (2017). Substitusi tepung ikan lele dumbo (clarias gariepinus) dan tepung labukuning (cucurbita moschata) terhadap nilai energi, mutu kimia dan mutu organoleptik biskuit crackers untuk balita KEP. Jurnal Ilmiah – Vidya. 25(2):125-134.
Widiantoko, 2011. Evaluasi sensori dan perkembangannya. In Modul 1 (pp. 1–36). Repository.ut.ac.id.
Winarno, F.G., (2008). Kimia pangan dan gizi. Jakarta: PT Gramedia Utama.
Yuliantini E, Emawati, & Kamsiah. 2015. Penampilan dan rasa makanan sebagai faktor sisa makanan pasien anak di Rumah Sakit DR. Sobirin Musi Rawas. Jurnal Media Kesehatan 8(2).