Analisis Gambaran Pengetahuan Perawat Terkait Resusitasi Jantung Paru Berkualitas Di Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa
Abstract
Kasus henti nafas dan henti jantung dapat terjadi dimana pun dan kapan pun. Waktu untuk dibutuhkan untuk memberikan pertolongan adalah 3-8 menit. Pada tahun 2023, didapatkan data kematian akibat henti nafas henti jantung di Amerika Serika sebesar 400.000 orang dan angka ini tergolong masih sangat tinggi. Henti jantung dan henti nafas merupakan indikasi Cardio Pulmonary Resuscitation (CPR) yang perlu dilakukan dengan memperhatikan kualitas yang meliputi kedalaman dan kecepatan kompresi sesuai standar, minimal interupsi dan full chest recoil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat terkait Resusitasi Jantung Paru berkualitas atau High Quality CPR (HQCPR) di Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan perawat terkait Resusitasi Jantung Paru berkualitas berada pada kategori baik sebesar 53,6% dan cukup sebesar 46,4%. Secara keseluruhan, ada beberapa kekeliruan dalam hal menentukan rasio kompresi ventilasi, kedalaman kompresi, kecepatan dan hal ini merupakan hal penting dalam penatalaksanaan Resusitasi Jantung Paru yang berkualitas (HQCPR). Masih perlu untuk ditindaklanjuti dalam peningkatan dan pengembangan kompetensi perawat terkait Resusitasi Jantung Paru yang berkualitas.
Downloads
Copyright (c) 2024 Eva Yustilawati
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.