Revitalisasi serta Batasan Toleransi Skewness Arah Kiblat dalam Ibadah Menurut Syafi’iyah

  • Khoirul Anwar Singosari Anwar Singosari STAI Nahdlatul Ulama (STAINU) Malang
    (ID)
Kata Kunci: Revitalisasi, Toleransi Skewness, Arah Kiblat, Syafi’iyah.

Abstrak

Tulisan ini membahas permasalahan ini revitalisasi arah kiblat di masyarakat, dimana ulama berbeda pendapat, tentang batasan menghadap ke kiblat. Dalam pandangan Imam Syafi’i menyatakan bahwa bagi orang yang jauh dan tidak bisa melihat Kakbah secara langsung, maka bagi dia harus berusaha dengan bersungguh-sungguh (al-ijtihad) untuk mengetahui arah kiblat yang benar-benar dengan menggunakan petunjuk-petunjuk alam semesta. Pendapat Imam Syafi’i ini menunjukkan bahwa orang yang salat harus berusaha menghadap ke ‘ain al Kakbah dengan sebuah ijtihadnya, walaupun dalam pandangan ulama lain dari kalangan syafiiyah cukup dengan jihad al Kakbah sudah sah dalam mengerjakan shalat.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan kajian lapangan (field research) dan metode pengumpulan data berupa wawancara, dokumentasi dan observasi yang diperoleh hasil penelitian. Teori yang digunakan adalah metode analisis deskriptif yang menggunakan perhitungan arah kiblat sesuai dengan Batasan toleransi skewness berdasarkan kajian Syafiiyah.

Kesimpulan tulisan ini mendeskripsikan bahwa, pertama bahwa revitalisasi arah kiblat penting karena Setiap mushallin (orang yang shalat) diwajibkan untuk menghadap kiblat yakni menghadap ke bangunan Ka’bah baik secara ‘ain al Kakbah atau jihah al Ka’bah, seperti halnya orang Mekah. Kedua, Batasan skewness dalam kiblat mempunyai nilai toleransi 3-4 menit sesuai literasi yang merujuk pada Syafi’iyah.

Referensi

al Maraghi, Ahmad Musthafa. (2008). Tafsir Maraghi. Beirut: Dar al Kutub al Ilmiyah, 2008
al-Baijuri, Ibrahim. (tt.) Hasyiyah asy-Syaikh Ibrahim al-Baijuri ‘ala Syarh al-‘Allamah Ibn Qasim al-Ghazi, juz I, tt.: Dar al-Fikr.
al-Syarbini, Khatib. (tt.) Mughni al-Muhtaj ila Ma’rifah Ma’ani Alfadh al- Minhaj. Beirut: Dar al-Fikr.
al-Syirazi, Imam. (tt.) al-Muhadzdzab, juz III. Beirut: Dar Kutub Ilmiyah.
an-Nawawi. (2011). Syarah shahih Muslim, (terj.) Ahmad Khatib. Jakarta: Putaka Azzam.
Anwar, Kyai Khoirul. (2015). Profil Pondok Pesantren Khairu al-Shalih Randuagung Singosari Malang. Singosari: SR Press.
Azhari, Susiknan. (tt.) Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern.
Bisri, Cik Hasan. (2015). Pilar-pilar Penelitian Hukum Islam dan Pranata Sosial. Bandung: PT. Raja Grafindo, 2015
Daradjat, Zakiah. (1995). Ilmu Fiqih, jilid 1. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf.
Eliade, Mircea. (tt.), The Encyclopedia of Religion, Vol. 7, New York: Macmillan Publishing Company.
Hambali, Slamet. (2011). Ilmu Falak Penentuan Awal Waktu Shalat dan Arah Kiblat Seluruh Dunia, Semarang: Program Pasca Sarjana IAIN Walisongo Semarang.
Ibn Saurat, Abi ‘Isa Muhammad ibn ‘Isa. (tt.) Jami’u Shahih Sunan at-Tirmidzi, Juz II, Beirut: Dar Kutub al-Ilmiyah.
Izzuddin, Ahmad. (2010). Menentukan Arah Kiblat Praktis, Yogyakarta: Logung Pustaka.
Kazim, Muhyiddin. (2005). Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta: Buana Pustaka.
Maskufa. (2010). Ilmu Falak. Jakarta: Gaung Persada.
Nasution, Harun. (1992). Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: Djambatan.
Rusyd, Ibnu. (tt.). Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid. Beirut: Dar al-Fikr
Sonaniy, Muhammad Ismail. (2008). Subulus Salam, Beirut: Dar Kutub al Ilmiyah.
Sudibyo, Muh, Ma’rufin. (2001). Sang Nabi Pun Berputar. Solo: Tinta Madinah.
Ulum, Fathul. (2020). Studi Komparatif Hisab Penentuan Awal Waktu Shalat Dalam Kitab al-Durusul al-Falakiyah dan Ephemeris. Ponorogo: IAIN Ponorogo.

Jurnal
Fadloli, Ahmad (2022). Differences in Salat Time Recording: Analytical Method of Kitab al-Khulashah al-Wafiyyah and Contemporary. Justicia Islamica: Jurnal Kajian Hukum dan Sosial, Vol 19 No 2, h. 331.
Hilmi, Devi Nurtiyasari dan Angga Syahputra, Muhammad Rasyif. (2022). Pemanfaatan Skewness dan Kurtosis dalam Menentukan Harga Opsi Beli Asia” Jurnal Quadratic: Journal of Innovation and Technology in Mathematics and Mathematics Education Vol. 2, No. 1, h.7.
Islamika, No. 2, Vol. 9, h. 246.
Ismail, Dikson T. Yasin, Zulfiah. (2021). Toleransi Pelencengan Arah Kiblat di Indonesia Perspektif Ilmu Falak dan Hukum Islam” Jurnal al Mizan Volume 17, No. 1, h. 116-118.
Khalifatus Shalihah, Shalihah. (2020). Pandangan Tokoh Agama Terhadap Tingkat Akurasi Arah Kiblat Masjid-Masjid Se-Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat Menggunakan Istiwaaini. al-Afaq: Jurnal Ilmu Falak dan AstronomiFakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Vol. 2 No. 2, h. 38-43.
Mutamainnah, (2017). Kiblat Dan Kakbah Dalam Sejarah Perkembangan Fikih. Jurnal Ulumuddin Volume 7, Nomor 1, h.4-5.
Mutia, Hanum, Ismail, Zut Nazar. (2021). Pandangan Tokoh Agama Jungka Gajah Terhadap Arah Kiblat Bagi Orang Yang Jauh Dari Ka’bah” Astroislamika: Jurnal of Islamic Astronomy, Vol. 1 No. 2, h. 169-186.
Susanto, Diana Nur Fadlilah, Siti Zainab, Andi. (2021). Reaktualisasi Pengukuran Arah Kiblat dengan Metode Segitiga Bola pada Masjid dan Musholla” Kasbana: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah Vol. 1 No. 2, h. 85.
Syarif, Muh. Rasywan. (2022). Problematika Arah Kiblat dan Aplikasi Perhitungannya” Hunafa: Jurnal Studia
Yunus, Muhammad. (2020). Hadis tentang Arah Kiblat. Jurnal Al Irfani: Studi Al Qur'an dan Tafsir, Vol. 1, No. 1, h.8.
Ali Mustafa Yaqub, Kiblat Tak Perlu Diukur, Republika, Jum’at, 04 Juni 2010.
www.wikipedia.org/wiki/IbnuSyaibah diunduh pada tanggal 17 April 2023 pkl. 07.15 WIB.
Diterbitkan
2024-06-29
Abstrak viewed = 112 times