Rodentisida Nabati Singkong Mentah (Manihot esculenta) sebagai Alternatif Pengendalian Hama Tikus
Abstrak
Tikus merupakan hewan pengganggu yang dapat merusak ekonomi dan membawa penyakit bagi manusia. Untuk mengendalikan populasi tikus, sering digunakan rodentisida yang mengandung bahan kimia beracun yang tidak ramah lingkungan. Namun, ada alternatif pengurangan penggunaan rodentisida yaitu menggunakan rodentisida nabati yang terbuat dari bahan alami seperti singkong yang mengandung asam sianida. Asam sianida sangat berbahaya dan dapat menyebabkan sakit bahkan kematian jika tertelan. Penelitian ini merupakan literature review. Penelitian yang dilakukan oleh Fazriyawati dan Rahmawati menggunakan 50 ekor mencit putih jantan spesies Mus musculus sebagai sampel. Sampel diberikan perlakuan dengan dosis rodentisida singkong sebesar 40 gram, 60 gram, 80 gram, dan 100 gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kematian mencit tertinggi terjadi pada dosis 100 gram dengan rerata konsumsi umpan sebesar 62,48 gram dan persentase kematian mencit sebesar 60%. Dengan demikian, kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa singkong mentah memiliki potensi sebagai rodentisida nabati yang efektif.
Kata Kunci : Mencit, Rodentisida nabati, Singkong mentah
Referensi
Alfarisy, M. N., Heiriyani, T., & Saputra, R. A. (2019). Uji Bahan Nabati sebagai Rodentisida Alami terhadap Tikus Jantan. Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa, 2(3), 50–57.
Astuti, D. R. (2013). Keefektifan Rodentisida Racun Kronis Generasi II terhadap Keberhasilan Penangkapan Tikus. KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2).
Devi, S.A.I., et al. (2020). Repellent Activity of Essential Oils Against the House Mouse (Mus musculus L.). Journal of Pure and Applied Microbiology, 14(3), 1715-1723.
Etik Sundari, E. S. (2022). Efektifitas Campuran Umbi Gadung dan Buah Bintaro sebagai Rodentisida Nabati (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).
Fazriyawati, A. N., Hardiono, H., & Rahmawati, R. (2019). Efektivitas Singkong Mentah (Manihot Esculenta) Sebagai Rodentisida Nabati Terhadap Pengendalian Tikus Mencit (Mus Musculus). Jurnal Kesehatan Lingkungan: Jurnal dan Aplikasi Teknik Kesehatan Lingkungan, 15(2), 661–666. https://doi.org/10.31964/jkl.v15i2.110.
Irawan, A., Heiriyani, T., & Gt. M, S. N. (2017). Berbagai Jenis Umpan Mengandung Larutan Umbi Gadung The Death of White Mice ( Mus musculus ) Given Different Types of Feed Containing Gadung. Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah, 1, 217–221.
Lihabi, L. (2017). Pengaruh Perasan Daun Singkong (Manitol esculante) Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Mencit (Mus musculus) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surabaya).
Lumbantobing, R., Napitupulu, M., & Jura, M. R. (2020). Analysis of Cyanide Acid Content in Cassava (Manihot esculenta) Based on Storage Time. Jurnal Akademika Kimia, 8(3), 180–183. https://doi.org/10.22487/j24775185.2019.v8.i3.pp180-183
Mahfuz, M., Akter, M., Karim, M. R., & Kim, D. H. (2020). Efficacy of Plant-Derived Essential Oils as Repellents, Toxicants, and Protectants Against Xylosandrus Compactus and Xylosandrus Crassiusculus (Coleoptera: Curculionidae: Scolytinae). Journal of Economic Entomology, 113(1), 117-125.
Mrosso, F.P., Sikira, A., Swai, E.S., Ndoe, N.S.Y., Mchau, G.M., & Ndakidemi, P.A. (2020). Rodent Pest Control and Its Implications for Crop Yield in Smallholder Farming Systems in Tanzania. Journal of Agricultural Science, 12(11), 211-221. doi: 10.5539/jas.v12n11p211.
Noerwijati, K., & Budiono, R. (2018). Mengenal Senyawa HCN pada Ubi Kayu. Seminar Nasional Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Optimalisasi Sumberdaya Lokal Untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan, 172–182. http://www.milkingredients.ca/index-eng.php?id=197.9/3/2018
Nurjanah, N., & Hidayat, A. (2018). Pengaruh Serangan Hama terhadap Produktivitas Tanaman Padi di Daerah Karawang, Jawa Barat. Jurnal Pertanian Indonesia, 23(2), 81-86.
Purba, W., Sitepu, S. F., & Lubis, L. (2018). Pengujian Beberapa Rodentisida Nabati terhadap Tikus Sawah (Rattus Argentiventer Robb And Kloss) di Laboratorium. Talenta Conference Series: Agricultural and Natural Resources (ANR), 1(1), 47–52. https://doi.org/10.32734/anr.v1i1.95.
Sari, Y. W., & Winarni, N. (2018). Efektivitas Racun Nabati sebagai Rodentisida: Tinjauan Kritis. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 10(1), 63-69.
Simões, M.O., et al. (2017). Cyanogenic Compounds in Cassava and Its Preservation: A Mini Review. Emir. J. Food Agric., 29(4), 243-251. https://doi.org/10.9755/ejfa.2016-10-1342
Sulfiani, & Taufiq, N. (2022). Pengaruh Penambahan Zat Kapur dan Lama Perendaman terhadap Kadar Sianida pada Singkong (Manihot Esculanta Crantz). Jurnal Sehat Mandiri, 17(2), 133–141.
Syafitri, A., Yuliatina, D., Hendrawani, H., Azizah, N., Bilad, M. R., Asmiati, S., & Khery, Y. (2021). Pembuatan Pestisida Nabati untuk Meningkatkan Keterampilan Petani Desa Duman Menuju Pertanian Organik. Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 6(2), 75–82. https://doi.org/10.36312/linov.v6i2.572
Utama, Y. A. K., & Rukismono, M. (2018). Singkong-man VS Gadung-man.
Wahyu Daradjat Natawigena., Ichsan Nurul Bari., Chindera Rindhany Surachman. (2021). Rodentisida terhadap Metabolisme dan Perilaku Tikus Putih (Rattus norvegicus Wistar) Di Laboratorium. 6.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by4.footer##Informasi Hak Cipta
KEBIJAKAN HIGIENE : JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN (AKSES TERBUKA)
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:
- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).