Hubungan Sumber Polutan dalam Rumah Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada Balita di Kecamatan Mariso Kota Makassar
Abstract
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah. Infeksi ini disebabkan oleh virus, jamur dan bakteri. ISPA akan menyerang host apabila ketahanan tubuh (immunologi) menurun dan kelompok yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap berbagai penyakit yaitu anak di bawah lima tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan polutan dalam rumah (kebiasaan merokok dan penggunaan obat anti nyamuk terhadap kejadian ISPA pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Dahlia Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Dahlia kecamatan Mariso Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Sampel penelitian ini adalah balita yang menderita penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Puskesmas Dahlia Kecamatan Mariso Kota Makassar pada saat pengambilan data yang berlangsung selama 1 bulan. Pengambilan sampel secara random sampling sebanyak 91 responden. Hasil penelitian menunjukkan hubungan polutan dalam rumah yaitu kebiasaan merokok dengan kejadian ISPA pada balita dengan nilai (p=0,036), penggunaan obat anti nyamuk dengan nilai (p=0,000). Diharapkan pihak Puskesmas Dahlia memberikan penyuluhan, sosialisasi, informasi kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya peranan rumah sehat (syarat-syarat rumah sehat), PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat), pentingnya peranan keluarga di dalam menunjang kesehatan anak (balita), kerentanan pada usia balita (terkait faktor dari dalam diri balita maupun yang berasal dari lingkungan sekitarnya.
Kata Kunci : ISPA, Balita, Polutan
References
Ambarwati dan Dina, 2007. Hubungan antara Sanitasi Fisik Rumah Susun (Kepadatan Penghuni, Ventilasi, Suhu, Kelembaban, dan Penerangan Alami)
Azwar, A., 1990. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara. Benih, C., 2008. Penanggulangan dan Pengobatan ISPA. Diakses : 31 Desember 2016
Buku Panduan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia Tahun 2016.
Dirtjen PPM dan PLP. 2007. Modul Pelatihan ISPA untuk Petugas. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Dirtjen P2M & PL Depkes RI, 2002. Kenali Gejala Dini Penyakit Pneumonia Balita. Depkes RI.
Ditjen PPM dan PL, 2002.Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat . Jakarta: Departemen Kesehatan R. I.
Irianto, Bambang. 2006. Hubungan Faktor Lingkungan Rumah dan Karakteristik Balita dengan Kejadian Penyakit ISPA pada Balita di Wilayah Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon Tahun 2006 (Tesis). Depok: Program Pasca Sarjana FKM UI.
Iswarini dan Wahyu, D., 2006. Hubungan antara Kondisi Fisik Rumah, Kebersihan Rumah, Kepadatan Penghuni, dan Pencemaran Udara dalam Rumah dengan Keluhan Penyakit ISPA pada Balita.Diakses : 31Desember 2016.
Judha, Mohamad., Rizky Erwanto. 2011. Anatomi dan Fisiologi (Rangkuman Sederhana Belajar Anatomi Fisiologi). Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2011. Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Khaidirmuhaj, 2008.Pengertian ISPA dan Pneumonia. Diakses : 01 Januari 2009.
Kothari, C. R., 1990. Research Methodology Methods and Techniques. New Delhi: Wiley Eastern Limited.
Krieger, J. dan Higgins, D. L., 2002. Housing and Health: Time again for public Health Action.
Kusnoputranto, H., Dewi S..2000. Kesehatan Lingkungan. Depok: UI.
Mauliyanti., 2014. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Dahlia Kota Makassar Tahun 2014.
Misnadiarly, 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada Anak Balita, Orang Dewasa, Usia Lanjut. Jakarta: Buku POP.
Mudehir, Muridi. 2002. Hubungan Faktor-Faktor Lingkungan Rumah Dengan Kejadian ISPA pada Anak Balita di kecamatan Jambi Selatan Tahun 2002 (Tesis). Depok: Program Pasca Sarjana FKM UI.
Notoatmodjo, Sra., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurjazuli, Widyaningtyas R.. 2009. Faktor Risiko Dominan Kejadian Pneumonia pada Balita (Jurnal Respirologi Indonesia Vol. 29 Nomor 2). Jakarta.
Oktaviani, Ayu.,2009. Hubungan Antara Sanitasi Fisik Rumah Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita di Desa Cepongo Kecamatan Cepongo Kabupaten Boyolali.
Pangestika, Yunita Ringgih, Eram Tunggul Pawenang. 2010. Hubungan Kondisi Lingkungan Fisik Rumah Terhadap Kejadian ISPA pada Balita di Keluarga Pembuat Gula Aren Desa Pandanarum dan Desa Beji Kecamatan Pandanarum Kabupaten Banjarnegara (Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 5 Nomor 2).
Puskesmas Dahlia. 2016. Laporan Tahunan 2016. Makassar .
Ranuh, I. G. N., 1997. Masalah ISPA dan Kelangsungan Hidup Anak. Surabaya : Continuting Education Ilmu Kesehatan Anak.
Sinaga, Epi Ria Kristina. 2012. Kualitas Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Wakas Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara Tahun 2011.
Sukar, 1996. Pengaruh Kualitas Lingkungan dalam Ruang Terhadap ISPA Pnemonia. Bandung : Buletin Penelitian Kesehatan.
Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2004. Modul Kesehatan dan Rumah Tangga.Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Suryanto, 2003. Hubungan Sanitasi Rumah dan Faktor Intern Anak Balita dengan Kejadian ISPA pada Anak Balita. Skripsi. Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
Taylor, V., 2002. Health Hardware for Housing for Rural and Remote Indegenous Communities. Australia : Central Australia Divison of General Practice.
Yusup, Nur Achmad., Lilis Sulistyorini. 2005. Hubungan Sanitasi Rumah Secara Fisik dengan Kejadian ISPA pada Balita. Jurnal Kesehatan Lingkungan (Vol. 1 No. 2) Januari2005 FKM UNAIR.
Copyright (c) 2018 HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.