Risiko Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep
Abstract
Tuberkulosis merupakan penyebab utama kedua kematian akibat penyakit menular di seluruh dunia setelah HIV/AIDS. Menurut laporan WHO, diseluruh dunia setiap tahun ditemukan 8 juta kasus baru. Indonesia merupakan negara penyumbang kasus TB terbesar kedua setelah India (23%) yaitu sebesar 10%. Jumlah kasus TB Paru BTA positif di Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 176.667 kasus. Dinas Kesehatan Kabupaten pangkep mencatat jumlah kasus TB Paru pada tahun 2016 sebanyak 379 kasus. Untuk Puskesmas Liukang Tupabbiring sendiri jumlah kasus TB Paru pada tahun 2016 sebanyak 33 kasus dengan angka kematian 6 kasus. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit TB Paru sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain case control. Populasi penelitian adalah seluruh penduduk yang tinggal di Pulau Ballang Lompo dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang terdiri dari 30 kasus dan 30 kontrol dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Pengumpulan data mengunakan kuesioner dan lembar observasi. Instrumen penelitian adalah rollmeter, thermohygrometer,dan timbangan digital. Faktor risiko kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep adalah jenis kelamin (p value= 0,438, OR= 1,714), pengetahuan (p value= 0,034, OR= 3,755), kepadatan hunian (p value= 0,747, OR= 1,522), luas ventilasi (p value= 0,045, OR= 6,000), kelembaban (p value= 0,033, OR= 5,211), dan jenis lantai (p value= 1,000, OR= 1,144). Sedangkan yang bukan merupakan faktor risiko kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep adalah umur (p value= 0,182, OR= 0,306), status gizi (p value=0,144, OR= 0,345), status merokok (p value= 0,211, OR= 0,412) dan suhu. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk mengkaji lebih mendalam mengenai variabel yang tidak berhubungan dengan kejadian TB paru.
Kata Kunci : Faktor Risiko, Kejadian TB Paru
References
Ayomi, A. C., Setiani, O., & Joko, T. 2012. Faktor Risiko Lingkungan Fisik Rumah dan Karakteristik Wilayah Sebagai Determinan Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sentani Kabupaten Jayapura Provinsi Papua. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 11:5.
Darwel. 2012. Faktor-Faktor Yang Berkolerasi Terhadap Hubungan Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Sumatera (Analisis data Riskesdas 2010).
Departemen Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. 2014. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Pangkep. Fatimah Sitti. 2008. Faktor Kesehatan Lingkungan Rumah yang Berhubungan Dengan Kejadian TB Paru Di Kabupaten Cilacap (Kecamatan: Sidareja, Cipari, Kedungreja, Patimuan, Gandrungmangu, Bantasari) Tahun 2008. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.
Hill, P. C., Sillah, D. J., Donkor , S. A., Otu, J., Adegbola, R. A., & Lienhardt, C. 2006. Risk Factors for Pulmonary Tuberculosis: A Clinic-Based Case Control Study in The Gambia. BMC Public Health. 6:156.
Irianto, Koes. 2014. Ekologi Kesehatan (Health Ecology). Bandung: Alfabeta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Laporan Situasi Terkini Perkembangan Tuberkulosis di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI.
Keputusan Menteri Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 829/Menkes/SK/VII/1999 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan Kerangka Kerja Penanggulangan TBC di Indonesia 2006-2010.
Kolappan, C., & Gopi, P. G. 2002. Tobacco Smoking and Pulmonary Tuberculosis. Tuberculosis Research Centre, India. Thorax 57:964-966.
Lienhardt, C., Fielding, K., Sillah, J., Bah , B., Gustafson, P., Warndorff, D., et al. 2005. Investigation of the Risk Factors for Tuberculosis: A Case-control Study in Three Countries in West Africa. International Journal of Epidemiology. 34:914-923.
Manullang, S. 2011. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Masyarakat Tentang Faktor Lingkungan Fisik Rumah Terhadap Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhanbatu Utara
Megawati., Azriful., & Dwi Santy Damayati. 2016. Gambaran Epidemiologi Infeksi Oportunistik Tuberkulosis Pada Penderita HIV di Puskesmas Percontohan HIV/AIDS Kota Makassar Tahun 2015. Jurnal Higiene. 2:126-132.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 565/Menkes/Per/Iii/2011 Tentang Strategi Nasional Pengendalian Tuberkulosis Tahun 2011-2014.
Puskesmas Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep. 2017.
Rosiana, A. M. 2013. Hubungan Antara Kondisi Fisik Rumah dengan Kejadian Tuberkulosis Paru. Unnes Journal Of Publich Health. 2:1-9.
Ruswanto, Bambang. 2010. Analisis Spasial Sebaran Kasus Tuberkulosis Paru ditinjau dari Faktor Lingkungan Dalam dan Luar Rumah di Kabupaten Pekalongan. Tesis Pascasarjana Magister Kesehatan Lingkungan, Universitas Diponegoro Semarang.
Setiarni, S. M., Sutomo, A. H., & Hariyono, W. 2011. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan, Status Ekonomi. dan Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Tuberkulosis Paru pada Orang Dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Tuan-Tuan Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan. 5:162-232.
Sutiningsih. 2012. Hubungan Antara Karakteristik Individu, Praktik Hygiene Dan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Tuberculosis Di Kecamatan Semarang Utara Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 1:435-445.
Tobing, T. L. 2009. Pengaruh Perilaku Penderita TB Paru dan Kondisi Rumah terhadap Pencegahan Potensi Penularan TB Paru pada Keluarga di Kabupaten Tapanuli Utara.
WHO. 2015. Global Tuberculosis Report 2015. World Health Organization.
Wulandari, S. 2012. Hubungan Lingkungan Fisik Rumah dengan Kejadian Tuberkulosis Paru. Unnes Journal of Public Health. 1:41-44.
Copyright (c) 2018 HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.