Pendidikan Pemakai di Perpustakaan Sebagai Upaya Pembentukan Pemustaka yang Literasi Informasi
Abstract
Pesatnya perkembangan teknologi informasi berbanding lurus dengan perkembangan informasi. Perkembangan informasi yang semakin tak terkendali pada akhirnya justru menimbulkan masalah. Banyak informasi sampah dan berita bohong yang beredar di masyarakat. Informasi yang seperti ini harus dihindari supaya masyarakat tidak terkecoh. Literasi informasi merupakan salah satu cara untuk membantu seseorang dalam memilih informasi yang dibutuhkan. Literasi informasi mengajarkan seseorang untuk memilih informasi dengan memperhatikan otoritas dan isi suatu informasi. Kemampuan literasi informasi wajib dimiliki oleh pustakawan sebagai bekal dalam memilih informasi yang akan diadakan di perpustakaan. Kemampuan ini akan lebih baik lagi dapat ditularkan kepada masyarakat supaya dapat menciptakan masyarakat yang literate. Literasi informasi dapat diajarkan kepada masyarakat melalui pendidikan pemakai yang dilakukan oleh perpustakaan.
ABSTRACT
Rapid development of information technologies is directly proportional to the development of information. The development of an increasingly uncontrolled information ultimately cause problems. A lot of spam information and hoax news circulating in the community. Information like this should be avoided so that the public do not be fooled. Information literacy is one way to help a person in choosing the needed information. Information literacy teaches a person to choose an information that needed having regard to the authority of information and content of the information. Mandatory information literacy ability possessed by the librarian as a provision in selecting the information to be held in the library. This ability would be better yet if it can be transmitted to the community in order to create a literate society. Information literacy can be taught to the community through user education carried out by the library.
Downloads
References
Bundy, Al. (2004). “Australian and New Zealand Information Literacy Framework: principles, standards and practice”.Adelaide: Australian and New Zealand Institute for Information Literacy. Dalam http://www.literacyhub.org/documents/InfoLiteracyFramework.pdf, diakses tanggal 18 Desember 2012 pukul 12.30 WIB.
Darmono. (2001). Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Depdiknas. (2004). Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional RI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Eisenberg,M. B, dkk. (2004). Information Literacy:Essential Skills for the Information Age. London: Libraries Unlimited.
IFLA. (2004). “World Library and Information Congress: 70th IFLA General Conference and Council”. Dalam http://archive.ifla.org/IV/ifla70/papers/059e-Campbell.pdf, tanggal 19 Desember 2011, pukul 19:43.
Manchester Metropolitan University. “Information Literacy: A Literature Review”. Dalam http://www.learnhigher.mmu.ac.uk/research/InfoLit-Literature-Review.pdf, tanggal 20 Desember 2013, pukul 05:12.
Mews, H. (1972). Reader Instruction in Colleges and Universities. London : The Library Association.
Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia Telkom. 2011. Laporan hasil Seminar FPPTI Jabar-Banten mengenai Literasi Informasi dan Plagiarisme. Dalam http://library.stisitelkom.ac.id/upload/document/pdf/latest-news/Seminar_FPPTI_Jabar_dan_Banten.pdf diakses pada tanggal 21 Desember 2013 pukul 12:54.
Soedibyo, Noerhayati. (1987). Pengelolaan Perpustakaan Jilid 1. Bandung: Alumni.
Sudarsono, Blasius. (2007). Literasi Informasi (Information Literacy): Pengantar untuk Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
By submitting your manuscript to our journal, you are following Copyright and License