HADIS TENTANG AFDAL-NYA WANITA SALAT DI RUMAH (Kritik Sanad-Matan Hadis dengan Analisis Kontekstual)
Abstrak
ABSTRAK
Hadis tentang wanita lebih afdal salat di rumahnya adalah hadis yang cenderung konrtoversial diakibatkan oleh adanya sejumlah riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah saw. melarang kaum laki-laki atau suami untuk melarang istrinya keluar ke masjid untuk melakukan salat berjama’ah. Oleh karena itu perlu diteliti sanad dan matannya, sebab hadis sebagai sumber hukum Islam kedua setelah al-Quran, hadis harus benar-benar dipastikan kesahihannya. Menghukumi sesuatu tidak dapat dilakukan hanya dengan satu ayat atau hadis saja. Demikian juga menetapkan hukum apakah itu wajib ataukah haram. Bahkan, tidak semua perintah atau larangan di dalam al-Qur’an maupun al-Hadis hanya jatuh pada hukum wajib dan haram, sebab ada kalanya dihukumi sunnah atau hanya makruh. Salah satu faidah dalam mengetahui hukum sesuatu adalah agar kita proporsional dalam menilai serta bersikap toleran terhadap kemungkinan perbedaan pemahaman yang ada. Faidah lainnya adalah bahwa menyikapi sesuatu, terlebih dahulu harus diketahui status hukumnya dan karenanya harus dikaji sebelumya. Demikian halnya dengan keutamaan-keutamaan salat berjamaah, di dalam hadis Nabi ada keutamaan salat berjamaah secara umum, sedang di hadis yang lain terdapat hadis tentang keutamaan bagi para wanita salat di rumah masing-masing. Terdapatnya hadis tentang keutamaan bagi wanita salat di rumah, yang membuat penulis tertarik meneliti kebenaran hadis terkait masalah dimaksud, sebab ada beberapa hadis yang menggambarkan adanya sejumlah wanita mengikuti salat berjamaah bersama Nabi saw. Selain itu, terdapat hadis tentang adanya perintah dari Nabi untuk mengizinkan kaum wanita salat di Masjid, bahkan terdapat perintah kepada suami agar mengizinkan istrinya untuk keluar ke masjid melaksanakan salat berjama’ah di malam hari bersama jama’ah laki-laki. Berkaitan dengan itu, peneliti melakukan pengklasifikasian hadis yang cenderung kontroversi itu, dan melakukan kritik sanad juga matan hadis. Dari kritik sanad dan matan hadis, masing-masing yang menyatakan wanita lebih afdal melaksanakan salat di rumahnya adalah hadis yang diantara periwayatnya ada yang dinilai lemah sehingga perlu melihat ada tidaknya penguat berupa mutābi’ maupun syāhid bagi jalur yang ada. Selain itu dari segi matan hadis, hadis tersebut bertentangan dengan al-Quran tentang perintah memakmurkan masjid, dan juga bertentangan dengan hadis yang lebih sahih. Oleh karenanya dapat diduga tidak memenuhi kreteria keshahihan matan hadis. Baik hadis yang melarang dan membolehkan, ditemukan bahwa dua-duanya adalah memiliki sanad dan matan hadis. Namun tidak bisa dihindari terjadinya pandangan yang berbeda dari masing-masing ulama, sehingga penulis mengangkat pandangan ulama hadis dan ulama fiqih baik ulama terdahulu maupun yang kontemporer terkait bagaimana menyikapinya.
Kata Kunci: Afdal, Wanita, Salat, rumah.Referensi
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an al-Karīm.
Ābādiy, al-Syaykh al-Muḥaddiṡ al-‘Allāmah Abū ‘Abd al-Raḥmān Syaraf al-Ḥaq al-‘Aẓīm, ‘Awn al-Ma’būd Syarḥ Sunan Abiy Dāwud (Cet. I; Bayrūt-Lubnān: Dār Ibn Ḥazm li al-Nasyr wa al-Tawzī’, 2005).
Al-‘Asqalāniy, al-Imām al-Ḥāfiẓ Syihāb al-Dīn Aḥmad bin ‘Aliy bin Ḥajar, Tahżīb al-Tahżīb, juz III (Cet. I; Dār al-Fikr, 1984).
Al-Azdiy, al-Imām al-Ḥāfiẓ al-Muṣannif al-Mutqin Abū Dāwud Sulaymān bin al-Asy’aṡ al-Sijistāniy, Sunan Abiy Dāwud, juz II (Ṣaydān-Bayrūt: al-Maktabat al-‘Aṣriyah, t.t.).
Al-Bagawiy, al-Imām, Syarḥ al-Sunnah (t.tp; al-Maktab al-Islāmiy, t.t.).
Al-Bazarah, Aḥmad Aḥmad, Marwiyāt al-Imām Aḥmad fī al-Tafsīr, juz III (al-Mamlakat al-‘Arabiyyah al-Sa’ūdiyyah, t.t.).
Al-Bukhāriy, Muḥammad bin Ismā’īl Abū ‘Abdīllāh al-Ju’fiy, Ṣaḥīḥ al-Bukhāriy juz I ( Cet. I, t.tp.: Dār Ṭūqi al-Najāh, 1422 H.).
Al-Dasūqiy, al-Ālim al-‘Allāmah Syams al-Dīn al-Syaykh Muḥammad ‘Arafat, Khāsyiyat al-Dasūqiy ‘alā al-Syarḥ al-Kabīr, juz I (Cet.I; t.tp.: Dār al-Kutub al-‘Arabiyyah, t.t.).
Al-Dimasyqiy, al-Imām al-Ḥāfiẓ ‘Imād al-Dīn Abū al-Fidā’ Ismā’īl bin ‘Umar Ibn Kaṡīr, Tafsīr Ibn Kaṡīr, juz VI (Cet. I; Bayrūt-Lubnān: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1998).
Al-Ḥanafiy, al-Syaykh ‘Abd al-Ganiy al-Ganīmiy al-Dimasyqiy al-Maydāniy, al-Lubāb fī Syarḥ al-Kitāb, juz I (Bayrūt-Lunbān: al-Maktabat al-‘Ilmiyyah, t.t.).
Al-Ju’fiy, Abū ‘Abdillāh Muḥammad Ibn Ismā’īl al-Bukhāriy, Ṣaḥīḥ al-Bukhāriy juz 1 (Cet.I; t.tp: Dār Ṭūqi al-Najāh: 1422 H.).
Al-Maglūṡ, Sāmiy bin ‘Abdillāh bin Aḥmad, Aṭlas al-Khalīfah ‘Umar bin al-Khaṭṭab (Cet. I; Maktabat al-Abīkān, 2005).
Al-Marwaziy, al-Imām Muḥammad bin Naṣri, Ta’ẓīmu Qadr al-Ṣalāḥ (Cet. I; al-Madīnat al-Munawwarah: Maktabat al-Dār, 1946).
Al-Nawawiy, Syaraḥ Ṣaḥīḥ Muslim juz II (Cet. I; al-Azhar: al-Maṭba’at al-Miṣriyah, 1929 M).
Al-Naysābūriy, al-Imām al-Ḥāfiẓ Abū al-Ḥusayn Muslim bin al-Ḥajjāj al-Qusyayriy, Ṣaḥīḥ Muslim. (Cet. I; al-Riyāḍ: Dār Ṭayyibah, 2006).
Al-Ṣalābiy, ‘Aliy Muḥammad, Faṣl al-Khiṭāb fī Sīrah Ibn al-Khaṭṭāb Amīr al-Mu’minīn ‘Umar bin al-Khaṭṭāb ra. (Cet. I; ‘Ayn Syams-al-Qāhirah: Maktabat al-Tābi’īn, 2002).
Al-Ṣāliḥiy, Muwaffiq al-Dīn Abū Muḥammad ‘Abdullāh bin Aḥmad bin Muḥammad bin Qudāmah al- al-Ḥanbaliy, Maqdisiy al-Jammā’īliyy al-Dimasyqiy, al-Mugniy, juz II (Cet. III; al-Riyāḍ: Dār ‘Ālam al-Kutub li al-Ṭibā’ah wa al-Nasyr wa al-Tawzī’, 1997).
Al-Sijistāniy, al-Imām al-Ḥāfiẓ Abī Dāwud Sulaymān bin al-Asy’aṡ, Sunan Abī Dāwud, juz I (Cet. I; Bayrūt-Lubnān: Dār Ibni Ḥazm, 1997).
Al-Syarbayniy, al-Syaykh Syams al-Dīn Muḥammad bin Muḥammad al-Khaṭīb, Mugniy al-Muḥtāj ilā Ma’rifati Ma’āniy Alfāẓ al-Minhāj, juz I (Bayrūt-Lubnān: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2000).
Al-Syawkāniy, al-Imām Muḥammad bin ‘Aliy, Nayl al-Awṭār Syarḥ Muntaqā al-Akhbār, (Lubnān: Bayt al-Afkār al-Dawliyah, 2004).
Al-Ṭabariy, Abū Ja’far Muḥammad bin Jarīr, Tafsīr al-Ṭabariy, juz XVII (Cet. I; al-Qāhirah: Hijru li al-Ṭibā’ah wa al-Nasyr wa al-Tawzī’ wa al-I’lān, 2001).
Al-Zuḥayliy, Wahbah, al-Fiqhu al-Islāmiyyu wa Adillatuhu , juz juz II (Cet II; Sūriyah-Dimasyqa: Dār al-Fikr, 1985).
http://fatwa.islamweb.net/fatwa/indeks.php?/. Diakses pada Rabu, 29/11/2017.
Ibn Bāz, ‘Abd al-‘Azīz bin ‘Abd Allah bin ‘Abd al-Raḥmān, Majmū’ Fatāwā wa Maqālāh Mutanawwi’ah, juz X dan XII (Cet. I; al-Riyāḍ: Dār al-Qasīm, 1420 H).
Ibn Mājah, Abū ‘Abdillāh Muḥammad bin Yazīd al-Qazwayniy, Sunan Ibni Mājah (Cet. I; al-Riyāḍ: Maktabat al-Ma’ārif li al-Nasyri wa al-Tawzī’, 1406 H.).
Lidwa Pusaka i-Software - Kitab 9 Imam Hadist.
Majma’ al-Malik Fahd li Ṭibā’at al-Muṣḥaf al-Syarīf, al-Qur’an al-Karīm wa Tarjumatu Ma’ānīhi bi al-Lugat al-Indūnīsiyyah, (al-Madīnat al-Munawwarah, 1418H.).
Al-Nawawiy, Muḥy al-Dīn Yaḥyā bin Syaraf bin Marriy bin Ḥasan bin Ḥusayn bin Ḥizām, Ṣaḥīḥ Muslim bi Syarḥ al-Nawawiy juz V (Cet. I; al-Azhar-Miṣra: al-Maṭba’ah al-Miṣriyyah, 1929 M.).