EVALUATION AND STUDY PLAN THE FISHERMEN SETTLEMENT CASE STUDY: WURING VILLAGE, WEST ALOK DISTRICT, SIKKA REGENCY
Abstract
Abstrak. Desa nelayan merupakan desa yang mata pencaharian penduduknya adalah perikanan laut. Meningkatnya jumlah penduduk desa nelayan menyebabkan peningkatan kebutuhan hidup yaitu kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan serta mengakibatkan kondisi kualitas lingkungan yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mengkaji kondisi pola spasial permukiman nelayan dan arahan penataan permukiman nelayan di Permukiman Wuring. Penelitian dilakukan dengan penelitian kualitatif. Tahap ini akan melakukan evaluasi dan penilaian kondisi spasial permukiman. Analisis data yang digunakan didasarkan pada skor dengan kriteria dan indikator yang telah ditentukan (Dirjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan kegiatan identifikasi Kawasan Permukiman. Kumuh). Evaluasi kondisi permukiman nelayan di Perkampungan Wuring dapat dilihat dari nilai total keseluruhan komponen penilaian untuk Sembilan komponen penilaian. Hasil yang diperoleh adalah 2,88, artinya secara keseluruhan kualitas permukiman nelayan masih tergolong buruk karena di bawah angka 3. Arah pengembangan Perkampungan Wuring harus berdasarkan tata guna lahan. Pembagian zonasi kawasan permukiman nelayan Desa Wuring terdiri atas: Zona I, Perdagangan dan Jasa, Zona II, Pemanfaatan dan Zona III, Perlindungan. Kami menyimpulkan bahwa Desa Wuring dinilai buruk oleh karena itu mereka harus menata kembali kawasan tersebut menjadi zona tiga titik, Zona II dan Zona III.
Kata Kunci: Evaluasi; Penilaian; Pola Ruang; Perkampungan Wuring; Zona
Abstract. The increase in the fisherman village population causes an increase in the necessities of life, namely the need for clothing, food, shelter, education, and health, and leads to poor environmental quality conditions. This study aims to evaluate and assess the condition of the spatial pattern of fishermen settlements and the direction of arrangement of the fishermen settlement in Wuring Village. The research was conducted by qualitative research. This stage will carry out an evaluation and assessment of the spatial conditions of the settlement. The data analysis used is based on a score with predetermined criteria and indicators (DirjenCiptaKarya, Ministry of Public Work, 2014, concerning Guidelines for Implementation of Settlement Area identification activities. Grungy). Evaluation of the condition of the fishermen settlement in Wuring village can be seen from the total value of the overall assessment components for the 9 assessment components. The result obtained is 2.88, meaning that the overall quality of the fishermen settlement is still considered poor because it is below number 3. The zoning division in the fishing settlement area of Wuring village consists of Zone I, Trade and services, Zone-II, Utilization, and Zone III, Protection. We conclude that Wuring Village assed as a bad point therefore they should rearrange the area to be three-point Zone I, Zone II, and Zone III.
Keywords: Evaluation; Assessment; Spatial Pattern; Wuring Village; Zone
Downloads
References
Fachrudin, Hilma Tamiami, and Fadila Rahmadani. 2019. “Penataan Kampung Nelayan Dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi di Kelurahan Bagan Deli Kota Medan.” Jurnal Arsitektur ARCADE 3(2): 148–52.
Hariyono, Paulus. 2010. Perencanaan Pembangunan Kota dan Perubahan Paradigma. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Himan, Muhammad, Muh Syarif, and Manat Rahim. 2018. “Analisis Ketersediaan Prasarana Dan Sarana Permukiman Nelayan Di Kelurahan Lakologou Kecamatan Kokalukuna Kota Baubau.” Jurnal Perencanaan wilayah 3(2): 1–15.
Nafsi, Nur, Siti Belinda, Santi, and Aspin. 2019. “Karakteristik Permukiman Kumuh.” 1(1): 30–39.
Raharjo. 2014. Pengantar Sosiologi Pedesaan Dan Pertanian. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ristianti, Novia Sari. 2015. “Pengembangan Konsep Wisata Apung Kampung Nelayan Pesisir Balikpapan.” Ruang 1(1): 31–40.
Ruli, As’ari, and Fadjarani Siti. 2018. “Penataan Permukiman Kumuh Berbasis Lingkungan.” 15(1): 56–67.
Surtiani, Eny endang. 2006. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terciptanya Kawasan Permukiman Kumuh Di Kawasan Pusat Kota (Studi Kasus : Kawasan Pancuran, Salatiga).” Universitas Diponegoro.
Susanto, Roswita Rensa. 2016. “Penataan Permukiman Nelayan Menuju Kawasan Zero Waste.” ARTEKS, Jurnal Teknik Arsitektur 1(1): 83–98.
Wiarni, Suci, Windy Mononimbar, and Suryadi Supardjo. 2018. “Analisis Tingkat Kekumuhan Kawasan Permukiman di Kecamatan Kotamobagu Timur.” Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 5(1): 61–70.
Copyright (c) 2020 Alexius Boer
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
By submitting your manuscript to our journal, you are following Copyright and License