TAMAN KANAK KANAK BAGI PENYANDANG AUTISME DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR PERILAKU
Abstract
Abstrak_ Pendidikan dasar bagi seorang anak merupakan hal fundamental yang akan mempengaruhi dan membentuk anak memiliki karakter yang tangguh, termasuk juga bagi anak berkebutuhan khusus, dalam hal ini berpusat pada anak autis. Anak-anak penyandang autisme memiliki karakteristik yang berbeda, yaitu anak autis tidak dapat berinteraksi secara normal dengan individu yang lainnya. Pendidikan untuk anak autisme lebih ditekankan dimulai saat mereka masih taman kanak-kanak, sehingga dibutuhkan fasilitas pendidikan yang diperuntukkan bagi penyandang autisme. Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan karakteristik sekolah taman kanak-kanak bagi penyandang autisme, agar dapat menjadi stimulus bagi tumbuh kembang anak autis. Kebutuhan akan ruang untuk sosialisasi sangat berguna bagi anak-anak penyandang autisme dikarenakan mereka memilik masalah pada interaksi sosialnya. Penelitian ini lebih kepada menunjukkan kriteria yang diperlukan dalam menciptakan ruang interaksi sosial yang dapat berguna membantu dalam proses merancang bangunan bagi anak autis. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode kualitatif deskriptif yaitu dengan menggunakan studi literatur yang berkaitan dengan kriteria desain yang dapat berguna dalam menciptakan sebuah sekolah taman kanak-kanak penyandang autisme. Hasil dari penelitian ini yaitu kriteria desain untuk sekolah taman kanak-kanak tersebut dapat mempertimbangkan segi pendekatan arsitektur perilaku dalam mendesain, sehingga mengenali karakteristik pengguna agar dapat tercipta kenyamanan dan keamanan bagi si pengguna (user).
Kata kunci: Arsitektur Perilaku; Penyandang Autisme; Taman Kanak – Kanak.
Abstract_ Basic education for a child is a fundamental thing that will influence and shape the child to have a strong character, including for children with special needs, in this case centering on children with autism. Children with autism have different characteristics, namely, autistic children cannot interact normally with other individuals. Education for children with autism is more emphasized starting when they are still in kindergarten so that educational facilities are needed for people with autism. The purpose of this study is to describe the characteristics of kindergarten schools for people with autism. The need for space for socialization is very useful for children with autism because they have problems in their social interactions. This research is more to show the criteria needed in creating a space for social interaction that can be useful in helping in the process of designing buildings for children with autism. The research method used in this research is the descriptive qualitative method, namely by using literature studies related to design criteria that can be useful in creating a kindergarten school with autism. So, by paying attention to these design criteria the school can have comfort and safety for children with autism. Also, the resulting design criteria can be considered in terms of a behavioral architectural approach.
Keywords: Behavior Architecture; People with Autism; Kindergarten.
Downloads
References
Agustina, Yoyok, Ari Widyati Purwantiasning, and Lutfi Prayogi. 2018. “Penerapan Konsep Arsitektur Perilaku Pada Penataan Kawasan Zona 4 Pekojan Kota Tua Jakarta.” Jurnal Arsitektur Purwarupa.
Apriyani, Nita, Jurusan Pendidikan, and Luar Biasa. 2012. “Pelayanan Pendidikan Anak Dengan Gangguan Autisme Di Sekolah Dasar Islam Fitrah Al-Fikri.” JPK : Jurnal Pendidikan Khusus.
Asrizal. 2016. “Penanganan Anak Autis Dalam Interaksi Sosial.” Jurnal PKS.
Astuti, Anggi Dwi. 2019. “Kajian Furniture Pada Interior Ruang Kelas Penyandang Autis.” Narada : Jurnal Desain Dan Seni. https://doi.org/10.22441/narada.2019.v6.i2.002.
Diba, Nur Farra, and Atie Ernawati. 2015. “Autism Care Center Dengan Pendekatan Behaviour Architecture Di Jakarta Timur.” Faktor Exacta.
Ekawati, Yeanny, and Yustina Yettie Wandansari. 2012. “Perkembangan Interaksi Sosial Anak Autis Di Sekolah Inklusi: Ditinjau Dari Perspektif Ibu.” Experientia: Jurnal Psikologi Indonesia.
Fitria, Tika Ainunnisa. 2018. “Pengaruh Seting Ruang Terhadap Perilaku Pengguna Dengan Pendekatan Behavioral Mapping.” Jurnal Arsitektur Dan Perencanaan (JUARA). https://doi.org/10.31101/juara.v1i2.775.
Indina, Gheista, Rinawati P Handajan, and Triandi Laksmiwati. 2014. “Penerapan Warna Dan Cahaya Pada Interior Ruang Terapi Dasar Dengan Pendekatan Visual Anak Autis.” Student Journal Universitas Brawijaya.
Jaja, Suteja. 2014. “Bentuk Dan Metode Terapi Terhadap Anak Autisme Akibat Bentukan Perilaku Sosial.” Jurnal Edueksos.
Laurens, Joyce Marcella. 2004. “Arsitektur Dan Perilaku Manusia.” In Arsitektur Dan Perilaku Manusia.
Maghfiroh, Virgin Suciyanti, and Mas Ian Rif’ati. 2019. “Psikoedukasi Autisme (Autism Spectrum Disorder).” ResearchGate.
Sambira, and Lutfi Isni Badiah. 2018. “Karakteristik Dan Kebutuhan Anak Berkebutuhan Khusus.” Karakteristik Dan Kebutuhan Anak Berkebutuhan Khusus.
Sriti Mayang Sari. 2006. “Konsep Desain Partisipasi Dalam Desain Interior Ruang Terapi Perilaku Anak Autis.” Dimensi Interior.
Muljadi, Jessica. dan Canadarma, Wanda. 2016. “Fasilitas Terapi dan Sekolah bagi Penyandang Autisme di Surabaya”. Jurnal eDIMENSI Arsitektur. Vol. IV. No. 2. Hal. 521-528. UK.Petra.
Muslikh, 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 33 tahun 2008. diambil dari URL : https://simpuh.kemenag.go.id/regulasi/permendiknas_33_08.pdf pada tanggal 2 juli 2021, jam 12.55 WIB
Copyright (c) 2021 Yusnia Hanna Yulistya, Josephine Roosandriantini
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
By submitting your manuscript to our journal, you are following Copyright and License