POLA SEBARAN PERMUKIMAN KUMUH (STUDI KASUS : KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG)

  • Aspin Aspin Universitas Halu Oleo
    (ID)
  • Nur Nafsi Arsitektur, Universitas Halu oleo
    (ID)

Abstract

Abstrak_ Kecamatan Semarang Utara merupakan Kecamatan dengan potensi sosial ekonomi yang tinggi karena didalamnya terdapat pelabuhan, stasiun kereta api dan kawasan-kawasan komersial, potensi sosial ekonomi yang tinggi menyebabkan tingginya aktivitas di lokasi tersebut. Akibatnya wilayah tersebut menarik untuk dijadikan sebagai tempat bermukim, seiring berjalannya waktu banyak pendatang yang ingin tinggal dan menetap di wilayah tersebut, yang kemudian berimbas pada meningkatnya kebutuhan lahan, dan akhirnya mendirikan bangunan di lahan-lahan yang terbatas dan berpotensi untuk menimbulkan kawasan-kawasan kumuh.Penelitian ini bertujan untuk mengetahui Pola Sebaran Permukiman Kumuh di Kecamatan Semarang Utara.Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan analisis pola sebaran permukiman kumuh yang meliputi sebaran permukiman kumuh dan bentuk-bentuk permukiman kumuh.Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan rasionalistik. Terdapat 10 titik sebaran permukiman kumuh di Kecamatan Semarang Utara, 6 titik sebaran kawasan kumuh diantaranya membentuk pola permukiman terpusat atau mengelompok, dan 4 titik sebaran kawasan kumuh lainnya membentuk pola permukiman linier mengikuti jalan, mengikuti sungai dan rel kereta api. Kawasan kumuh tersebut cenderung tumbuh mendekati sekitar kawasan industri, kawasan sempadan sungai, kawasan pasar, kawasan pelabuhan, stasiun dan rel kereta api.

Kata Kunci: Permukiman Kumuh; Sebaran Permukiman; Pola Permukiman.

 

Abstract_ North Semarang Sub-district is a sub-district with high socio-economic potential. There are ports, railway stations, and commercial areas; high socio-economic potential causes high location. As a result, the site is interesting to be used as a place to live; as the passage of time, many migrants want to stay and settle in the area, which then impacts on the increasing demand for land, and eventually builds buildings on limited grounds and potentially to cause slum areas. This research aims to find out the pattern of the distribution of slum settlements in the North Semarang District. To achieve these objectives, several analyses are analyzed for slum settlement patterns covering the distribution of slums and slum forms—this research using the qualitative descriptive method with a rationalistic approach. There are 10 points of distribution of slum settlements in the North Semarang Sub-district, 6 spots of slum areas among them form a centralized or clustered settlement pattern, and four other spots of slum areas form a linear settlement pattern following the road, following the rivers and railways. The slum areas tend to grow close to industrial areas, riverbanks, market areas, port areas, stations, and railways.

Keywords:  Slum Settlement; Distribution Of Settlements; Settlement Patterns.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Auliannisa, Dywangga. (2009). Permukiman Kumuh Di Kota Bandung.Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Departemen Geografi.Universitas Indonesia.

Gumilang, Galang Surya.“Metode Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Bimbingan & Konseling.Jurnal Fokus Konseling Universitas Nusantara PGRI Kediri.Vol.2 No.2(2016):145.

Landoala, Tasrif. (2013). Pola Permukiman. Diakses 27 Juli 2017 dari http://jembatan4.blogspot.co.id/2013/08/pola-permukiman.html

Muhadjir, Noeng. (1996). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit Rake Sarasin.

Nazir, Mohammad. (1998). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Novitasari, Shella. (2011). Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk Berdasarkan Pola Permukiman Linier dan Mengelompok Disekitar Sungai Ogan, Provinsi Sumatera Selatan. Depok: Skripsi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Departemen Geografi. Universitas Indonesia.

Pasundanie, Adhinda P. A. (2009). Pola Permukiman Eks Karyawan BPM Di Tarakan.Tesis Universitas Brawijaya.

Pemerintah Indonesia (2014).Surat Kepurusan (SK) Walikota Semarang No.050/801/2014 Tentang Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kota Semarang. Semarang.

Surtiani, Eny Endang. (2006). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terciptanya Kawasan Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota (Studi Kasus : Kawasan Pancuran, Salatiga). Tesis Program Pascasarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah Dan Kota. Universitas Diponegoro.

Wulan, Anggun S. Kartika. (2016). Pengembangan Kampung Di Desa Karangwuni, Kecamatan Wates, Kulon Progo Berbasis Ekokultur.Skripsi Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik.Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Published
2021-06-30
How to Cite
Aspin, A., & Nafsi, N. (2021). POLA SEBARAN PERMUKIMAN KUMUH (STUDI KASUS : KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG). Nature: National Academic Journal of Architecture, 8(1), 39-52. https://doi.org/10.24252/nature.v8i1a4
Section
ARTICLE VOL 8 NO 1, JUNE 2021
Abstract viewed = 1670 times