DAMPAK SEDIMENTASI SUNGAI TALLO TERHADAP KERAWANAN BANJIR DI KOTA MAKASSAR

  • Zulfahmi Zulfahmi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
  • Nur Syam AS Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Bosowa 45 Makassar,
    (ID)
  • Jufriadi Jufriadi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Bosowa 45 Makassar
    (ID)

Abstract

Kota Makassar memiliki 2 sungai besar yang bermuara di pantai Makassar bagian barat, yaitu Sungai Tallo, Sungai Jeneberang. Pada daerah sekitaran Sungai Tallo, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar telah menetapkan 19 titik rawan banjir yang berpengaruh di Kota Makassar. Kondisi air Sungai Tallo yang sering meluap dari sungai karena debitnya bertambah dengan cepat sehingga melebihi daya tampung sungai air hujan yang jatuh dipermukaan mengikis tanah sehinggah terbawa oleh aliran air kedalam sungai. Kondisi inilah yang menghasilkan dampak dari proses sedimentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak yang ditimbulkan dari sedimentasi Sungai Tallo terhadap tingkat pendangkalan dan memberikan arahan pengendalian pemanfaatan ruang di sekitar Sungai Tallo berdasarkan klasifikasi tingkat kerawanan banjir. Penelitian ini menggunakan analisis USLE (Universal Soil Loss Equation) untuk memperkirakan laju erosi dengan mengoverlay beberapa faktor, analisis citra SPOT dengan pengelolaan dari data hasil rekaman citra satelit dan data DEM ditahun 2010 dan 2014, dan analisis kerawanan banjir dengan metode rasional. Hasil analisis menunjukkan kondisi sedimentasi dengan tingkat pendangkalan yang berbeda-beda sehingga menghasilkan 4 area pendangkalan akibat kerawanan erosi yaitu area kurang rawan 0,34 km2, agak rawan 6,63 km2, rawan 1,53km2 dan sangat rawan 10,30 km2 dengan erosi total sebesar 559,88 ton/km2/tahun, hal tersebut menyebabkan terjadinya penyempitan garis sungai, perubahan aliran sungai Tallo dan terjadinya banjir akibat rendahnya lantai dasar sungai. Untuk mencengah kerawanan banjir dilakukan berupa rekayasa strukutral yaitu perbaikan alur sungai, normalisasi saluran dengan cara penghijauan sedangkan rekayasa non struktural yaitu partisipasi masyarakat dan penegasan pada peraturan yang telah diundang-undangkan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

BPS. (2015). Kecamatan Panakukang dalam Angka Tahun 2015. Makassar: Badan Pusat Statistik.

Kodoatie, R. J., & Sugiyanto. (2002). Banjir ; Beberapa Penyebab dan Metode Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Latief, R. (1992). Analisa Dampak Luapan Anak Sungai Tallo terhadap Peruntukan Permukiman di Kelurahan Panaikang Kecamatan Panakukang. Ujung Pandang: Skripsi : Universitas 45 Makassar.

Suripin. (2004). Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta: ANDI.

Suryono, & Sudarsono. (1989). Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta: Pradya Paramita.

Published
2016-11-02
How to Cite
Zulfahmi, Z., AS, N. S., & Jufriadi, J. (2016). DAMPAK SEDIMENTASI SUNGAI TALLO TERHADAP KERAWANAN BANJIR DI KOTA MAKASSAR. Plano Madani : Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota, 5(2), 180 - 191. https://doi.org/10.24252/jpm.v5i2.1581
Section
ARTICLES
Abstract viewed = 1625 times