IDENTIFIKASI DAN STRATEGI MITIGASI BENCANA KEKERINGAN POTENSIAL DI KABUPATEN SEMARANG
Abstract
Kekeringan merupakan salah satu bencana alam yang biasa terjadi pada musim kemarau terutama di wilayah yang memiliki ketersediaan cadangan air rendah. Kabupaten Semarang termasuk ke dalam 12 kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang ditetapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai wilayah tanggap darurat bencana kekeringan. Berdasarkan hal tersebut maka Kabupaten Semarang rawan terhadap bencana kekeringan. Tujuan dari penelitian ini, yaitu (1) mengidentifikasi sebaran area rawan bencana kekeringan di Kabupaten Semarang, (2) menganalisis jenis kekeringan yang terjadi di Kabupaten Semarang, (3) mengetahui manajemen bencana kekeringan yang tepat dilakukan di Kabupaten Semarang. Penelitian ini menggunakan metode weighted overlay untuk mengidentifikasi sebaran area potensial bencana kekeringan. Metode ini dilakukan dengan overlay 4 parameter utama untuk identifikasi kekeringan wilayah, yaitu bentuklahan, kedalaman air tanah, kerapatan alur, dan tekstur tanah. Hasil dalam penelitian ini berupa peta sebaran area rawan bencana kekeringan di Kabuapaten Semarang. Area dengan tingkat kerawanan bencana kekeringan tinggi mencapai 17,25% dari wilayah Kabupaten Semarang. Area dengan tingkat kerawanan tinggi tersebut yaitu di Kecamatan Ungaran Barat, Ungaran Timur, Pringapus, Bancak, Pabelan, Suruh, Getasan, dan Banyubiru. Jenis kekeringan yang terjadi di Kabupaten Semarang bukanlah kekeringan meteorologis yang disebabkan oleh rendahnya curah hujan melainkan kekeringan hidrologis yang disebabkan karena kurangnya cadangan air tanah akibat kondisi fisik lahan yang tidak mendukung. Manajemen bencana yang tepat untuk bencana kekeringan potensial di Kabupaten Semarang adalah program pengendalian dan pelestarian sumberdaya air yang diwujudkan dengan pemanfaatan air secara efektif dan efisien, serta program penyadaran masyarakat tentang pentingnya air dan kondisi fisik wilayahnya yang cenderung kekurangan air.Downloads
References
Darmawijaya, M. Isa. (1990). Klasifikasi Tanah: Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah dan Pelaksana Pertanian di Indonesia, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.
Hakim, Nurhajati, dkk. (1986). Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Lampung, Badan Penerbitan Universitas Lampung.
Hardjowigeno, Sarwono. (1997). Ilmu Tanah, Jakarta, PT. Mediyatama Sarana Perkasa.
Heryawan, Heri. (2001). “Pemanfaatan Data Digital Satelit Landsat TM untuk Penentuan Tingkat Kekeringan Lahan Di Kabupaten Sukoharjo”, Tesis, Fakultas Geografi UGM.
Kodoatie, Robert J., dkk. (2006). Pengelolaan Bencana Terpadu: Banjir, Longsor, Kekeringan, dan Tsunami, Jakarta, Penerbit Yarsif Watampone (Anggota IKAPI).
Kusumasari, Bevaola. (2014). Manajemen Bencana dan Kapabilitas Pemerintah Lokal, Yogyakarta, Penerbit Gava Media.
Martha, Joice. (1989). Mengenal Dasar-Dasar Hidrologi, Bandung, Penerbit NOVA.
Nurjanah, dkk. (2011). Manajemen Bencana, Bandung, Penerbit Alfabeta.
Ramli, Soehatman. (2010). Pedoman Praktis Manajemen Bencana (Disaster Management), Jakarta, Penerbit Dian Rakyat.
Zuidam, Van. (1979). ITC Textbook of Photo-Interpretation Volume VII Chapter 6: Terrain Analysis and Classification Using Aerial Photographs, Belanda, ITC, International Institute for Aerial Survey and Earth Sciences.
Zuidam, Van. (1983). Guide to Geomorphologic Aerial Photographic Interpretation and Mapping, Belanda, ITC, International Institute for Aerial Survey and Earth Sciences.
Copyright (c) 2019 Plano Madani : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
By Submitting your manuscript to our journal, your are following Copyright & License