Isolasi Cendawan Rhisozfer Penghasil Hormone Indol Acetic Acid (IAA) Pada Padi Aromatik Tanatoraja

  • Abri Abri Jurusan Agroteknologi, Universitas 45 Makassar

Abstrak

Kualitas  jenis  padi  akan  berpengaruh  pada  selera  makan.    Jenis  padi  yang  menghasilkan  nasi pulen dan aromanya wangi merupakan keunggulan jenis padi aromatik. Namun sulit dijumpai dan harganya  mahal.  Sulawesi  Selatan,  khususnya  daerah  Tanah  Toraja  merupakan  daerah pengembangan padi aromatik yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Budidaya yang diterapkan masih bersifat tradisional dan berbasis kearifan lokal yaitu tanpa penggunaan pupuk, pestisida dan obat  kimia  lainnya,  sehingga  diharapkan  terdapat  keragaman  biodiversitas  mikroorganisme  yang tinggi  di  dalam  tanah  terutama  cendawan  rhizosfer  yang  menghasilkan  hormon Indol  Acetic  Acid (IAA). Rhizosfer  tanaman  padi  aromatik  diambil  sebanyak  10  gram  disuspensikan  dalam  100  ml aquades  steril.  Pemurnian  dilakukan  dengan  memindahkan  satu  koloni  jamur  pada  medium  PDA steril  yang  baru. Pengukuran  produksi  IAA  dilakukan  dengan  mengkulturkan  1  lup  penuh  isolat cendawan rhizosfer pada media  Potato Dextrose Agar (PDA) dengan penambahan L-Triptofan  dan selama 48 jam pada ruang gelap dengan suhu ruang. IAA dengan kertas saring kemudian disentrifius 3000 rpm selama 30 menit, tambahkan 2 tetes  asam orthofosfat, lalu tambahkan lagi dengan 4 ml reagen Salkowski (50 ml, 35% asam sulfat, 1 ml 0,5 mol larutan FeCl3), simpan ruang gelap selama 24  jam,  perubahan  warna  larutan  menjadi  pink  berarti  isolat  cendawan  telah  memproduksi  IAA. Pengukuran  absorbansi serapan IAA  nya  dengan  menggunakan  spektrometer  (spectronic 20)  pada panjang  gelombang  530  nm. Hasil  isolasi  cendawan  rhizosfer  padi  aromatik  jenis  Pare  kaloko menghasilkan 19 isolat dan Pare Bau 15 isolat. Rata-rata produksi Indole Acetic Acid (IAA) sebesar 0,556-2.190  mg/L  dihasilkan  oleh  isolat  pare  Kaloko,  sedangkan  rata  rata  produksi  IAA  yang dihasilkan oleh isolat pare Bau sebesar 0,048 – 1,8101,435 mg/L
Abstrak viewed = 548 times