Karakter Ekologis Pohon, Sapling dan Seedling di DTA Mataair Blembem dan Kalas di Hutan Adat Wanasadi, Gunungkidul

  • RETNO PENI SANCAYANINGSIH Laboratorium Ekologi dan Konservasi, Fakultas Biologi UGM
    (ID)
  • PURNOMO PURNOMO Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Fakultas Biologi UGM
    (ID)
  • TAUFIK HIDAYAT Jurusan Geodesi, Sekolah Vokasi UGM
    (ID)
  • PURNO SUDIBYO Laboratorium Ekologi dan Konservasi, Fakultas Biologi UGM

Abstrak

Hutan adat Wanasadi, Gunungkidul merupakan hutan yang masih disakralkan oleh masyarakat setempat, sehingga keberadaannya sangat terjaga. Beberapa mataair yang ada di dalam hutan adat ini tercatat ada 3 buah, di antaranya adalah mataair Blembem dan Kalas. Mataair tersebut merupakan mataair yang menjadi sumber air bersih bagi masyarakat setempat dengan debit yang cukup besar. Hadirnya hutan yang cukup terjaga di suatu Daerah Tangkapan Air (DTA) ini diduga menyebabkan pelestarian mataair, karenanya penelitian analisis pohon, sapling dan seedling di sekitar mataair tersebut dilaksanakan untuk memprediksikan keberlanjutan mataair. Pohon, sapling dan seedling dianalisis menggunakan 6 buah plot ukuran 5 x 5 m2 yangdicuplik secara random di sekitar mataair Blembem dan Kalas mewakili vegetasi di sekitar mataair Wanasadi.  Terdapat 12 jenis pohon, 17 jenis sapling, dan 34 jenis seedling. Cyathocalyx sp. dan Syzygium racemosum merupakan jenis yang paling adaptif di lingkungan Wanasadi, dan mempunyai nilai kelestarian yang tinggi karena Cyathocalyx mempunyai INP untuk pohon, sapling dan seedling berturut turut adalah 58,80%; 79,50%; dan 31,21%; sedangkan INP untuk Syzygium racemosum pohon, sapling dan seedlingnya berturut-turut sebesar 32,78%; 22,05%; dan 22,44%.

 

Kata kunci: Wanasadi, DTA, Cyathocalyx sp. dan Syzygium racemosum.

Abstrak viewed = 575 times