Islam dan Kebangsaan : Studi tentang Politik Islam masa Pergerakan Nasional di Indonesia

  • Nasihin Nasihin
    (ID)

Abstract

This paper describes the political Islam that is applied by the Dutch government during the National Movement and its implications to the formation of the State of Indonesia. As a government policy, political Islam is precisely be the trigger for a variety of organizations labeled Islam to realize itself as an entity of Muslims and as people bumiputera. Principal important issues raised in this paper is how Islam can become binding nationality bumiputera people in Indonesia?. Re related to social phenomena of all Islamic, from time to time, in principle, does not shift to the issue of the integrity of the Ummah and the " truth " doctrine. Therefore, a brief conclusion resulting from this paper is that, during the national movement, Islam has found the "common enemy" in the form of colonialism and the Christianization which has been legalized by the Dutch government. In this context, the policy of Political Islam is precisely turned into motivation for the creation of a unity of the ummah (read: unity, ed) In building a national image and "truth" doctrine, whichhas been a crucial struggle for Muslims. In a different context, Political Islam is very powerful precisely applied by the colonialists as an attempt to break up the unity of the ummah or people bumiputera, when Muslims and or people faced with the problem of building bumiputera state system. Islam is able to be binding unity" nationality", but Islam has not been able to be binding "state" bumiputera people.

References

A. Zainoel Ihsan, Cahaya di kegelapan, Capita Selecta kedua Boedi Oetomo dan Sarekat Islam pertumbuhannya dalam dokumen asli, Jakarta: Jayasakti, 1981.

Aboebakar Aceh, Sekitar Masuknya Islam ke Indonesia, Semarang: C.V. Ramadhani, 1979.

Ahearn, Laura M., Annual Review Antrhropologi 2001.30:109-137. Dalam Agency, Knowledge and nature 1&2, Yogyakarta: Academy Professorship Indonesia dan

Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, 2007.

Aqib Suminto, Politik Islam Hindia Belanda Het Kantoor voor Inlandsche zaken, Jakarta: LP3ES, 1985.

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara abad XVII dan XVIII akar pembaharuan Islam Indonesia (cet.2), Jakarta: Prenada Media, 2005.

Benda, Harry J., Bulan Sabit dan Matahari Terbit Islam Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang, Jakarta: Pustaka Jaya, 1980.

Dahm, Bernhard., Sukarno and the Struggle for Indonesian Independence, Ithaca and London: Cornell University Press, 1969.

Dobin, Cristin., Kebangkitan Islam Dalam Ekonomi Petani yang Sedang Berubah, Jakarta: INIS, 1992.

Feillard, Andre., NU vis a vis Negara Pencarian Isi Bentuk dan Makna (Jogjakarta: LKiS, 1999).

Geertz, Clifford., Santri, Abangan, Priyayi dalam Masyarakat Jawa, Jakarta: Pustaka Jaya, 1981.

Gouda, Frances., Dutch Culture Overseas Praktik Kolonial Di Hindia Belanda 1900-1942, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2007.

Graaf, H.J. De., dan Pigeaud, TH., Kerajaan Islam Pertama di Jawa Tinjauan Sejarah Politik Abad XV dan XVI (terj.), Jakarta: PT. Pustaka Utama dan KITLV, 1986.

Hurgronje, Snouck., Perayaan Mekah, seri INIS jilid V, Jakarta: INIS, 1989.

Ibrahim Alfian, Perang di Jalan Allah, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1987.

Ingleson, John., Jalan Ke Pengasingan Pergerakan Nasionalis Indonesia Tahun 1927-1934, Jakarta: LP3ES, 1978.

Jacobs, Hubert., Sejarah Gereja di Indonesia (cet. II), Jakarta: Badan Penelitian Kristen, 1966.

Kahin, Audrey., Dari Pemberontakan ke Integrasi: Sumatera Barat dan Politik Indonesia, 1926-1998, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005.

Kaptain, Nico J.G., (edt.), Kekacauan dan Kerusuhan: Tiga Tulisan Tentang Pan-Islamisme di Hindia Belanda Pada Akhir Abad Kesembilan Belas dan Awal Abad Kedua Puluh, Leiden-Jakarta, Seri INIS XLIII, 2003.

Kohn, Hans., Nasionalisme Arti dan Sejarahnya, Jakarta: Erlangga, 1984.

Korver, A.P.E., Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?, Jakarta, Grafitipers, 1985.

Leirissa, R.Z., PRRI/ Permesta: Strategi Membangun Indonesia Tanpa Komunis, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1991.

Lev, Daniel S., The Transition to Guided Democracy: Indonesian Politic, 1957-1959, Ithaca, New York: Cornell University, 1966.

Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Suatu Kajian Tentang Unsur dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS, 1994.

Moh. Zainal S., Sedjarah Bunga dan Bergeloranya Pesantren Sampurnan, Gresik: BKK Maskumambang, 1962.

Nagazumi, Akira., Bangkitnya Nasionalisme Indonesia: Budi Utomo 1908-1918, Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 1989.

Nasihin., Sarekat Islam Mencari Ideologi 1924-1945, Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2012.

Rosihan Anwar, Pergerakan Islam dan Kebangsaan Indonesia, Djakarta: P.T. Kartika Tama, 1971.

Safrizal Rambe, Sarekat Islam Pelopor Bangkitnya Nasionalisme Indonesia 1905-1942, Jakarta: Yayasan Kebangkitan Insan Cendekia, 2008.

Sartono kartodirdjo, The Peasants’ Revolt of Banten in 1888, The Hague: Nijhoff, 1966.

Sihombing, Pemuda Indonesia menantang Fasisme Jepang, Djakarta: Sinar Djaya, tanpa tahun.

Subehan Sd., Langkah Merah: Gerakan PKI, 1950-1955, Jogjakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1996.

Taufik Abdullah., Islam dan Masyarakat Pantulan Sejarah Indonesia, Jakarta: LP3ES, 1987.

Ahmad Timur Jaylani dalam tesis M.A., The Sarekat Islam Movement: Its Contribution to Indonesian Nastionalisme, Montreal: McGill University, 1958.

Tamar Jaya, “Menurut H. Samanhudi”, Tahun 1905 Hari Kebangkitan Nasional, Jakarta: Prasarana dalam Seminar

Sejarah Perjuangan Islam Indonesia, 7-10 Mei 1971.

Encyclopedaie van Nederlansch Indie II, cet.I

Medan Prijaji, 1909, hlm. 10.

Medan Prijaji, 1909, hlm. 7.

Medan Prijaji, 1909, hlm. 8.

Pandji Islam, 31 Desember 1939, hlm. 7075/1034.-7076/1035.

Suara Muslim Indonesia, 15 Oktober 1944.

Published
2014-10-20
How to Cite
Nasihin, N. (2014). Islam dan Kebangsaan : Studi tentang Politik Islam masa Pergerakan Nasional di Indonesia. Rihlah: Jurnal Sejarah Dan Kebudayaan, 2(01), 11-26. https://doi.org/10.24252/rihlah.v2i01.1342
Section
Artikel
Abstract viewed = 798 times