KAJIAN KRITIS AKULTURASI ISLAM DAN BUDAYA LOKAL

  • Nasruddin Ibrahim Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
    (ID)

Abstract

slam needs culture in order to spread its missions, both in the form of customs, traditions, art and so on. However, it is nfecessary to distinguish which Islam is a religion of monotheism which is universal, absolute and eternal and which is relative and temporal as part of human creation and at the same time as an expression of Islam. Cultural da'wah is nothing but an effort to carry out dynamism and purification. Dynamics means cultural creations that have a tendency to always develop and change for a better and more Islamic direction. Meanwhile, purification is defined as an effort to purify values in culture by reflecting the values of monotheism. The scholars and proponents of Islam in the early era of the existence of Islam in the archipelago realized that the successful delivery of Islam to society had to be peaceful, and to avoid conflict between culture and religion, religious advocates used a culture that society understood and possessed, so that religious and cultural confrontations were avoided. and even complement each other so that acculturation occurs. In Islam there is culture, and in culture there are religious values, and all of them are practiced by humans.

Islam membutuhkan kebudayaan dalam rangka penyebaran misi-misinya, baik yang berupa adat, tradisi, seni dan sebagainya. Namun perlu dibedakan mana Islam  sebagai agama tauhid yang bersifat universal, absolut dan abadi dan mana yang bersifat relatif, dan temporal sebagai bagian dari kreasi manusia dan sekaligus sebagai ekspresi keislaman.Dakwah kultural tidak lain adalah upaya melakukan dinamisasi dan purifikasi. Dinamisasi bermakna sebagai kreasi budaya yang memiliki kecendrungan untuk selalu berkembang dan berubah ke arah yang lebih baik dan islami. Sedangkan purifikasi diartikan  sebagai usaha pemurnian nilai-nilai dalam budaya dengan mencerminkan nilai-nilai tauhid. Para ulama dan penganjur Islam di awal-awal era keberadaan Islam di nusantara menyadari bahwa, kesuksesan penyampaian Islam ke masyarakat haruslah damai, dan untuk menghindari pertentangan budaya dengan agama, para penganjur agama  menggunakan budaya yang masyarakat pahami dan miliki, sehingga komprontasi agama dan budaya terhindari dan malah saling melengkapi sehingga terjadi akulturasi. Dalam Islam ada budaya, dan dalam budaya ada nilai-nilai agama, dan semuanya dilakoni oleh manusia. 

References

Baidhawy, Zakiyuddin et al., eds., Agama dan Pluralitas Budaya Lokal, Surakarta: Pusat Studi Budaya UNISMU, 2003

Fatah, Sukur. Sejarah Peradaban Islam. Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra 2010

Geertz, Clifford, Kebudayaan dan Agama, Yogyakarta: Kanisius, 1992.

Hamid, Abu. Selayang Pandang Uraian Tentang Islam dan Kebudayaan Orang Bugis Makassar dalam Andi Rasdiyanah Amir, ed., Bugis Makassar dalam Peta Islamisasi Ujungpandang: IAIN Alauddin 1982

Mark R. Woodward, ed., To Ward a New Paradigm: Recent Depelompments in Indonesia Islamic Thoughat, terj. Ihsan Ali-Fauzi, Jalan Baru Islam, Memetakan Paradigma Muthahir Islam di Indonesia, Cet. I; Bandung: Mizan, 1998

Mattulada. Latoa, Suatu Lukisan Analisis Terhadap Antropologi, Politik Orang Bugis, Yokyakarta : Universitas Gajamada Press, 1985

Nh Rifai Daeng Massuro, Dato Ri Tiro; antara Kisah dan Mitos, http:// sejarah. kompasiana. com/2010/07/29/dato-ri-tiro-antara-kisah-dan-mitos-209081.html (19 Mei 2015)

Rahman, Nurhayati Cinta, Laut dan Kekuasaan Dalam Epos La Galigo Makassar: La Galigo Press, 2006

Rasdiyanah, Andi. Integrasi Sistem Pangadereng (Adat) dengan Sistem Syariat sebagai Pandangan Hidup orang Bugis dalam Lontarak Latoa Desertasi

Royyan, Muhammad Danial Sejarah Tahlil (Kendal : LTN NU bekerjasama dengan Pustaka Amanah Kendal. 2013

Saifullah. Sejarah dan Kebudayaan Islam di Asia Tenggara. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010

Sewang, Ahmad M. Islamisasi Kerajaan Gowa: abad XVI sampai abad XVII, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005

Sutrisno, Budiono Hadi.. Sejarah Walisongo Misi Pengislaman di Tanah Jawa. Yogyakarta: GRAHA Pustaka 2009

Syam, Nur Madzhab-Madzhab Antropologi, Surabaya: LKiS, 2006.

Tarwilah. Peranan Walisongo Dalam Pengembangan Dakwah Islam. Ittihad, Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan, 2006.

Thoyibi, M. et al., ed., Sinergi Agama dan Budaya Lokal, Surakarta: Muhammadyah University Press, 2003

Yusuf, Mundzirin dkk, Pokja Akademik Islam dan Budaya Lokal. Yogyakarta: 2005

Published
2021-06-01
How to Cite
Ibrahim, N. (2021). KAJIAN KRITIS AKULTURASI ISLAM DAN BUDAYA LOKAL. Rihlah: Jurnal Sejarah Dan Kebudayaan, 9(1), 23-40. https://doi.org/10.24252/rihlah.v9i1.16744
Abstract viewed = 504 times