SEJARAH PERKEMBANGAN ORIENTALIS

  • Susmihara Susmihara UIN Alauddin Makassar

Abstract

Minat orang Barat untuk mengkaji Timur termasuk Islam sudah berlangsung cukup lama dan telah menmpuh fase-fase historis tertentu. Setiap fase perkembangan  orientalis itu memiliki ciri dan tendensi yang berbeda. Fase sebelum melutusnya perang salib, tujuan para oritentalis  adalah memindahkan ilmu pengetahuan dari dunia Islam ke Eropa. Fase masa perang salib, Peter sebagai kepala Biara Cluny memerintahan para sarjana dan penerjemah untuk menerjemahkan teks-teks Arab ke bahasa latin. Dalam proses penerjemahan ini, terjadilah cerita-cerita negatif yang ditujukan kepada pribadi Nabi Muhammad saw. Cerita-cerita pada dasarnya akibat dari kekalahan Kristen dalam Perang Salib. Fase masa pencerahan di Eropa ditandai keinginan para orientalis untuk mencari kebenaran. Pada masa ini kekuatan rasio mulai meningkat sehingga lahirlah karya-karya yang dianggap objektif, bahkan berisi penghargaan kepada Nabi Muhammad dan Alquran. Hal ini didorong oleh motif ekonomi dan politik. Orang Barat pada saat ini, berkeinginan menguasai Timur, oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan Timur secara objektif dan menyeluruh, agar dapat menyusun strategi  untuk mencapai tujuan itu. Mulai abad ke 19 sampai sekarang para orientalis secara teratur mengadakan kegiatan seperti kongres-kongres, mendirikan lembaga-lembaga kajian ketimuran, mendirikan  organisasi-organisasi ketimuran dan menerbitkan majalah-majalah.     

References

Ahdal, M.Qadari, Hiwarat Ma'a Urubiyyin Ghairu Muslimin diterjemahkan dengan judul Studi Wawancara dengan Sepuluh Tokoh Orientalis; Meneliti Persepsi Pakar Barat Tentang Islam. Surabaya: Pustaka Progresif, 1996.

al-‘Aqīqy, Najīb, al-Mustasyriqūn, Cet. IV, Jilid II. Mesir: Dār al-Ma’arif, t.th.

al-Bāhi, Muhammad al-Fikr al-Islāmī al-Hadīts wa Shilātuh bi al-Isti’mār al-Garīb, Cet. XII, t.tp. Maktabah Wahbah, 1991.

Dewan Redaksi Inseklopedi Islam, Inseklopedi Islam Jilid IV. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1999.

Echols, John dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia. Cet. XXIII; Jakarta: Gramedia, 1996.

Esposito, John L., at. all, The Oxford Ensyclopedia of the Modern Islamic World diterjemahkan dengan oleh Eva Y.N dkk dengan judul Ensilopedi Oxford Dunia Islam Modern Jilid III. Bandung: Mizan, 2001.

Hanafi, Hassan, Muqaddimah fi 'Ilm al-Istighrab diterjemahkan oleh M. Najib Bukhori dengan judul Oksidentalisme; Sikap kita terhadap Tradisi Barat Jakarta: Paramadina, 2000.

Madkour, Ibrahim fi al-Falasafah al-Islamiyah Manhaj wa Taṭbīquh diterjemahkan oleh Yudian Wahyudi dengan judul Filsafat Islam Metode dan Penerapannya bagian I. Cet. III; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.

Jamilah, Maryam, Islam and Orientalism diterjemahkan oleh Machnun Husein dengan judul Islam dan Orientalism. Cet. II; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997.

Mahmud, Moh. Natsir,.,Orientalisme Al-Qur’an di Mata Barat (sebuah Studi Evaluatif), Semarang: Dimas, 1997.

Nasution, Harun, Islam Rasional; Gagasan dan Pemikiran Cet. II; Bandung: Mizan, 1995.

Sabrah, Affaf, al-Mustasyriqun: Musykilat al-Hadharah. al-Qahira: Dar al-Nahdhah al-Arabiyah, 1975.

Said, Edward W. Orietalism diterjemahkan oleh Asep Hikmah dengan judul Orientalisme. Cet. III; Bandung: Pustaka, 1996.

Shihab, Alwi, Islam Inklusif Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama. Cet. IV; Bandung: Mizan, 1999.

……..., Membedah Islam di Barat, Menepis Tudingan Meluruskan Kesalahpahaman. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004.

Sou'yb,Yoesoef, Orientalisme dan Islam. Cet. II; Jakarta: Bulan Bintang, 1990.

Published
2017-06-03
How to Cite
Susmihara, S. (2017). SEJARAH PERKEMBANGAN ORIENTALIS. Rihlah: Jurnal Sejarah Dan Kebudayaan, 5(1), 41-53. https://doi.org/10.24252/rihlah.v5i1.3182
Section
artikel
Abstract viewed = 12846 times