Budaya Bakiauan di Sampanahan Kotabaru, Kalimantan Selatan

(Perspektif Islam dan Sosio-Kultural di Masyarakat)

  • Muhammad Noor Ridani Ridani UIN Antasari Banjarmasin
    (ID)
  • M. Sanusi Helmi UIN Antasari Banjarmasin
    (ID)
  • Dini Awwalia UIN Antasari Banjarmasin
    (ID)
  • Rizqa Ananda UIN Antasari Banjarmasin
    (ID)
  • Muhammad Syarif Hidayatullah UIN Antasari Banjarmasin
    (ID)

Abstract

Abstract

In Kotabaru, there is a culture known as bakiauan for wedding banquets. It is an attitude of mutual cooperation between residents as a family and emotional strength to work together to minimize the high cost of wedding parties in their area that has been carried out for generations by the community. This article will analyze the culture in depth by considering two values, namely Islamic and socio-cultural values. This research aims to find out about how the culture of social norms and religiosity of the community integrate each other in this bakiauan culture. The method used in this research is the analysis of primary legal materials in the form of the Koran and relevant Hadiths, literature studies, and interviews with several Kotabaru people who have carried out this culture for generations with a sociological approach. Based on this, the results show that the preservation of this culture is motivated by a sense of family and strong emotional ties. So that with the announcement of a wedding party in their community, residents automatically come to help each other fulfill the various needs of the wedding event. The Islamic perspective is used to provide a view that the importance of a sense of Taawun (helping) between fellow humans to ease each other's burdens and an unbroken sense of friendship. The Socio-cultural perspective is used to explain the sociological aspects contained in this culture so that the sense of kinship between communities is getting stronger which goes straight with the noble culture of the Indonesian nation. This discussion leads to the importance of preserving this culture which has a positive influence on society, especially helping during sacred ceremonies, namely marriage events that require a lot of money. This article is expected to be able to contribute to readers about the importance of helping in matters of worship to get closer to God through the Bakiauan culture.

Keywords: Culture, Bakiauan, Islamic Value, Socio-cultural.

 

 

Abstrak

Di Kotabaru, dikenal sebuah budaya bakiauan untuk acara walimah perkawinan. Yaitu sikap gotong royong antara warga secara kekeluargaan dan kekuatan emosional untuk bahu membahu meminimalisir mahalnya biaya pesta perkawinan di daerah mereka yang sudah turun temurun dilaksanakan oleh masyarakat. Artikel ini akan menganalisis budaya tersebut secara mendalam dengan mempertimbangkan dua nilai yaitu nilai Keislaman dan Sosio-kultural. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana budaya norma sosial dan religiositas masyarakat saling berintegrasi pada budaya bakiauan ini. Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah analisis bahan hukum primer berupa Al-Quran dan Hadis yang relevan, studi literatur, dan wawancara dengan beberapa masyarakat Kotabaru yang turun temurun telah melaksanakan budaya ini dengan pendekatan sosiologis. Berdasarkan hal tersebut, hasil penelitian menunjukkan bahwa pelestarian budaya ini dilatarbelakangi oleh rasa kekeluargaan masyarakat dan ikatan emosional yang kuat. Sehingga dengan diumumkannya pesta pernikahan di masyarakat mereka, para warga otomatis berdatangan untuk saling bantu memenuhi berbagai keperluan acara perkawinan tersebut. Perspektif Islam digunakan untuk memberikan pandangan bahwa pentingnya rasa Taawun (tolong menolong) antar sesama manusia untuk saling meringankan bebannya dan rasa silaturahmi yang tak terputus. Perspektif Sosio-kultural digunakan untuk menjelaskan aspek sosiologis yang terkandung pada budaya ini sehingga rasa kekeluargaan antar masyarakat semakin kuat yang berjalan lurus dengan budaya luhur bangsa Indonesia. Diskusi ini mengarah kepada pentingnya melestarikan budaya ini yang memiliki pengaruh positif pada masyarakat khususnya membantu saat upacara sakral yaitu acara perkawinan yang memerlukan banyak biaya. Artikel ini diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada pembaca mengenai pentingnya tolong-menolong pada perkara ibadah mendekatkan diri kepada Allah melalui budaya Bakiauan.

 

Kata Kunci: Budaya, Bakiauan, Nilai Keislaman, Sosio-kultural

References

Abdussamad, Zuchri. Metode Penelitian Kualitatif. CV Syakir Media Press, 2021.

Amalia, Mia, Ni Putu Sinta Dewi, Nur Aida Kubangun, Yenny Febrianty, dan Imanuel Besituba. Pengantar Sosiologi. Sumatera Barat: PT Mafy Media Literasi Indonesia, 2023.

An-Nawawi, Yahya Bin Saraf. Riyadh Al-sholihin (Garden Of Righteous). Lebanon: Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah, 2010.

Anwar, Khairil. Teologi Dan Budaya Islam Masyarakat Banjar. Yogyakarta: K-Media, 2022.

Atmah. Pelaksanaan Adat Bekiauan di Desa Sampanahan Hulu, Kotabaru, 17 November 2023.

Hadi, Kisno. “Politik Etnik dan Kekeluargaan Sebagai Sumber Perilaku Politik Masyarakat Pedesaan di Barito Selatan.” Jurnal Kawistara 13, no. 1 (30 April 2023): 69–88. https://doi.org/10.22146/kawistara.73956.

Hamsidah. Pelaksanaan Adat Bekiauan di Desa Sampanahan Hulu, Kotabaru, 17 November 2023.

Insani, Angesti Ardelia. “Penanaman Jiwa Nasionalisme Guna Menghadapi Kerusakan Tatanan Bahasa Dan Budaya Lokal Di Era Globalisasi.” Jurnal Global Citizen : Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan 11, no. 2 (2 Desember 2022): 1–8. https://doi.org/10.33061/jgz.v11i2.6754.

Khafifah. Pelaksanaan Adat Bekiauan di Desa Sampanahan Hulu, Kotabaru, 17 November 2023.

Luriadi, Sahwan, Muhammad Irwan, dan Sahri. “Implementasi Prinsip Ta’awun Pada Budaya Banjar Untuk Pemberdayaan Ekonomi Ummat (Studi Kasus Di Desa Santong Kecamatan Terara Kabupaten Lombok.” Jurnal Oportunitas : Ekonomi Pembangunan 1, no. 2 (23 September 2022). https://doi.org/10.29303/oportunitas.v1i2.296.

Mahendra, Dian, dan Hendrokumoro Hendrokumoro. “Relasi Kekerabatan Bahasa Sasak dan Bahasa Banjar.” Deiksis 14, no. 2 (14 Juli 2022): 125–41. https://doi.org/10.30998/deiksis.v14i2.10316.

Mahmud, Muhammad. “Eksistensi ‘Urf Dan Adat Kebiasaan Sebagai Dalil Metode Hukum Islam.” Al-Mau’izhah: Jurnal Ilmu Keislaman Dan Ilmu-Ilmu Sosial 9, no. 1 (14 Agustus 2023): 221–36.

Musdalifah, Intan, Hamidah Tri Andriyani, Krisdiantoro Krisdiantoro, Afif Pradana Putra, Moh Ali Aziz, dan Sokhi Huda. “Moderasi Beragama Berbasis Sosio Kultural Pada Generasi Milenial Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.” Sosial Budaya 18, no. 2 (31 Desember 2021): 122–29. https://doi.org/10.24014/sb.v18i2.15437.

Naina, Siti Arbaina Juliana, Maryamah Maryamah, Sri Dewi Sartika, dan Neli. “Konsep Adat Dalam Peradaban Melayu.” Jurnal Multidisipliner Kapalamada 2, no. 03 September (29 September 2023): 186–92.

Nasrullah, Riki, dan Arip Budiman. “Kajian Linguistik Kognitif Pada Imbuhan Ber-dalam Bahasa Indonesia.” Ranah: Jurnal Kajian Bahasa 11, no. 2 (19 Desember 2022): 478–88.

Sulistyoko, Arie, dan Anwar Hafidzi. “Tradisi Maantar Patalian Pada Perkawinan Masyarakat Adat Banjar Kalimantan Selatan (Telaah Antropologis Dan Sosiologis).” An-Nuha : Jurnal Kajian Islam, Pendidikan, Budaya Dan Sosial 7, no. 1 (15 Juli 2020): 19–32. https://doi.org/10.36835/annuha.v7i1.327.

Sunarno, Ali, Anisa Dewi, Debi Rumenta Sitorus, Erni Supriyani, dan Mia Handriani. “Eksistensi Uang Jujuran Dalam Pernikahan Adat Banjar: Perspektif Tokoh Agama Dan Generasi Muda.” Jurnal Ilmiah Muqoddimah : Jurnal Ilmu Sosial, Politik, dan Humaniora 7, no. 2 (3 Agustus 2023): 414–19. https://doi.org/10.31604/jim.v7i2.2023.414-419.

Syakhrani, Abdul Wahab, dan Muhammad Nafis. “Islam Sebagai Agama Dan Islam Sebagai Budaya Dalam Masyarakat Banjar.” Mushaf Journal: Jurnal Ilmu Al Quran Dan Hadis 2, no. 3 (13 Maret 2022): 270–74.

Syuhada, Harjan, dan Fida’ Abdillah. Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2021.

Widaty, Cucu, dan Rahmat Nur. “Ritual Mandi Pengantin Dalam Upacara Perkawinan Adat Banjar Di Martapura Kalimantan Selatan.” Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora 13, no. 2 (1 Oktober 2022): 749–57. https://doi.org/10.26418/j-psh.v13i2.58086.

Yati, Rohmi. “Kesantunan Berbahasa Dalam Adat Banjar Baantaran Jujuran (Language Politeness in the Traditional Banjar Baantaran Jujuran).” Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pembelajarannya 13, no. 1 (3 April 2023): 76–91. https://doi.org/10.20527/jbsp.v13i1.10703.

Published
2024-06-28
How to Cite
Ridani, M. N. R., M. Sanusi Helmi, Dini Awwalia, Rizqa Ananda, & Muhammad Syarif Hidayatullah. (2024). Budaya Bakiauan di Sampanahan Kotabaru, Kalimantan Selatan : (Perspektif Islam dan Sosio-Kultural di Masyarakat). Rihlah: Jurnal Sejarah Dan Kebudayaan, 12(01), 1-12. https://doi.org/10.24252/rihlah.v12i01.47025
Abstract viewed = 296 times